Aku duduk di tepi ranjang dengan gurat kecewa. Tanganku memegang test pack yang masih belum terbuka. Harap-harap cemas dari kemarin siang terjawab saat pagi ini, bahkan benda kecil panjang terbungkus kemasan biru putih yang sering di upload pasangan muda di media sosial itu pun belum terbuka.
"Nggak papa Sayang." Mas Bram berjongkok di depanku, merelakan batal wudhu demi menggenggam tanganku yang saling tertaut di atas pangkuan dengan test pack di tangan. Dia berharap, kesedihanku mengurai lewat genggamannya.
"Mas Bram kecewa?" tanyaku tercekat, tak berani memandangnya. Semalam, dengan hati riang dan berdebar aku menceritakan perubahan tubuhku, perut yang kaku, payudara nyeri dan sensitif, termasuk lebih doyan makan ketimbang hari-hari sebelumnya.
Pendek cerita, semua tanda-tanda kehamilan kurasakan. Mas Bram ikut senang. Namun, pagi ini saat bangun tidur, flek coklat muda muncul. Meruntuhkan bahagia dan harap yang sempat terbangun.
"Nggak Sayang, nggak.."
"Maaf ya Mas," lirihku pelan, mata yang berkabut, mulai meneteskan air mata
"Nggak ada yang salah Sayang," tuturnya lembut, "Belum saatnya saja.. ." tangan kanannya terulur, menghapus air mata yang meluncur begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Marriage (JPB Sesi 2) [TERBIT]
Genel Kurgu"Telat lagi kan Mas jadinya, beberapa hari ini kita telat terus lho Mas, kan gak enak sama Bu Titi. Kenapa Mas suka pagi sih, jadinya ketiduran lagi kan??" -Karin- "Pengennya pagi Rin, mau gimana lagi." -Bram- Ada yang bilang, ISTRI seperti Kota de...