2

254 53 63
                                    

Bel istirahat akhirnya berbunyi. Siswa siswi berhamburan menuju tempat favorit mereka. Apalagi kalau bukan kantin?

Meskipun ada beberapa siswa atau siswi yang memilih untuk sekedar tinggal di kelas atau pergi ke perpustakaan, kantin tetap menjadi tempat yang paling diminati.

Apalagi kantin sekolahku adalah yang terbaik di kota ini. Penjual makanan yang sangat beragam dan lengkap jenisnya—dari bakso sampai j'co, dari es teh sampai minuman boba.

Jangan heran. Sekolah kami adalah sekolah swasta terfavorit di kota ini. Banyak artis atau anak artis, juga youtuber dan anak konglomerat yang bersekolah di sini.

Masuk ke sekolah inipun tidak mudah. Tidak hanya membutuhkan banyak sekali biaya, tapi juga kemampuan bersaing yang kuat dan sehat.

Sekolah kami tidak hanya mengandalkan kemampuan akademik. Namun non-akademik pun sangat diperhatikan.

Suasana kantin kala itu sangat ramai. Semua meja sudah dipenuhi oleh dunia per-circle-an. Tak terkecuali aku.

Di sini, aku duduk bersama 3 temanku—Brian, Echan, dan Vano.

Kami berempat sudah memegang pesanan masing-masing.

Seperti biasa, aku memesan Kimbap yang—yah, yang penting sih murah. Echan dengan baksonya Mang Ali—yang selalu sabar dijadikan tempat dia berhutang. Brian dengan Thai Teanya. Dan Vano dengan bekal salad-nya.

For your info, Vano adalah kapten tim basket sekolah kami, dan dia merupakan definisi anak basket sejati. Dia sangat memerhatikan bentuk dan kesehatan tubuhnya. Jarang sekali ia makan makanan berminyak. Pernah terlihat sekali ia makan telur gulung-itupun karena aku yang traktir. Sangat berbanding terbalik dengan Echan yang omnivora-alias pemakan segalanya. Apalagi kalau gratis.

"No, makan daun mulu, lo herbivora ya? Jangan-jangan satu spesies sama kambing." Celetuk Echan yang berhasil membuat aku dan Brian tertawa.

"Hahaha herbivora ceunah."

Vano yang sedang mengunyah langsung tersedak.

"Enak aja. Daripada lo perutnya maju banget dah kek bapak bapak anak 5." Balas Vano tidak mau kalah.

"Dih nape lu sirik aja ga punya perut segede gua."

"Tapi emang lo beneran ga makan apa apa selain dedaunan gitu No?" Tanyaku.

"Ga kok. Gua juga makan ayam. Tapi cuma direbus gitu. Bagian dada yang lemaknya dikit."

"Dih jiji banget. Emang kek gitu doang enak, No?" Balas Brian.

"Enak, Bri. Besok ke rumah gua deh, gua bikinin."

"Ogah. Mending gua makan nasi sama ikan asin di warteg." Jawab Brian dengan ekspresi sok jijik.

Mendengar jawaban Brian, emosi Vano tersulut dan berniat menjitak Brian.

Tetapi belum sampai tujuan, tangan Vano justru menyenggol gelas es teh milik Echan.

"Yah??? Nooo, gening dibaheken??? Abdi menang ngahutang pisan. Bayarken pokokna mah! Ditambah ketoprak gratis seminggu buat tanda permintaan maaf." Seru Echan tidak terima.

Vano melotot kaget. Tetapi bukannya buru-buru mengambil kain lap atau pel, dia justru berdebat dengan Echan soal tanda permintaan maaf.

Brian yang melihat kejadian itu justru tertawa terbahak-bahak sembari menyaksikan perdebatan mereka.

Entah kenapa, mungkin karena aku terlalu pusing untuk mendengar ocehan mereka-aku beranjak pergi menuju Pak Ahmad-salah satu tukang kebun sekolah-untuk mengambil kain pel atau lap, tanpa mereka sadari. Tidak perlu juga, toh tempatnya sangat dekat.

Di tengah perjalanan menuju ruang Pak Ahmad, aku menabrak seorang perempuan yang kalau dilihat dari dasinya dia adalah anak satu angkatan denganku.

Sekolah kami memang membedakan tiap angkatan dengan warna dasi yang berbeda. Milik angkatanku biru, adik kelasku merah, dan adik kelasnya adik kelasku hijau.

"Eh maaf, ga sengaja." Ucapku.

Tapi perempuan itu justru diam tak berkutik dengan pandangan kosong.

Tak mau membuang waktu, aku memilih pergi melanjutkan tujuanku.

'Bisa-bisanya ada orang minta maaf malah dicuekin?' gumamku dalam hati.

grupnya cokgan (4)

brian
| Weh ayo

ethan
dia bis kecil ramah |

elvano
| hEY TAYO NJIR

brian
| Ayo ke rumah echan
| Mamanya echan masak rendang

ethan
kok lo yg ngajak si? |
lo serumah sama echan bri sekarang? |

elvano
| ....
| gua kan herbivora
| masa makan hewan, berminyak pula
| ntar abs gua ancur gmn?!

echan
| vano najis gayaan anjir udh sini buru
| tadi dia nganterin gua balik tan
| trus dicegat sama mama gbole balik
| eh malah nyuru klean kesini juga
| gua itung mpe 3
| kalo ga kesini gua unfriend lo semua

ethan
otw bos |

elvano
| yauda sini jemput gua bri
| eh tapi gua alergi sama nmax. gajdi deh
| mending gua naik bajaj

brian
| Bangsat

echan
| iya gua juga alergi sama orang yang typing huruf depannya gede

brian
| Brian ganteng left.

echan removed brian.

ethan
wei beneran wkwk |

echan
| aku hanya mengabulkan permintaannya 😇🙏

elvano add brian.

brian
| KALO GA KARENA RENDANG GUA DAH PEGI ANJIR

clueless Where stories live. Discover now