1

401 67 66
                                    


Menunggu memang sesuatu yang sangat melelahkan. Semua kesabaranku kini rasanya sudah di ambang batas.

Sudah seminggu lebih aku tak kunjung mendapat apapun dari tidurku. Bahkan setitik cahaya pun tidak.

Tanggal 13 Agustus kemarin aku telah menginjak umur 17 tahun-yang konon katanya adalah umur yang sangat dinantikan semua orang.

Katanya, di umur yang ke-17 ini kita akan mendapatkan mimpi tentang soulmate kita.

Tapi di umur ini justru aku makin kalut. Rasa takut menggelayutiku setiap malam, bahkan setiap saat. Tidak hanya sulit tidur, tapi anxiety-ku juga makin keruh hanya karena memikirkan hal ini.

Apakah ini semua normal?

Semua kemungkinan yang belum pasti selalu terngiang-ngiang di kepalaku.

Mengapa ini bisa terjadi?

Apakah Tuhan sedang menguji kesabaranku?

Teman-temanku sudah mendapatkan mimpi itu. Tepat di hari ulang tahun ke-17 mereka.

Mengapa tak kunjung begitu denganku?

Padahal aku sudah sangat menantikan datangnya hari itu sejak lama.

Apakah Tuhan mengutukku?

Dosa apa yang sudah kuperbuat hingga Ia enggan hanya untuk sekedar memberi mimpi?

Sebelumnya aku masih bisa bermimpi normal selayaknya mimpi. Tapi setelahnya justru hanya warna hitam yang ada.

Semua ini sungguh membuatku takut.

Aku tidak mau jika harus menyaksikan kekosongan dalam tidurku setiap malam.

Sunyi sekali.

Sebelum masuk ke kelas, kami-aku dan teman-temanku-selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi rooftop sekolah.

Tidak. Kami jelas tidak merokok. Apalagi di area sekolah. Daripada uang saku kami digunakan untuk membeli rokok, lebih baik dipakai main di timezone.

"Woi! Ngelamun aja lo."

Suara yang sudah tidak asing lagi di kupingku. Suara siapa lagi kalau bukan Brian-salah satu sobat karibku.

Tumben sekali pagi ini hanya aku dan Brian yang ada di sini. Biasanya ada 2 orang lagi. Entahlah, mungkin mereka kesiangan.

"Weh bocah, kalo orang ngomong tuh dijawab bukannya bengong." Ucap Brian yang sedang memetik senar gitar.

Brian memang salah satu musisi sekolah yang populer. Suaranya menjadi idola para siswi sekolah kami. Nmax, jaket denim, dan bawa gitar kemana-mana adalah starterpack-nya.

"Lagi ga mood gue Bri. Pusing. Lagian omongan lo barusan ga ada jawabannya, kan bukan pertanyaan."

Kepalaku memang sangat pening karena tidak bisa tidur beberapa hari ini. Ditambah aku belum sempat sarapan pagi tadi. Niatnya sih begitu sampai sekolah aku mau ke kantin, tapi kakiku memilih untuk pergi ke sini.

"Pusing kenapa? Cerita dong."

"Enggapapa, paling cuma sakit kepala biasa."

"Makanya jangan ngegame sampe subuh mulu lo."

"Sok tau. Siapa juga yang ngegame sampe subuh. Yang ada lo tuh nonton drakor mulu." Jawabku sambil tertawa kecil.

"Hehe. Abisan gabut."

Jangan salah. Brian bukanlah Brian yang fans-nya lihat. Di mataku, Brian adalah seorang remaja laki-laki pendek, cerewet, yang hobinya nonton drakor sambil nangis nangis. Selain itu dia juga doyan sekali kentut di depanku. Tanpa permisi, tanpa suara. Tiba tiba saja ada bau tidak sedap. Memang tidak beradab.

5 menit berselang, yang ada hanya keheningan di antara kami berdua. Tentunya diiringi alunan indah dari suara gitar yang Brian mainkan. Tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Sampai akhirnya Brian memulai obrolan.

"Than, lo masih belom dapet juga?"

"Hah?! Bri lo tau kan gua cowo?!"

"Ga gitu njir. Maksud gua dapet mimpi."

Pertanyaan Brian berhasil membuatku tercekat.

"Mmm, iya belom. Semenjak hari itu, yang gua rasa setiap tidur itu gua ada di satu ruangan kosong, gelap, ga keliatan apa apa."

Jawabanku ternyata merubah raut wajah Brian.

"Katanya lo mau nanya ke bokap lo, Bri? Soal mimpi gua."

Brian hanya diam, pura-pura tidak mendengar apa yang aku ucapkan.

Sebetulnya aku sudah bisa menebak apa yang ada di pikirannya.

Pasti sangat menyakitkan untuk didengar.

Sungguh, aku sangat ingin tahu. Tapi aku juga takut untuk tahu kenyataannya. Tidak siap jika harus mendengar sesuatu yang pahit.

Tapi kuberanikan diri untuk bertanya.

Tidak lucu aku harus mati penasaran karena tidak berani bertanya.

"Bri, kalo orang ngomong tuh dijawab bukannya bengong." Ucapku sarkas.

Tak lama, permainan gitarnya berhenti.

"Kemungkinan terbesarnya..


























..jodoh lu udah gaada."

🌙

hallo semuaa! ini soulmate AU pertama aku hehe jadi maaf kalo masih banyak kekurangan. tapi semoga kalian suka yaaa^^
dan jangan lupa tinggalkan jejak!<3

sincerely,
leukositt.

clueless Where stories live. Discover now