"Maaf aku sembelit...hhufft!"
Wendy melirik jam klasik yang berdiri kokoh tepat disudut panggung, wajahnya sedikit dihiasi senyum kecut merasa tak enak teman temannya sudah menunggu, Jarum jam menunjukkan sudah pukul 5 lewat, mereka telat 20 menit dari latihan yang disepakati tadi malam,
Tanpa banyak gerakan tambahan ia menaruh lembaran partitur itu dihadapannya, tongkat ditangannya sudah siap diayun mengikuti ketukan dalam partitur, masing masing dengan alat musik yang dipegangnya terdiam dalam konsentrasi extra, keheningan dalam hall musik Revelhouse pagi buta begini membuat orang-orang melirik Yeji karena detak jantungnya yang berdebar heboh,
"Relaks.. kita baru latihan"
Senyum cool konduktor imut itu membuat Yeji tersenyum penuh seperti sebuah cengiran polos,
Lambaian pelan dari aba-aba wendy mulai menghasilkan gema musik yang padu dari gesekan qwartet Violin yang membahana indah, orkestra kecil itu memainkan gubahan sederhana milik Johann pachelbel, *piece berjudul Canon in D Major,
Irene, Lia, Joy dan Jennie, memainkan qwartet violin, Jisoo, Ryujin, Yeji, dan Yerim penuh konsentrasi sebagai qwartet Cello, Chaeryeong dengan anggun memetik dawai harpa, Yuna, Lisa dan Seulgi meniup flute sementara Rose tidak jauh ditempat Wendy berdiri, duduk memainkan Harpischord,
Setidaknya lebih dari 10 jenis gubahan yang mereka mainkan setiap kali latihan, walau lelah bagaimana pun, mereka harus tetap berlatih extra untuk pertunjukan musik klasik ini, penampilan mereka akan disaksikan oleh para orang tua di malam puncak nanti,
latihan selesai sebelum pukul sembilan pagi, yang lain sudah bersiap untuk pertandingan polo,...
...
...
"Waahh... tim Minatozaki Sana menurunkan siswi tingkat 1 ya?"
Lisa menggumam sambil fokus dengan teropongnya, tribun penonton yang Agak berjarak dengan lapangan membuat mereka biasanya menggunakan alat tersebut untuk mengikuti pertandingan Polo,
"Hahahaahaha lihat Jennieku sangat mungil" :D
Jisoo melambai heboh walau sudah pasti Jennie tak akan melihatnya,
"Black Mamba?? Apakah kita perlu membuat nama tim juga?
Yuna bertanya sedikit khawatir, Kuda kuda indah mulai masuk dipandu pemiliknya, nyalinya mendadak ciut, postur tubuh yang menawan dan visual yang memukau dari tim berjulukan Black Mamba mencuri fokus hampir semua siswi yang ada di tribun penonton, semua berdecak kagum,
"We don't have to"
Rose tersenyum lembut, dua adik tingkatnya terlihat gugup, Polo termasuk pertandingan yang paling banyak ditonton dibandingkan pertandingan Lain di Revelhouse, suara ngegas Eunji sang komentator pertandingan memanas-manasi masing masing pendukung Tim lewat pengeras suara,
"Jangan gugup ya, bersenang-senanglah ini hanya permainan!"
Jennie, Rose, Jisu dan Yuna memasuki lapangan tidak kalah menawan, komunitas asrama lantai dasar yang diketuai Lisa dan Yeri mulai gaduh membawa teman-temannya yang lain untuk ikut bersorak melihat tim mereka masuk di lapangan, entah sejak kapan Toa itu dibawanya, pertandingan mendadak panas baru dimenit awal,
"Unnie, pertandingan panah akan segera dimulai~"
Wajah merona Ryujin yang tidak bisa sembunyi itu terlihat sungkan mengetuk bahu Irene yang duduk 3 bangku dari tempatnya, untung saja suara kecilnya yang malu malu dapat didengar jelas hingga Seulgi juga ikut menoleh, Irene mengangguk mengerti, ia Langsung beranjak meninggalkan tribun, semburat merah diwajah Ryujin semakin jelas tidak lama setelah Irene pergi,
KAMU SEDANG MEMBACA
[SEULGI x IRENE] THE HEIRS || FINALLY END
General Fiction"SELAMAT DATANG DI SEKOLAH PARA PEWARIS" sekolah asrama wanita yang misterius, romantisme yang tak terelakkan, pesona pesona para pewaris yang bergelora,