38: Arti Keluarga

2.3K 226 87
                                    

"Kau sudah mendapatkannya, jadi lepaskan kami sekarang!" seru Michelle menatap Eugenio yang berjarak tiga meter di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau sudah mendapatkannya, jadi lepaskan kami sekarang!" seru Michelle menatap Eugenio yang berjarak tiga meter di hadapannya. Pergerakan Michelle terbatas sebab ditahan oleh salah satu anggota kelompok mafia Eugenio—didekap erat hingga mengunci kedua lengannya. Hal yang sama juga terjadi pada Patricia. Berbeda dengan Marcio dan Gerardo yang lehernya dibelit oleh lengan, sementara kedua tangan mereka masing-masing, dipelintir ke belakang punggung. Dan sesekali kedua lelaki itu meronta, ingin membebaskan diri.

Saat ini mereka semua kembali berada di flat milik Eugenio—tempat di mana awal sandiwara kedua putranya dimulai yang berujung pengkianatan padanya.

"Aku tak ingat dengan kesepakatan semacam itu." Eugenio mengeluarkan cerutu dari saku depan kemejanya. Lalu mengisapnya dan membuang asapnya ke udara. Anting hitam berkilau yang menjadi alat pengintai incarannya telah disimpannya pada kantong celana. Tatapannya dingin tertuju pada Michelle yang terperangah.

"Apa?"

"Lenyapkan mereka semua," titah Eugenio pada seluruh anggotanya di belakang sebab ia telah berjalan melewati mereka semua dan hendak keluar. Tapi langkah Eugenio terhenti begitu mendengar kekacauan di belakangnya.

Gerardo menendang keras bagian belakang lutut pria yang menahan Marcio hingga erangan kesakitan pria itu terdengar. Sontak Marcio terlepas, dan dengan gesit tangannya pun mengambil alih pistol, menembak kepala pria itu serta pria yang mengunci pergerakan Gerardo.

DOR!!

DOR!!

Alhasil Gerardo terbebas, sementara pria yang tadi membelit lehernya terkapar di lantai bersama kumbangan darah. Lalu Marcio kembali menembak cepat para anggota kelompoknya lagi yang berusaha menyerangnya, termasuk yang menahan Patricia dan Michelle hingga kedua gadis itu bisa leluasa bergerak. Bunyi letusan perluru bersahut-sahutan di udara, tapi tak ada yang mengetahui pertikaian yang terjadi, sebab ruangan ini kedap suara.

DOR!!

DOR!!

DOR!!

Gerardo pun hendak memungut pistol yang bisa dijangkaunya, tapi batal waktu ia melihat satu anggota kelompoknya, berdiri tak jauh dari Michelle dan menargetkan gadis itu. Segera Gerardo berlari, meraih tubuh Michelle dan mendekapnya erat, bersamaan dengan itu peluru mengenai punggungnya.

DOR!!

Tubuh Gerardo tersentak satu kali. Dan seketika waktu seolah berhenti sesaat. Hati-hati, Michelle mendongak, matanya memanas melihat Gerardo yang memaksakan senyum padanya. Marcio yang melihat itu membatu di tempat, pistol di tangannya sontak tergelincir. Patricia tampak terkejut dengan linangan air mata.

Detik berikutnya, Gerardo tumbang perlahan bersama Michelle, menghasilkan dentuman yang menghantam karpet. Michelle menangis melihat Gerardo tampak sekarat. Bahkan ia sempat menyentuh punggung lelaki itu dan menyaksikan darah memenuhi seluruh telapak tangannya.

End Of MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang