"Sima hilang Datuk!"
Teriak Eko sambil panik. Namun Datuk justru tenang mendengarnya karena sudah tahu dimana Sima.
"sudah jangan dipermasalahkan, Sima tidak kemana-mana. Dia hanya menenangkan diri dulu"
Sambil sedikit tersenyum.
"Ayo kita lanjutkan latihanya" ucap Datuk.
Menjelang waktu malam akhirnya Sima terbangun dari tidurnya, lalu Dia langsung pergi mandi.
Setelah Memasuki waktu malam, Sima mendatangi tempat biasa Datuk Pasak Bumi yaitu kursi belakang rumah.
"Datuk? Apakah anda Disana?" tutur Sima sambil menoleh ke arah belakang.
Datuk Pasak Bumi menjawab :
"Datuk disini, kemarilah temani Datuk ngobrol".
Sima :
"Iya Datuk, saya kesana sekarang".
Datuk Pasak Bumi :
"Duduklah".
Sambil ditemani angin malam yang belum mencekam keduanya duduk diatas kursi yang terbuat dari anyaman rotan tersebut.
"Kamu sama persis seperti ayahmu, Dia memiliki semangat yang membara!"
Ucap Datuk memulai pembicaraan.
"Ternyata ada keturunan nya ya, hehehe. Kalo dulu Rumah bapaku dimana Datuk? Tanya Sima.
"Disebelah rumah Datuk, nah yang sekarang di tempati oleh pak Egi itu dulunya rumah kamu. Namun bapamu menjualnya setelah ibumu meninggal."sahut Datuk menjelaskan.
Sima lagi-lagi hanya mengangguk.
"Jadi bapakmu tidak memiliki warisan karena uang dari penjualan rumah dipakai untuk keperluan hidupmu."
Lanjut Datuk.
"Tapi orang-orang tahu kalau bapak itu Cindaku?"
Tanya Sima lagi.
"Mereka hanya tau Datuk Anggara merantau dan meninggal di tempat perantauan. Tapi kenyataannya Beliau mengasingkan diri ke Hutan." timbal Datuk
"Tapi Datuk tahu tempat pengasingan Bapak dimana?" Tanya Sima lagi.
Datuk pun hanya menggeleng-gelengkan kepala nya.
"Tidak ada yang tahu keberadaannya Sima. Beliau sangat tertutup, hanya orang yang dikehendakinya bisa berjumpa dengannya".
Dengan Raut wajah yang terlihat sedih, Sima pun hanya bisa merenung. Karena Dia tidak bisa menemukan jejak peninggalan Apapun tentang ayah kandungnya.
"Tapi Datuk teringat sesuatu". Ucap Datuk tiba-tiba.
"tunggu sebentar" Datuk pun pergi ke kamarnya. Lalu datang kembali dengan membawa sebuah kotak.
"Inilah Satu-satunya kenangan dari bapakmu Sima."BERSAMBUNG........
KAMU SEDANG MEMBACA
Cindaku - The Rise Of Legend
Ficción históricaKetika Diri menyadari bahwa darah yang mengalir berwarna biru. Kehidupan biasa pun seketika berubah jadi Seru... Sima Anggara tak bisa berkata apa-apa setelah mengetahui bahwa Generasi ke-4 Ksatria Harimau Cindaku berada didirinya. Sang legenda...