41.2: Malam Pertama

5.1K 253 63
                                    

Michelle telah terjatuh di ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Michelle telah terjatuh di ranjang. Rambutnya tergerai indah di bantal putih. Ia telah berganti dengan gaun tidur sebatas lutut berwarna ungu gelap. Sambil mengigit bibir, matanya memerhatikan Gerardo sedang merangkak ke atasnya dan tak menggenakan busana atas. Ketika Gerardo mendekatinya, tangan Michelle menyentuh pelan otot yang terbentuk di perut Gerardo, sebelum memandang wajah Gerardo yang kini tersenyum sensual. Kedua tangan lelaki itu bertumpu di sisi kepala Michelle, mengurung dengan posesif.

"Kau sangat cantik... Michelle," ucap Gerardo parau, lalu hidungnya mulai menelusuri rahang Michelle, memberi kecupan lembut, sebelum giginya memberi rangsangan di cuping telinga Michelle. Satu tangannya yang menumpu bobot tubuh, kini berpindah mengusap perut gadis itu di balik gaun tidur.

Tubuh Michelle seolah merasakan sensasi kenikmatan saat Gerardo menenggalamkan kepalanya di lehernya, memberi tanda dengan ahli. Membuat desahan halus tak ayal keluar dari bibirnya. Gerardo lalu menjauhkan kepalanya hanya untuk melihat wajah Michelle yang telah terbakar gairah dan bernapas cepat. Karena Gerardo sengaja menggesekkan bagian tubuhnya, pelan dan menggoda di antara kedua kaki Michelle.

"Aku berjanji akan melakukannya pelan-pelan," bisik Gerardo panas.

Michelle kemudian meraih rambut kasar Gerardo, mencengkramnya saat bibir mereka bertemu. Membagi pasokan udara hangat satu sama lain. Di sela ciuman itu, tangan Gerardo yang tadi berada di perutnya, kini mulai menyelinap di balik dalamannya, mengusap pelan sebelum akhirnya memberikan kepuasan untuk Michelle.

Sontak punggung Michelle melengkung ke belakang disertai lenguhan, dan Gerardo melepas pagutannya, mengigit bibir bagian bawah Michelle dengan napas bergetar akibat uap gairah.

Namun bunyi hantaman mendadak kembali terdengar di sebelah kamar. Alhasil suasana di antara Gerardo dan Michelle yang sedang saling terbakar, menjadi sedikit terusik. Gerardo hendak menoleh ke samping, tapi jemari lentik Michelle lekas menyentuh wajahnya dengan cepat. Hingga pandangan Gerardo tak jadi berpaling.

"Kita bisa mengabaikan mereka," ucap Michelle terengah-engah dengan mata sayu.

Seringai pun terbit di bibir Gerardo. "Oke." Kemudian, kegiatan itu kembali berlanjut. Dan keributan yang terdengar dari kamar Marcio dan Patricia tadi, kini terhenti dan tak lagi muncul.

***

"Wanita sialan!" umpat Marcio keras sembari mendorong pintu kamar mandi agar terbuka, sementara Patricia memaksa menutupnya dengan kedua tangan. Mereka berdua tengah mengadu kekuatan dan tak ada yang mau mengalah. Sebelumnya beberapa menit lalu, Patricia mengira bahwa Marcio telah pergi dari kamar ini akibat bunyi pintu kamar tertutup. Namun sialnya, lelaki itu rupanya menipunya hingga Patricia refleks mengambil shampoo dan melemparnya ke wajah Marcio. Dan untuk kesekian kalinya, Marcio berhasil berkelit, menunduk cepat. Bahkan benda itu lagi-lagi berakhir membentur pintu kamar mereka dengan keras.

End Of MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang