19

25 2 0
                                    

Malam itu seusai dari rumah sakit menjenguk Dara, Selatan tiba-tiba memutuskan untuk pergi ke panti asuhan. Ia mampir ke mini market untuk membeli beberapa kue sebagai buah tangan. Sampai disana, ia disambut dengan hangat oleh ibu panti. Tanpa basa-basi ia juga memberi kabar akan Dara yang sedang dirawat di rumah sakit.

"Waduh, kayaknya kami besok harus jenguk Dara sambil bawa pai apel kesukaan dia,"

Selatan mengerutkan alisnya, rasanya tidak asing dengan makanan itu. Tapi sudahlah, banyak yang lebih penting dari sekedar pai apel.

"Oiya, Than, kalo boleh tau siapa sih yang tega ngelakuin itu ke Dara?"

Selatan menghela napas, "namanya Rara, Bu. Dia anak orang kaya raya gitu. Rara suka sama Selatan, jadi dia panas ngeliat saya yang suka deket-deket sama Dara,"

Kedua ibu panti yang sedang berbincang dengannya kini saling pandang, "Rara? Kembarannya Dara?"

"Hah? Kembaran? Emangnya Dara punya kembaran?"

"Iya, dulu Dara punya kembaran namanya Rara. Mereka cuma beda 5 menit kok," ujar ibu panti.

"Terus sekarang Rara dimana bu?" Tanya Selatan.

"Rara udah diadopsi sama konglomerat, hidupnya udah enak banget. Dia juga udah bisa melihat sekarang, semua berkat Dara. Eh tapi dia malah tega-teganya begitu."

Selatan berusaha mencerna semua pernyataan dari ibu panti. Ia masih tidak begitu paham—lebih tepatnya tidak percaya.

"Maaf, maksudnya gimana Bu?" tegasnya.

"Oiya kamu kan belum tau. Jadi nak, Dara dan Rara itu anak kembar ngga seiras. Dara kakaknya, dan sayangnya Rara diberi ketidaksempurnaan pada penglihatannya. Suatu saat Rara jadi pemurung, katanya dia pengen banget bisa ngeliat, sampai akhirnya Dara yang ngalah. Ia ngasih bola matanya buat adeknya, terus Rara diadopsi duluan deh. Kira-kira begitu,"

Selatan benar-benar kehilangan akal sehatnya setelah mendengar itu.

🍓

Pagi itu ia dan kawan-kawannya sedang menikmati bubur ayam di kantin sekolah mereka. Meja milik circle mereka nampak paling ramai, tentu saja karena ada Echan dan Brian yang sedari tadi tidak habis-habisnya meributkan masalah bubur diaduk dan tidak diaduk.

"Heh, gue kasih tau ya sama lo semua. Bubur tuh ya ditakdirkan untuk dimakan langsung tanpa diaduk, buat apa ditata sedemikian rupa kalo ujung-ujungnya diaduk? Ilang kan ke-estetikan-nya,"

"Ya enggak gitu dong, Bri. Ini sama ajanya lo makan bubur doang kaga ada rasanya. Emang kalo lo makan soto, ga diaduk?" saut Echan lantang.

"Ya diaduk lah, bego. Gitu aja pake nanya."

"Ya udah itu tau, nggak mesti yang ditata rapi itu nggak boleh diaduk, PE'A!" sembur Echan tak mau kalah.

Vano mendengus kesal, "HEH UDAH! Berisik banget kayak bocah SD lo berdua. Duduk yang anteng, makan doang pake debat segala."

Selatan hanya bisa cekikikan melihat keributan mereka bertiga.

"Oiya, Than, Dara gimana? Udah baikan?"

"Iya dianya sih udah baikan, No. Tapi malah hubungan gue sama dia yang jadi nggak baik,"

Mereka bertiga spontan menoleh ke arah sumber suara, dan dengan kompak mengatakan "kok bisa?!"

"Gue juga nggak tau, sumpah. Dia nggak jelas banget, oiya tapi gue dapet berita nih,"

"Apa tuh?" tanya Echan.

"Kemaren gue ke panti, terus kata ibu pantinya, Dara itu sebenernya punya kembaran."

"Lanjut nder.."

"Nah kembarannya itu nggak bisa liat alias buta. Terus sebelom mereka diadopsi, Dara ngasih matanya buat si adeknya itu,"

"HAH?!"

"IYA SUMPAH GUE JUGA KAGET,"

"TERUS?? DIA JADI YANG NGGAK BISA LIAT?"

"Iya, Bri. Santai dong, muncrat nih!"

"Oiya sorry Than, kelepasan."

"LANJUT!!!" Seru Vano.

"Nah yang paling bikin gue jantungan—"

"—jantungan gimana? Emang sebelomnya lo nggak punya jantung?" potong Echan.

"Ah berisik lo gembel, motong omongan orang aja. Emangnya omongan Ethan kue ulang tahun?" sambar Brian sambil menoyor pelipis Echan.

"Yeee santai dong kerdil," balas Echan.

"SUBHANALLAH,"

"Iya, ampun No."

Selatan lagi-lagi tertawa melihat ketiga sahabatnya itu, "lanjut nggak?"

"Lanjut nder!"

"Nah yang paling bikin gue jantungan itu, ternyata kembarannya si Dara itu...

...Rara."

Mereka bertiga langsung tersedak bubur yang sedang mereka makan saking kagetnya.

clueless Where stories live. Discover now