Insiden

1.9K 272 18
                                    

Sejauh yang Arin tahu, seorang Aruna Maheswara adalah sosok yang begitu tegar dan luar biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejauh yang Arin tahu, seorang Aruna Maheswara adalah sosok yang begitu tegar dan luar biasa. Arin tidak pernah bertemu sosok sebaik Aruna. Paras dan kepribadiannya sangat disukai oleh banyak orang. Sosok yang sempurna.

Aruna adalah orang yang friendly. Ia mudah bergaul dengan siapa saja. Jadi tidak heran jika banyak yang menaruh hati pada gadis tersebut. Termasuk seorang Sagara Artamadja.

Arin sangat bersyukur atas kedatangan Sagara dalam hidup Aruna. Lelaki tersebut mampu menjaga Aruna dan menyayanginya dengan segenap hati. Semuanya terlihat begitu sempurna dan bahagia. Mereka berdua saling melengkapi satu sama lain.

Berkenalan dengan Sagara, membuat Arin bertemu dengan sosok Raden Arkasena. Sosok yang mengisi ruang istimewa di hati Arin.

"ARINN!"

Arin menatap malas sepupunya itu, "Kenapa?".

Sang sepupu yang tidak lain adalah Aruna terkekeh, "Nanti lo mesti ikut ya! Awas kalo ga ikut! Gue sleding lo nanti!" Ancamnya.

"Ck! Iya iyaa".

Aruna tersenyum, memeluk Arin singkat, "YEYY ASIKK!".

Malam itu, sekolah mereka mengadakan sholat tarawih berjama'ah di sekolah. Acara berjalan dengan mulus. Semua terlihat senang. Para siswa dan siswi saling bersenda gurau. Suasana yang amat hangat.

Arin ingat, acara tersebut selesai sekitar pukul 10:00 malam. Arin ingat, ia berjalan bersama dengan Aruna sampai ke gerbang.

"Arinnn, pulang bareng gue yaaa?" Pinta Aruna.

Arina melirik jam di tangannya, "Kali ini kayaknya gak bisa deh, na".

Aruna memanyunkan bibirnya, "Kenapaa?".

"Gue ada janji sama Wenda." Tutur Arin.

Aruna pun mencoba untuk memakluminya, "Okelah, gue naik bis aja".

"Lohh? Ga dianter Saga?" Tanya Arin heran.

Aruna menggeleng pelan, "Kak Sagara ada urusan."

Arin nampak tidak yakin dengan keputusan Aruna, "Pesen taxi aja ya? Udah malem ini".

Aruna menolak, "Enggak mau, lagian gue kan jago silat rin, hehe! Gak usah khawatir, everything will be fine".

Saat itu Arin tidak tahu. Ia membiarkan Aruna pergi. Arin masih ingat jelas senyuman hangat gadis itu, serta bagaimana ia berlari  dan melompat kecil melewati gerbang sekolah. Senyuman yang tidak akan bisa Arin lihat lagi.

KOST GOOGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang