"Dek, sini makan dulu."
Anak perempuan dengan pakaian berwarna merah muda itu menggeleng.
"Duh, kalo kamu nggak mau makan nanti sakit, sayang."
Ia tetap tidak menggubris kakaknya yang sudah bersusah payah membujuknya.
"Kak,"
"Apa?"
"Gimana rasanya jadi sempurna?"
Kakaknya yang dari tadi bersemangat kini hilang semangat saat mendengar pertanyaan adiknya.
Gadis itu kini tersenyum, sembari terus meraba buku berisi huruf braile miliknya. Senyumnya tampak manis sekali, layaknya malaikat tanpa dosa.
Hari demi hari, mereka lalui bersama. Tidak pernah sekali pun sang kakak mengeluh untuk merawat adiknya. Karena kenyataannya, mereka hanya memiliki satu sama lain.
Anak kembar tak seiras yang berjarak lima menit itu kini hanya saling diam, diselimuti kesedihan. Berusaha terus untuk menghidupi kenyataan, bahwa orang tua mereka sudah tiada.
"Kak, aku pengen bisa melihat."
YOU ARE READING
clueless
Fanfiction"i know the world's a broken bone. but melts ur headaches, call it home." ; p!atd -an alternate universe.