Double Up 😉
Bagaimana? Kapal mulai oleng kapten?*****
Tante Siwi dan Dipta pulang tak lama kemudian. Rencana Dipta yang ingin ngobrol terkait progres Resto Papanya pun tertunda. Kalau sama Mamanya tentu gak bisa berlama-lama singgah. Mey, pulang setengah jam kemudian setelah ngobrol denganku sambil menemani makan soto.
Tadi, dia diminta Ummi untuk mengantarkan potongan sayur sop siap masak, dan adonan perkedel kentang siap goreng. Katanya supaya besok pagi tinggal cemplung-cemplung dan goreng-goreng, sehingga tak butuh banyak tenaga untuk masak dan menyiapkan Mas Bram sarapan.
Ummi masih khawatir banget sepertinya, padahal aku sudah merasakan badanku sehat.
"Baca apa? Sudah jam sembilan lho Sayang." Mas Bram memperingatkanku yang duduk selonjor kaki di sofa ruang tamu, masih lengkap dengan dress kembang-kembang dan jilbab instan. Tadi, aku mengganti daster tipis bertali spageti ketika menunggu kiriman sotoku datang.
"Masih baca buku yang waktu itu Mas, kan belum selesai." aku menunjukkan buku cover merah muda karya dr. Irfan.
"Besok lagi, ayo tidur." Mas Bram mengulurkan tangan, tepat ketika deru mobil tetangga depan berhenti. Dari jendela rumah kami yang kordennya belum menutup, aku dan Mas Bram bisa melihat Fahmi turun.
"Kok dia di sini Mas? Ini kan malam minggu." tanyaku heran.
"Lha, itu kan rumahnya."
"Maksudku, dia gak pulang ke rumah istri keduanya itu ya?"
Mas Bram diam, matanya ikut melihat gerakan Fahmi yang membuka pagar rumah lalu memasukkan mobilnya. Turun lagi, sendirian.
"Nahkan, Istrinya kemana ya? Masa pisah juga?"
***
"Aku bawain Puding nih."
Esoknya, aku tak kuasa lagi mengelak saat Linda tiba-tiba datang membawa puding coklat susu mix pandan kesukaanku. Liurku sudah menetes rasanya.
Adel yang makin banyak perbendaharaan katanya juga ikut. Raka dan Kyan kata Linda diajak Papa nya ke Car free day di Jalan Benteng, mumpung hari Minggu katanya.
Kira-kira Linda tahu nggak ya, mantan Suaminya sekarang jadi tetangga depanku.
"Makasiiiiiih Budeee," ucapku sumringah.
"Buda Bude, Onty lah."
Aku terkekeh, menerima puding dan memasukkannya ke dalam lemari es, "Lho kan lahirnya duluan kamu dua bulan, ya anakku manggil bude dong."
"Terserah wes, sing penting sehat."
"Aamiin."
Linda menurunkan Adel di karpet ruang tengah, menyalakan TV dan mencari channel anak-anak.
"Suamimu mana? Kok sepi."
"Oh fitnes sama Dipta deket sini aja kok."
Linda manggut-manggut. Aku membuatkannya teh hangat dan meletakkannya di meja TV, supaya jauh dari jangkauan Adel.
"Kalau buah ambil sendiri di meja ya, nggak ada camilan Lin, baru balik kemarin sore." aku nyengir.
"Gampang, duduk sini aja, kamu gimana kabarnya? Lama ya kita gak ngobrol-ngobrol kek gini, terakhir jenguk waktu opname, habis itu aku full orderan Rin, maap ya."
"Gak papa, eh aku duduk atas ya."
"Iya santai." Linda duduk dibawah sambil mengawasi anaknya, "Kamu nggak mual?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Marriage (JPB Sesi 2) [TERBIT]
General Fiction"Telat lagi kan Mas jadinya, beberapa hari ini kita telat terus lho Mas, kan gak enak sama Bu Titi. Kenapa Mas suka pagi sih, jadinya ketiduran lagi kan??" -Karin- "Pengennya pagi Rin, mau gimana lagi." -Bram- Ada yang bilang, ISTRI seperti Kota de...