3. Preman yang Malang

116 9 0
                                    

Di kontrakan, Sima terus berfikir bagaimana jalan yang terbaik selanjutnya, apakah bertahan di Jakarta, atau pulang ke Sumatera."Uang hanya cukup untuk membayar kontrakan dan makan 10 hari. Sedangkan disini udah gaada lagi kerjaan". Ungkap Sima sambil memandang amplop yang berisi uang pesangon tadi.

Tapi Daripada harus bertahan di metropolitan yang keras,Sima akhirnya memutuskan untuk mudik alias pulang ke kampung halamannya."Mending uang ini kupakai ongkos pulang saja, kebetulan kan aku ingin menanyakan perihal mimpi yang sering aku alami."setelah itu Sima beres - beres kontrakan dan memasukkan apa saja yang harus dibawa ke dalam tas. Tak lupa ia meminta maaf ke ibu pemilik kontrakan karena tidak bisa membayar tunggakannya selama ini ke dalam secarik kertas.

Pada sekitar 21:30 WIB saat suasana mulai agak sepi Sima pun pergi menuju pelabuhan, Ia mencegah sebuah angkot jurusan yang dekat ke sana. Setelah sampai ke dekat pelabuhan, Sima langsung mencari tempat bermalam. Tapi setelah berjalan beberapa meter, ia di hadang segerombolan preman yang mau merampok didirinya."Harta atau nyawa" ancam si preman itu. "Ta ada pilihan yang bagus bang?" jawab Sima sembari nada yang datar."mau melawan lho hah?" ucap si preman sambil nodongin pisau. Dengan cepat diatas rata - rata, Sima menangkis pisau tersebut dan terjadilah pertarungan yang tidak seimbang tersebut.

Mengetahui kalau lawannya bukan sembarangan, salah satu komplotan preman itu akhirnya mengeluarkan pistol dari saku bajunya. Seketika meletuslah satu tembakan yang mengarah ke arah Sima, bersamaan dengan mata Sima yang mulai berubah warna menjadi kuning keemasan. Dengan cepatnya Sima menghindari tembakan dari arah kurang dari 4 meter. "Kayaknya dia manusia jadi-jadian, kita kabur aja. " dengan diiringi ketakutan, si preman itu akhirnya lari terbirit-birit.

BERSAMBUNG.......

Cindaku - The Rise Of LegendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang