23. Menemukan

118 35 8
                                    

CHAPTER 24.

Happy readinggg😜

•••

Hujan semakin deras dan Bus sudah melaju sekitar satu jam. Tidak ada kebisingan didalam bus, mereka semua sibuk dengan pikiran masing-masing.

Ara tertidur setelah sekian lama menangis mencemaskan Killa yang berada di tengah Hutan dan entah bagaimana keadaannya tidak ada yang tau.

Fika menatap jalanan dengan tatapan lurus. Dia termenung, mungkin Dia juga merasa bersalah karena sudah meninggalkan Killa. Seharusnya ia tadi menunggu Killa, bukannya menuruti perkataan mereka yang memilih melanjutkan perjalanan.

Stefan, Bima dan Fikri juga diam dengan pikiran masing-masing. cemas? Iya, tentu saja mereka cemas.

Meskipun mereka terlihat acuh tetapi sebenarnya mereka mempunyai rasa peduli yang amat dalam.
Suara guntur yang terus bergemuruh seakan ikut larut dalam kesedihan mereka.

Mereka tidak bisa memaafkan dirinya sendiri karena telah meninggalkan Alfin dan Killa di tengah hutan.

"Fan" beo Bima. Stefan hanya berdehem

"Alfin kira-kira udah berapa ronde ya sama Killa" ucap Fikri ngelantur.

Plak.

"Ck. Situasi lagi gaenak lo dengan estetik nya mikirin begituan" Bima menggeplak kepala Fikri yang berada di samping nya.

Fika, Riska, Ara, Stefan, Bima dan Fikri berada dalam satu bus yang sama. Dikarenakan tadi sedang terburu-buru jadi tidak diharuskan untuk masuk kemobil yang sudah di tentukan. Yang terpenting mereka sudah ada didalam bus saja itu sudah cukup.

Stefan Memperhatikan Fika yang terus termenung, ia juga sedikit khawatir dengan Fika yang biasanya mengoceh kali ini dia hanya terdiam.

••••

Hari sudah semakin gelap, dan kabar dari guru tentang Alfin dan Killa juga belum terdengar. Mereka sudah sampai di sekolah. Sudah sekitar 10jam Alfin dan Killa menghilang. Jika sampai 24jam mereka masih belum bisa di temukan, sudah di pastikan Guru akan melapor kepada pihak berwajib dan kepada tim SAR untuk mencari Alfin dan Killa.

"Ra, gue anter pulang ya?" Tawar Fikri yang cemas dengan kondisi Ara. terlihat matanya yang sembab dan wajah nya pucat.

Ara hanya mengangguk menuruti, kali ini dia tidak ada semangat untuk berbicara. Fikri membawa Ara kedalam mobilnya. Jangan tanya bagaimana Fikri mengantar Ara sedangkan dia tidak tau rumahnya, siapa bilang? Fikri sudah tau alamat rumah Ara, bahkan makanan serta favorit apapun itu ia sudah mengetahui.

Sama Hal nya dengan Fikri yang mengantar Ara. Begitupun dengan Bima yang mengantar Riska dan Stefan yang membujuk Fika agar dia mau diantar oleh Stefan.

"Ka, Sekarang udah malem. Ijinin gue buat nganter lo sampai rumah, gue nggak bisa ngebiarin lo balik sendiri dengan keadaan kacau gini." Fika menyerah. Ia sedang tidak ingin berdebat kali ini, hingga akhirnya ia menyetujui tawaran Stefan.

•••

Hari minggu, di pagi hari yang masih diguyur hujan membuat kebanyakan orang memilih diam didalam rumah. Sejak kepulangan kemarin malam dari acara study tour.

kini Ara, Riska, Fika sedang berkumpul di rumah Killa. Untuk menghibur bundanya Killa yang pastinya sangat sedih karena mendengar kabar putri kesayangannya Hilang di tengah Hutan.

Devano Kakak satu-satunya Killa juga Sudah pergi ketempat dimana Killa menghilang. ia pergi bersama guru-guru beserta timsar.

Sedangkan Fikri, Bima dan Stefan pergi secara diam-diam mencari Alfin. Tentu saja mereka tidak akan tinggal diam dan hanya menunggu kabar dari Sekolah, bagaimanapun mereka adalah sahabat Alfin. Mereka pergi menggunakan Mobil milik Bima.

ALFINO SENJAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang