"apa kau yakin, tidak menerima tawaranku untuk menjadi bahan percobaan?" suaranya yang halus hampir mendesis, memenuhi ruangan bawah tanah dengan pencahayaan minim yang dipenuhi oleh tabung-tabung besar berisi benda-benda aneh yang terendam air. Membuat bulu kuduk orang yang baru pertama kali mendengarnya berdiri.
Seorang gadis kecil mengenakan topeng bergambar elang dengan sedikit cat berwarna cokelat, berdiri di hadapan seorang pria berambut hitam panjang dengan tato garis berwarna ungu di antara hidungnya. Tingginya yang tidak melebihi siku pria itu tidak membuat gadis itu merasa terintimidasi.
"terlihat dari tubuh mu, menyentuh usia 12 tahun pun sepertinya belum, kau akan menjadi bahan percobaan yang sempurna," lanjutnya tersenyum penuh percaya diri. "saya kesini hanya untuk menyerahkan barang yang diberikan oleh tuan Hokage," jawab gadis itu datar.
Sebagai seorang anggota ANBU, menutupi segala emosi adalah sebuah keharusan. "kau yakin? Aku bisa memberi mu kekuatan yang besar," jawab pria berkemaja putih dengan vest hitam itu sambil melipat tangannya.
"saya tidak pernah mencari kekuatan," jawab gadis yang menggunakan pelindung tubuh berwarna abu-abu itu. "benarkah? Menjadi anggota ANBU di usia semuda ini, bohong jika kau tidak pernah berpikir untuk mendapat kekuatan lebih," jawab pria itu lagi.
"menjadi anggota ANBU di usia saya sekarang ini adalah hasil dari latihan dan bimbingan guru saya, keinginan untuk menjadi lebih kuat tentu ada, tapi bukan dari hasil pemberian orang lain," jawab gadis yang masih setia berdiri di hadapan salah satu dari tiga sanin legendaris itu.
Orochimaru menyeringai mendengar jawaban gadis dengan tato spiral berwarna merah di lengan bagian atas tangan kanannya. "kembalilah ke Konoha kalau begitu, tugasmu sudah selesai," pria yang terlihat seperti gabungan dari mausia dan ular itu pergi meninggalkan ruangan.
Gadis itu bergegas meninggalkan bangunan yang berada di bawah tanah itu. Mencapai pintu masuk ia langsung membuka pintu itu, membuat cahaya matahari siang hari menembus masuk ruangan yang hanya diberi lilin sebagai sumber pencahayaan.
Ia lalu melakukan Teknik shunshin untuk kembali ke desanya. Beberapa ratus meter menjauhi lab, ia melihat kapten Yamato dengan beberapa anggota tim nya yang bertugas mengawasi pergerakan Orochimaru.
Menengok ke arah pria dengan pelindung kepala itu, ia menundukkan kepalanya sedikit tanda memberi salam, yang juga dibalas dengan sedikit anggukan kepala oleh pria itu.
'tidak mau mendapat bantuan dari orang lain eh?' sesuatu di dalam gadis itu berbicara pada dirinya. 'diam Raka, perjalanan ke Konoha masih jauh, aku tidak mau mendengar ocehan mu,' balas gadis itu di alam bawah sadarnya.
Masih terus bergerak menembus hutan dengan kecepaatan tinggi, makhluk di dalam diri gadis itu masih tidak mau diam. 'lalu bantuan dari aku ini kau anggap apa?' kata makhluk yang berbentuk serigala dengan ukuran yang sangat besar di dalam tubuh gadis itu. 'bukan bantuan dari orang' jawab gadis itu lagi-lagi di alam bawah sadarnya.
...
Flashback
Matahari mulai tenggelam di barat. Sisa-sisa sinarnya memberi sedikit pencahayaan di dalam hutan menuju gerbang Konoha. 33 Km jauhnya ke dalam hutan, seorang gadis tergeletak dikelilingi genangan darahnya sendiri. 3 buah kunai menancap dalam di bagian perutnya.
Air matanya mengalir deras, bukan karena menahan sakit. Air matanya adalah bentuk rasa bersalahnya. "jaga desa dengan baik Yugata, ayah percaya pada mu, lindungi teman-teman mu," kata-kata ayahnya berputar di kepalanya. "Yugata.... Hati-hati di perbatasan aku tahu kau pasti bisa menjaga desa dengan baik, kau adalah kunoichi terhebat yang aku kenal," bersahutan dengan kata-kata Kotaro, sahabatnya sambil menggendong adik kecilnya.
"oy Yugata, Hokage mempercayaimu untuk melindungi desa saat shinobi lain ke pusat pertempuran, jaga desa dengan baik di perbatasan," disambung dengan kata-kata Kak Konohamaru yang terlihat kesal karena tidak diperbolehkan ikut ke perbatasan.
30 jounin yang tadinya diperintahkan Hokage untuk menjaga perbatasan, berkurang menjadi tinggal 12 sejak pukul 3 sore tadi. Mereka ditarik ke pusat pertempuran karena aliansi shinobi mulai kekurangan pasukan. Saat itulah sekitar 50 rouge nin bergerak mengarah Konoha. Mereka kewalahan melawan kumpulan ninja berstatus buronan kelas A sampai S itu.
3 dari 11 rekan Yugata terbaring tidak bergerak tidak jauh darinya. Yugata hanya bisa berharap yang lain berhasil menghadang atau paling tidak memperlambat pergerakan kawanan itu.
Untuk kesekian kalinya, Yugata mencoba untuk bangun, namun hal itu hanya membuat gadis itu semakin banyak kehilangan darah. "ayo lah, aku harus bangun," ujar Yugata lemah disela-sela rintih kesakitannya.
"aku harus hidup," Yugata berkata lagi dengan suara yang sama seperti bisikan. "aku harus hidup," ulangnnya terus menggerakan tangannya berusaha menopang badannya untuk bangun dengan hasil yang sia-sia. Yugata memejamkan matanya mencegah lebih banyak air mata untuk tumpah.
"aku akan bantu," Yugata samar mendengar suara di dekatnya. Ia membuka matanya perlahan, pandangannya buram. Ia hanya bisa melihat makhluk berwarna abu-abu berkaki empat berdiri di dekat kakinya.
"aku bisa memberi mu kekuatan," Yugata tidak mempercayai kata-katanya. Ia tahu pasti ada imbalan yang harus ia bayar pada makhluk itu nantinya.
"aku bisa membantu mu melindungi teman-teman dan warga desa mu," kata-kata makhluk itu cukup membuat Yugata melupakan semua ketidak yakinan Yugata.
"kau hanya perlu izinkan aku masuk," kata makhluk itu dengan suara rendah. "undang aku masuk," katanya lagi.
"bantu aku," rintih yugata.
...
Masih dengan topeng bergambar elangnya, gadis itu berlutut di hadapan Hokage ke-6. "bangun Hawk," perintah Sang Hokage dengan nada hangat. Yang diperintah langsung berdiri sikap sempurna menghadap pimpinan tertingginya.
"untunglah kau sedang menjalankan tugas ANBU Yugata, kalau tidak Orochimaru pasti akan tahu indetitas mu dan akan lebih memaksamu untuk menjadi bahan percobaannya," kata Hokage bermasker itu.
"iya, aku bersyukur tentang itu," Yugata menjawab dengan nada datar. 'kau tidak harus menjawabnya sedingin itu, dia juga tahu tingkah laku mu di luar tugas,' sarigala bermata ungu dengan pupil hitam kecil itu kembali berusara. 'aku tahu! Tapi kan aku masih memakai seragam ANBU,' jawab Yugata di alam bawah sadarnya.
Hokage bernama Kakashi itu tersenyum, setidaknya matanya yang tidak ditutupi masker terlihat tersenyum. "kau sudah melaksanakan tugas mu dengan baik Yugata, kau boleh kembali ke markas besar," kata Sang Pimpinan. Yugata hanya membungkukan badannya lalu pergi keluar ruangan.
Mendekati pintu masuk markas besar ANBU, Yugata merasakan rasa perih di bagian tato ANBU nya, menandakan dia dipanggil oleh komandan ANBU. Ia bergegas menuju ruangan pimpinan tinggi organisasi itu.
Yugata memasuki ruangan yang penerangannya tidak berbeda jauh dengan lab milik Orochimaru. Yugata mendekati sosok yang sedang duduk di belakang meja kayu besar dengan banyak tumpukan buku. Ia berlutut menghadap sosok pria bertopeng macan itu.
"Misi mu sudah dinyatakan selesai Hawk," katanya dengan nada bicara yang sama dengan Yugata, datar tanpa emosi. "kerja bagus," sambungnya. "itu sudah menjadi tugas saya," jawab Yugata masih berlutut.
"kau sudah mendapat misi tanpa henti selama 2 bulan terakhir, aku bebas tugaskan kau untuk selama satu bulan ke depan di mulai dari saat kau meninggalkan kantor ini," kata pria itu. "terima kasih tuan Lion," jawab Yugata.
"Kau boleh pergi," perintah Lion. Yugata bangun lalu membungkukan badannya pergi meninggalkan ruangan.
teknik shunshin : Teknik gerak langkah kilat umumnya digunakan oleh para ninja, biasanya untuk mengakali lawan, melarikan diri dari sebuah tempat tertentu, atau bepergian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Shinobi and The Half Blood Prince
FanficYugata Hayashi, anggota ANBU berusia 11 tahun terbangun di dunia yang tidak pernah dia ketahui keberadaannya. Menepati janji leluhurnya sebelum pergi meninggalkan dunia sihir. Menyatukan dua dunia yang saling bertolak belakang ketika harus berada da...