Cinta membutuhkan perasaan dan kesetiaan mendalam,
tanpa keduanya cinta bukanlah cinta.
Cinta sejati itu abadi dan memiliki komitmen bertanggung jawab.
Cinta butuh kebebasan memilih, tapi tidak untuk meraih sesuatu.
-C.G Jung, Psikolog besar Swiss-*********************************************
"Sejak kapan Istriku jadi berani begini?"
Tangan Mas Bram memainkan ujung rambutku yang sebahu. Aku hanya menutup wajahku malu, makin membenamkannya ke dalam pelukan Mas Bram.
Lelaki itu hanya tertawa, "Aku sampai belum ke kamar mandi lho cuci kaki, pengen banget dari tadi ya? aduduh, sakit sayang!" protesnya saat tangan kananku mencubit pinggangnya yang polos di balik selimut yang menutup tubuh kami.
Duh, rasanya masih malu. Jantungku rasanya deg-degan tak karuan.
"Mas mandi gih, gantian, kupanasin dulu nasi gorengnya."
"Nanti saja."
"Gak laper? Sudah jam..." aku melirik jam dinding dan melotot kaget, sudah jam delapan lewat, bahkan hampir setengah sembilan malam. Astaga!Mas Bram tertawa melihat perubahan wajahku dan makin mempererat pelukannya.
"Linda bagaimana tadi?" tanyanya kemudian, kami masih saling berhadapan, tidur berpelukan.
"Yah...gitu."
"Tadi Fahmi datang?"
"Datang, kalau gak ada Linda pengen kutabok rasanya." aku kesal, ya aku mewakili perempuan pada umumnya yang rasanya kesal bukan main dan anti perselingkuhan, apapun alasannya selingkuh tetap salah, apalagi sudah ada tiga anak kicik.
"Itu Linda yang gugat ya?"
Aku mengangguk, Linda memang yang menggugat cerai. Aku bercerita singkat siapa wanita yang menjadi pihak ketiga rumah tangga mereka, Mas Bram mendengarkan dengan seksama. Sebenarnya, aku ingin sekali mencari wanita itu, wanita yang dengan rela bercerai dengan Suaminya dan kembali menggoda Fahmi untuk kedua kalinya. Jangan lupa, awal pernikahan mereka, wanita itu sudah pernah masuk.
"Kalau dulu, Linda masih memberi kesempatan, kalau yang sekarang sudah fatal, meskipun Fahmi memohon sekalipun, ini sudah fatal Mas, perempuan mana yang mau di duakan? kesel aku jadinya."
Mas Bram meringis, aku menatapnya sinis.
"Awas saja kalau Mas Bram seperti itu juga."
"Kok jadi aku?"
"Kalau gak puas sama aku itu bilang, gak usah diam-diam punya istri simpanan."
"Memang kalau bilang, bakal dicarikan istri lagi?"
"Gak gitu konsepnya Paaaak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Marriage (JPB Sesi 2) [TERBIT]
Fiksi Umum"Telat lagi kan Mas jadinya, beberapa hari ini kita telat terus lho Mas, kan gak enak sama Bu Titi. Kenapa Mas suka pagi sih, jadinya ketiduran lagi kan??" -Karin- "Pengennya pagi Rin, mau gimana lagi." -Bram- Ada yang bilang, ISTRI seperti Kota de...