Hal yang dilihat Yugata saat itu, sangat membingungkan, gelap, penuh dengan bayangan. Saat pengelihatannya kembali normal, yang dilihat Yugata bukanlah pohon-pohon dan jalan setapak, melainkan bangunan-bangunan tua yang terlihat seperti toko dan orang-orang berjubah dan bertopi aneh yang berlalu-lalang.
Yugata merasakan isi perutnya berjungkir balik, ia berhasil menahan rasa ingin muntah. "apa itu tadi?" terengah-engah Yugata bertanya pada Snape. "apparition," jawabnya singkat dan tidak benar-benar menjawab pertanyaan Yugata. "ikuti aku cepat," lanjutnya lalu berjalan menuju bangunan putih besar yang miring bertulisan Gringotts Bank.
'itu goblin, makhluk yang manipulatif, hati-hati,' Raka menjawab pertanyaan Yugata sebelum Yugata sempat menanyakannya. 'kau pasti sangat kaya di sini Yugata' kata Raka saat Yugata masih memandangi sekelilingnya. Ia memasuki ruangan luas dipenuhi goblin yang duduk di atas bangku tinggi dibalik meja panjang, sibuk menimbangi emas-emas, menghitung koin emas, dan mengamati batu berharag dengan kaca pembesar. 'apa aku harus bekerja juga di sini?' Yugata bertanya pada Raka. 'kau ini benar-benar ya, tidak pernah mau santai menikmati harta warisan' Yugata hanya menggelengkan kepalanya.
"Miss Yugata Hayashi ingin mengambil uang di berangkas milik keluarga Sparrow," ucap Snape dingin dan tenang saat sampai di meja tinggi yang berada di ujung ruangan. Nada bicaranya yang seperti ini membuatnya terdengar sangat mengintimidasi.
Goblin berkaca mata yang duduk di meja itu mengangkat kepalanya dari buku yang ada di atas meja, memperhatikan Yugata secara seksama "Miss Yugata Hayashi harus punya kunci berangkas keluarga Sparrow," katanya dengan nada yang sulit dijelaskan.
"berikan kunci yang diberikan peri rumahmu tadi," perintah Snape memandang Yugata yang tingginya tidak melebihi siku nya.
Yugata merogoh kantung celana sebelah kanannya dan mengeluarkan kunci berwarna emas itu lalu memberikannya ke si goblin berkaca mata. Goblin itu memeriksa kunci itu dengan teliti lalu kembali menatap Yugata dengan tatapan menyelidik, mengembalikkan kunci tadi, Yugata hanya menatapnya datar.
"akan ku suruh petugas untuk mengantar kalian. Griphook!" katanya memanggil goblin lain yang berdiri di samping meja itu. Snape dan Yugata mengikuti goblin itu menuju salah satu dari banyak pintu keluar ruangan itu.
Di balik pintu itu bukanlah ruangan berpualam lain, melainkan lorong berbatu sempit yang hanya diterangi obor. Griphook bersiul, lalu sebuah kereta kecil meluncur ke arah mereka. Mereka naik dan kereta pun berangkat.
Kereta melesat dengan cepat, meliuk ke kanan dan ke kiri, naik, turun. Yugata mengamati pergerakan kereta, mengingat jalur yang mereka lewati. Hingga kereta berhenti, "berangkas nomor 712," Griphook berseru saat kereta perlahan melambat dan berhenti di depan pintu bertuliskan 712.
Goblin berseragam itu membuka pintu dengan kunci yang tadi dia minta dari Yugata. Ketik apintu itu terbuka, 'sial, tidak dimana-mana kau memang kaya' Raka langsung berkata ketika mereka melihat isi berangkas itu. Koin-koin emas menggunung dengan rak-rak yang diisi dengan pernak-perink serba emas dan batu-batu berharga.
Snape masuk ke dalam berangkas diikuti oleh Yugata. "dengarkan aku, ini Galleon," katanya mengangkat sekeping koin emas. "tujuh belas Sickle perak sama dengan satu Galleon, dua puluh Sembilan Knut sama dengan satu Sickle," lanjutnya menunjukkan beberapa jenis koin yang lain.
"ambil secukupnya," kata Snape mengembalikkan koin-koin tadi ketumpukan mereka semula. Yugata mendekati tumpukan koin itu sambil memandangi seisi berangkas. Ia lalu memfokuskan perhatiannya ke uang-uang yang akan ia ambil.
"secukupnya itu berapa, sir?" tanya Yugata memandang Snape bingung. Snape memutar matanya mendengar pertanyaan Yugata. Ia lalu kembali mendekati tumpukan koin itu lalu mengambil yang terlihat seperti dua genggam koin yang tadi disebut Galleon dan bahkan lebih banyak lagi Sickle perak, lalu memasukkannya ke sebuha kantung berwarna biru dongker.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Shinobi and The Half Blood Prince
Fiksi PenggemarYugata Hayashi, anggota ANBU berusia 11 tahun terbangun di dunia yang tidak pernah dia ketahui keberadaannya. Menepati janji leluhurnya sebelum pergi meninggalkan dunia sihir. Menyatukan dua dunia yang saling bertolak belakang ketika harus berada da...