Suara angin laut yang menghembus kencang melewati kapal yang Yang Sima tempati seakan memberi sedikit ketenangan baginya. Terlebih ada seorang tukang warung dekat pelabuhan Merak yang berbaik hati mempersilahkan warungnya untuk Sima pakai bermalam menunggu pagi, dan Tukang warung itu memang paham betul keadaan di sekitar pelabuhan merak. Jadinya Dia merasa kasihan kepada orang yang ingin melakukan perjalanan melewati jalur pelabuhan merak. "Tujuan sebenarnya mau kemana?" tanya tukang warung yang berusia sudah senja tersebut. "mau pulang ke Jambi pak, tepatnya disekitar Gunung Kerinci." jawab Sima dengan sedikit menunjukan logat khas melayu Jambi. "ouhh merantau ya, pantes. Soalnya orang andalas tidak akan merantau kecuali sudah siap segalanya".Jawab tukang warung yang kelihatannya berpengalaman itu. Sima pun hanya tersenyum mengangguk. Lalu dia pun merebahkan tubuhnya di bangku yang cukup besar di dalam warung itu. Percakapan malam itu pun berakhir.
Cerita pun berlanjut di kapal. Dengan wajah yang terheran-heran diliputi takjub, ia terus menanyakan berbagai persoalan kedalam dirinya. Seakan tak percaya bahwa ada banyak sesuatu yang belum di terkuak selama ini. "mungkin semua jawabannya ada di Datuk". Terlebih Datuk Pasak Bumi Jarang sekali berkata tentang masa laluku . "Apalagi, sewaktu belajar Silat, Aku tak pernah belajar gerakan secepat itu dari Datuk, terlebih preman-preman itu takut setengah mati melihat tatapanku" .demikian pertanyaan yang dilontarkan ke dalam dirinya. "Ini tambah aneh, kenapa preman itu sampai lari setelah aku menatapnya serius? Padahal muka ku tidak seseram itu." ungkap Sima dalam hatinya sambil sedikit terkekeh-kekeh.
Tak terasa, tibalah Sima di pelabuhan bakauheni Lampung. Dia pun langsung mencari kendaraan umum jurusan yang menuju ke provinsi Jambi. dengan menempuh perjalanan kurang lebih 200 km, satu hari suntuk baginya turun naek kendaraan, akhirnya tibalah ia di kampung halamannya.
BERSAMBUNG........

KAMU SEDANG MEMBACA
Cindaku - The Rise Of Legend
Historical FictionKetika Diri menyadari bahwa darah yang mengalir berwarna biru. Kehidupan biasa pun seketika berubah jadi Seru... Sima Anggara tak bisa berkata apa-apa setelah mengetahui bahwa Generasi ke-4 Ksatria Harimau Cindaku berada didirinya. Sang legenda...