17: Ajakan Dansa

3.5K 272 47
                                    

Suasana malam itu benar-benar gemerlap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana malam itu benar-benar gemerlap. Musik yang menghentak keras, kehebohan orang-orang yang berdesak-desakan—berjoget liar di atas lantai dansa—terlarut dalam melodi yang disetel oleh DJ di atas panggung.

Namun dari sekian banyak orang yang menari, Patricia dan Marcio yang paling berbeda. Begitu mencolok. Tarian keduanya tidak rusuh. Malah, terlihat intim dan mesra, saling berpelukan layaknya sepasang kekasih yang dimabuk asmara.

Michelle mengamati mereka dari tempat duduk, tangannya memegang gelas berisi cocktail. "Seharusnya sekarang kita latihan dan bukan bersenang-senang seperti ini."

Ucapan Michelle itu mengundang kekehan Gerardo. Lekas, Michelle menoleh ke samping. Lelaki itu tampak menanti sabar slokinya diisi oleh bartender, sebelum balas menatap Michelle.

"Sepertinya Mio dan Patricia tidak terlalu buruk bukan?"

"Apa maksudmu?"

"Lihatlah di belakangmu," suruh Gerardo sembari meneguk isi slokinya.

Spontan Michelle menurut. Ia menoleh ke belakang, dan mendapati Marcio dan Patricia sedang berciuman panas sembari menggerayangi tubuh satu sama lain.

Pada detik itu juga Gerardo berbisik di telinga Michelle sarat rayuan, "Lagi pula, latihan dan refreshing itu tidak bisa dilepaskan. Aku hanya tidak ingin wanita cantik sepertimu mengalami stress dan menjadi keriput."

Segera Michelle menatap lelaki itu kembali. Aroma alkohol tercium kuat dari mulut Gerardo. "Apa kau mulai mabuk?" tudingnya, memicingkan mata.

Gerardo tertawa serak. Ia meninggalkan minumannya di meja bartender dan turun dari kursi. "Maksudku, kau harus menikmati setiap momen yang ada. Kita masih punya banyak waktu." Kemudian, tangannya menggamit lengan Michelle secara tiba-tiba.

Tentu, Michelle tidak menyukainya. "Bisakah kau berhenti menyentuhku?" desisnya.

"Aku hanya ingin mengajakmu berdansa," balas Gerardo sambil tersenyum miring.

"Tapi aku tidak ingin berdansa denganmu!" tolak Michelle ketus.

"Dan aku tidak butuh persetujuanmu," tandas Gerardo enteng.

"Ap—lepaskan aku!" ronta Michelle karena Gerardo telah menariknya sesuka hati. Bahkan merebut gelas berisi cocktail di tangannya secepat kilat untuk diletakkan di meja bartender.

"Sudah kukatakan aku tidak ingin berdansa denganmu!" Michelle memukul cekalan Gerardo di tangannya saat lelaki itu menyeretnya, menembus kerumunan.

Hingar bingar musik terdengar makin keras waktu mereka telah bergabung dengan orang-orang. "Kau—"

Ucapan Michelle terputus karena Gerardo membawa tangan Michelle terkalung di lehernya, sementara tangan gadis itu yang lain dibuatnya bertautan dengannya. Lelaki itu melakukannya dengan gesit.

End Of MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang