19. MISI

104 47 2
                                    

Happy readdinggggggg~~

•••

Pagi hari dengan udara alam yang sejuk serta pemandangan hutan dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi. Alfin dan teman-temannya sudah bangun sejak pukul 4 pagi

Mereka memutuskan untuk mencari sumber air untuk membersihkan badan dan mengambil air wudhu, Sedangkan siswa-siswi yang lainnya belum terbangun dari tidurnya karena memang waktu untuk berkumpul dan melakukan kegiatan dilakukan pada jam 8 pagi.

"Fin lo yakin ini beneran jalannya?" Fikri berjalan dengan ragu karena langit yang masih menampilkan kegelapan dan matahari belum muncul.

Alfin mengangguk "gue yakin. Suara air nya juga udah makin deket" katanya.

Alfin dan ketiga temannya terus menyusuri jalan yang sedikit licin dengan bantuan senter dari hp yang mereka bawa

Tak lama kemudian mereka sampai di air terjun yang sangat indah dengan air yang jernih.

"Udah yuk cepetan mandi terus balik ke tenda, takutnya nanti pak Agus nyariin" Ujar Alfin kepada teman-temannya yang dibalas anggukan oleh mereka.

Setelah membersihkan badan mereka segera kembali ke tenda dan melihat jam di hp yang menunjukan pukul 04.30 Terlalu pagi memang. Tapi itulah mereka dimanapun mereka, yang namanya kewajiban harus mereka jalani.

"Busett air nya dingin banget" ucap bima dengan gigi putihnya yang terus bergetar dengan tangan yang memeluk tubuhnya.

"Tau gini gue mending bawa termos deh tadi" imbuh Fikri yang terus menggosokan tangannya

"Udah cepet jalan, biar cepet nyampe terus kita solat udah itu lanjut tidur mumpung waktu masih lama" Ujar Stefan menatap teman-temannya.

Mereka melanjutkan langkahnya hingga sampai di tenda, Alfin dan ketiga temannya segera menunaikan shalat subuh dengan Alfin yang menjadi imamnya. Setelah itu mereka kembali melanjutkan tidurnya.

••••

Semua siswa-siswi saat ini sedang berbaris di tengah lapangan yang di kelilingi tenda, dengan  sinar matahari pagi yang sedikit terhalang oleh dedaunan pohon

"Baik anak-anak jadwal kita hari ini adalah mencari kayu bakar, lomba memasak, dan menjelajah lalu saat malam hari kita membuat api unggun" Ujar Pak Agus selaku penanggung jawab

"Iya anak-anak jadi ibu mohon kepada kalian harus tertib tidak boleh ada yang macem-macem karena kita ini sedang di hutan, setelah saya bubarkan kalian segera membersihkan badan di air terjun yang di sebelah sana kalian ikuti saja jalan setapak ini, tapi awas hati-hati karena jalannya sedikit licin" Ujar seorang guru menunjuk ke arah dimana air terjun berada

Seperti yang guru tersebut bilang, saat pembubaran mereka langsung berhamburan kesana kemari.

Syakilla dan ketiga temannya kembali ke tenda untuk mengambil peralatan mandi yang dibutuhkan walaupun ia tahu bahwa nantinya ia tidak akan mandi disana, ia hanya akan membasuh muka dan menggosok gigi. Mandi di tempat banyak orang rasanya tidak mungkin ia lakukan jelas alasannya karena malu. terkecuali mungkin lelaki yang bebas mandi dimana saja hanya dengan menyisakan boxer tidak membuat mereka malu, berbeda dengan wanita yang memiliki bagian tubuh yang sangat sensitif dan harus mereka lindungi.

"Ra ayo cepetan nanti kita ketinggalan, gue ancurin juga tuh hp" Ujar fika kesal karena Ara terus berselfi

"Ish bentar ikaa, matahari nya bagus. ini tuh namanya cahaya ilahi" Jawab ara yang masih fokus mencari cahaya yang pas

"Ra, sekali lagi lo selfi gue tinggalin lo disini, sama hewan buas wraaaawwwww" Ujar syakilla dengan tangan ingin mencakar membuat ara bergidik ngeri

ALFINO SENJAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang