Tes, apa part ini terbaca? Sepertinya WP eror kah karena ndak ada notif.
******
****
Terasa ada desiran aneh. Kalau kata para pujangga, seakan ada ribuan kupu-kupu yang terbang di dalam perut. Peluhnya menetes di wajahku, wajahnya tampan mempesona. Aku sudah dibuatnya melayang. Entah ini sudah puncak keberapa yang kurasakan.
Mas Bram sepertinya akan mencapai kemenangannya, hidungnya terlihat memerah, dan tiba-tiba saja...
"Ma poooo."Suara lirih kekanakan terdengar di luar pintu kamar, diiringi ketukan lembut. Astaga Rara. Aku menutup mulut supaya tidak kelepasan suara.
"Rara mau bobok sama Ma poo Uti…. " rengekannya terdengar. Aku dan Mas Bram saling tatap dengan bingung. Tanggung dong.
"Ma poo lagi bobok kayaknya Nak, bobok sama Uti aja ya."
Aduh, mukaku makin merah, maluuuu sekali, sepertinya Ibu mertuaku paham.
"Nggak mau… sama Ma Poo."
"Mas…" bisikku pelan, menahan supaya tidak terdengar diantara nafasku yang tersenggal.
Mas Bram paham, dia tahu apa yang harus dilakukannya. ASTAGA, jadi ini ya rasanya kalau sudah ada anak nantinya.
Aku dan Mas Bram menahan tawa setelahnya.
Bersambung
*****
Insya Allah, tapi gak janji, mungkin nanti double up, mungkin lho ya ✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Marriage (JPB Sesi 2) [TERBIT]
General Fiction"Telat lagi kan Mas jadinya, beberapa hari ini kita telat terus lho Mas, kan gak enak sama Bu Titi. Kenapa Mas suka pagi sih, jadinya ketiduran lagi kan??" -Karin- "Pengennya pagi Rin, mau gimana lagi." -Bram- Ada yang bilang, ISTRI seperti Kota de...