13: Latihan Pertama

4K 291 48
                                    

Michelle menatap sangsi sekelilingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Michelle menatap sangsi sekelilingnya. Beberapa orang berdiri berbincang di pinggir kolam renang, bersenda gurau, beberapa lainnya tampak berselonjor santai di kursi dengan majalah menutup wajah. Suasana di kolam pagi ini begitu ramai, dan tempat ini termasuk bagian fasilitas flat.

Sembari melangkah bersama Patricia, ia berbisik, "Patricia, aku mulai meragukan semua ini." Kaos putih dan hot pant hitam dikenakannya. Begitu pula dengan Patricia, hanya berbeda warna kaos saja yaitu abu-abu, sementara rambut mereka kompak dicepol ke atas, namun beberapa helai rambut halus tampak menjuntai di leher.

"Michelle, Edgar sudah mengatakan bahwa kita perlu melatih kecepatan dan ketepatan sebelum kita benar-benar melakukan bela diri. Dan hari ini, pelajaran pertama kita adalah tentang kecepatan," bisik Patricia membalas dengan senyum sumringah, matanya berpendar semangat.

"Dengan berenang?" Mata Michelle nyaris keluar dari tempatnya, tapi Patricia sudah mengalihkan pandangan ke depan. Pada punggung Gerardo dan Marcio berbalut kaos tanpa lengan. Yang satu berwarna hitam, yang satu berwarna abu-abu. Kedua lelaki itu sedang merenggangkan otot-otot tubuh, tampak maskulin dan gagah.

"Ya, dengan berenang, Michelle," ulang Patricia sambil mengigit bibirnya bertepatan dengan Marcio yang berbalik seolah menyadari kehadiran mereka, lalu disusul oleh Gerardo.

Patrcia lekas menghentikan langkahnya yang diikuti oleh Michelle. Hingga kini mereka saling berhadapan satu sama lain. Gerardo dan Michelle, sementara Marcio dan Patrcia.

"Apa kalian tidur nyenyak semalam?" Gerardo membuka percakapan sambil mengumbar senyum hangat dan langsung direspon anggukan manis oleh Patrcia.

Gerardo spontan tertawa rendah, tapi Marcio hanya memasang raut bosan. Berbeda dengan Michelle yang lagi-lagi mencondongkan sedikit kepala ke Patricia untuk berbisik cemas, "Apa kau lupa? Kau jelas tahu aku tidak bisa berenang Patricia."

"Edgar, ia bisa mengajarkanmu, Michelle," bisik Patricia enteng sambil terpana melihat Marcio yang sekarang menanggalkan kaosnya, memperlihatkan dengan jelas seberapa sempurna otot-otot lelaki itu terbentuk. Tanpa sadar Patricia meneguk ludah—merasa lapar, bahkan telinganya tidak lagi bisa fokus mendengarkn intruksi Gerardo.

"Jadi Mio, ia akan memberi contoh kepada kalian, dan kalian harus melakukannya dengan cepat. Aku akan mulai menghitung dan kalian harus mendahului skor yang dicetak oleh Mio," papar Gerardo bak komandan yang mempersiapkan para pasukan untuk terjun ke medan perang. Matanya bahkan menatap serius kedua gadis di depannya. "Apa kalian siap?"

Jika Patricia mengangguk lagi dengan senyum yang belum luntur dari bibirnya, Michelle justru meremas kedua tangan di sisi tubuh. Hatinya mendadak panas dingin. Karena baginya, menunjukkan kelemahan di depan lelaki asing, tidak ada dalam prinsip kehidupannya. Itu akan menelanjangi harga dirinya. Oleh karena itu, apapun yang terjadi, Michelle takkan melanggar aturan hidupnya. Takkan pernah.

Tidak lama Gerardo menjentikkan jarinya di depan muka Marcio, membuat Marcio mendengus kesal sebelum akhirnya melompat ke kolam hingga cipratan air terdengar keras. Setelahnya kedua tangan Marcio saling mengayun, berenang secepat mungkin di dalam air—begitu fokus.

End Of MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang