8

96 18 9
                                    

Turnamen sudah aku lewati. Namun, aku pulang dengan tangan hampa. Tidak hanya itu, orang tuaku juga kelihatan kecewa. Mereka ingin aku bisa menjadi juara sebelum aku lulus.

Namun, segala hal memang tidak bisa dipaksa, bukan? Itu memang bukan bidangku. Tapi ya sudahlah, masih ada kesempatan lain.

Hari ini aku mengunjungi rumah Dewa setelah kami bercengkrama di sosial media beberapa waktu lalu. Sampai di rumahnya, aku terpukau. Ini sih bukan rumah, ini sih istana.

"Bang, mau minum apa?"

"Eh? Terserah lo, deh."

Dewa hanya mengangguk, kemudian pergi menuju dapur. Aku duduk di ruang keluarga yang sangat luas. Sofa yang besar, TV yang sudah seperti layar bioskop, dan sebuah grand piano. Melihatnya, aku langsung tertarik dan duduk di kursinya. Satu persatu nada sudah kubuat merangkai sebuah lagu indah yang pernah ayahku ajarkan.

Northern Downpour. Sebuah lagu dari Panic! At the Disco yang dirilis tahun 2008.

Tidak lama, Dewa datang sambil membawa satu botol besar soft drink dan beberapa makanan ringan.

"Wah, keren juga Bang. Kenapa gue bisa ngga tau lo bisa main sekeren ini ya?"

Aku hanya tersenyum miris, dan melanjutkan permainanku.

"Selatan? Kamu beneran Selatan?"

Gadis itu lagi. Gadis yang kulihat di ruang musik, gadis yang aku tabrak di kantin, dia di sini. Di rumah Dewa. Dia tampak girang melihatku. Tapi, kenapa dia tidak menatapku? Kenapa dia justru menatap ke arah lain?

"Kakak? Kakak kenal sama Bang Ethan?" tanya Dewa bingung pada gadis yang ia akui sebagai kakak.

Dia mengangguk dengan semangat. Senyumnya tak kunjung pudar. Bahkan kulihat matanya berkaca-kaca. Merasa penasaran, aku berjalan mendekati gadis itu.

"Kamu...Kita, pernah kenal sebelumnya?"

Ia mengusap air matanya kemudian menggangguk lagi. Dewa yang melihat kami, hanya diam tak berkutik.

"Namamu siapa?"

Dia terlihat bingung, masih tidak menatapku.

"Kamu lupa? Aku Dara, Than."

Dara? Aku belum pernah punya teman yang bernama Dara sepertinya.

"Bang, Kak Dara ini Kakak gue. Dan dia, tunanetra."

Aku yang terkejut langsung memandang Dewa lekat lekat.

"Selatan, i thought u'll never forget about me."

clueless Where stories live. Discover now