Pintu kastil terbuka. Seorang wanita berambut hitam berjubah hijau berdiri. Tatapannya tegas memandangi siswa tahun pertama.
"ini siswa tahun pertama, Professor McGonagall." Kata Hgarid.
"terima kasih, Hagrid. Aku yang akan mengurus mereka."
Wanita itu membuka pintu kastil lebar. Semua anak memperhatikan detail Hogwarts, kecuali Yugata yang sudah kesekian kalinya menginjakkan kaki di sini. Para siswa terus mengikuti Professor McGonagall. Suara keramaian terdengar dari pintu di sebelah kanan. Namun mereka dikumpulkan di sebuah ruangan kecil, membuat para siswa berdiri berdempetan.
"selamat datang di Hogwarts." Kata Professor McGonagall. "jamuan awal tahun akan dimulai sebentar lagi. Tapi sebelum kalian duduk di aula besar, kalian akan diseleksi ke dalam empat asrama..." professor Mcgonagall terus menjelaskan tentang asrama-asrama di Hogwarts yang sudah sering Yugata dengar sekarang.
"upacara seleksi akan dimulai beberapa menit lagi di hadapan seluruh warga sekolah. Ku sarankan kalian merapihkan diri selagi menunggu,"
McGonagall memandang beberapa anak. Lalu pandangannya jatuh ke Yugata yang memakai celana panjang dan Kenway bersaudara yang memakai kacamata di dalam ruangan. Yugata menatap matanya datar hingga McGpnagall mengalihkan pandangannya. "entah kau bodoh atau fisioner, tapi aku suka gayamu." Bisik Shepard, Yugata menyeringai mendegar itu. "gaya fashion mu juga patut ditiru."
"aku akan kembali saat semua sudah siap." Kata Professor McGonagall. "mohon tunggu dengan tenang.
Setelah pertemuan dengan para hantu yang sedikit mengagetkan para siswa, Professor McGonagall kembali masuk, meminta semua anak mengikutinya.
Begitu pintu menuju aula terbuka, semua terpukau dengan keindahan langit-langit yang disihir menyerupai keadaan langit di luar. Yugata ikut memandang sekelilingnya. Dari tempat Yugata berdiri, terlihat meja yang lebih tinggi dari meja lain yang diisi oleh para guru.
Professor McGonagall meletakkan bangku berkaki empat di depan. Lalu sebuah topi usang ditaruh di atasnya. Aula hening untuk sesaat, hingga topi itu meliuk lalu bernyanyi.
Seluruh aula lalu bertepuk tangan setelah topi itu bernyanyi tentang karakteristik setiap asrama dan ceritanya yang sudah menyeleksi siswa tahun pertama sejak lama. Topi itu lalu membungkuk dan kembali diam.
Shepard dan Kurt yang berdiri di kana dan kiri Yugata terlihat semangat setelah mendengar nyanyian panjang topi itu. Professor McGonagall kembali muncul membawa gulungan kertas. "yang namanya disebut harap maju ke depan."
Yugata sebenarnya tidak peduli dengan acara ini. Tapi bohong jika ia bilang ia tidak gugup. Bagaimana tidak? Nasibnya selama beberapa tahun ke depan ditentukan oleh topi usang itu.
Satu persatu nama dipanggil. Anak yang terpilih ke dalam satu asrama akan disambut dengan sorakan dari anggota asrama tersebut. Seperti sekarang, siswa Gryffindor bersorak keras saat anak bernama Hermione Granger masuk asrama itu.
"Hayashi, Yugata!" dengan sigap, Yugata berjalan maju, ia melihat ke arah Severus untuk sedikit mencari dukungan. Topi usang itu perlahan ditaruh di atas kepalanya. Semua hening hingga Yugata mendengar bisikan.
"hmmm, belum pernah aku melihat pikiran serumit ini, mungkin karena aku belum pernah menyortir kaum mu." Baik Yugata ataupun Raka diam saat mendengar suara dari topi itu. "bakatmu bukan main besarnya. Keberanian bukan hal asing bagi mu. Hmmmm, kau setia walau penuh dengan syarat dan kondisi. Jika saja kau memenuhi syarat itu, Slyhterin adalah tempat yang tepat untukmu. Baiklah, Gryffindor!"
Meja yang diduduki siswa Gryffindor bersorak keras. Yugata berjalan cepat menduduki tempat kosong di sebelah anak perempuan yang mencari katak di kereta tadi. "Hermione Granger." Ia menjulurkan tangan kanannya." Yugata Hayashi." Jawab Yugata menjabat tangan gadis berambut tebal itu.
'jadi kita termasuk anak-anak yang lebih mementingkan otot daripada otak?' Raka menyindir kata-kata Severus saat menjelaskan tentang pentingnya asrama. Mengingat itu, Yugata menengok ke arah Severus yang menatapnya dengan wajah datar, namun dua bulan mengenal dia, Yugata bisa melihat sedikit kekecewaan di matanya.
Saat Harry Potter terpilih di Gryffindor, siswa yang lebih tua berdiri sambil berseru, "We got Potter! We got Potter!" Bukan hanya siswa Gryffindor yang bersorak, siswa asrama lain ikut bersorak saat Potter diseleksi. Semua terkecuali siswa Slytherin.
Sayang, Kenway bersaudara harus berpisah. Shepard masuk Slytherin sedangkan Kurt bergabung dengan Ravenclaw.
Setelah upacara seleksi selesai, Dumbledore mengucapkan kata sambutan yang sedikit ajaib nan membingungkan. Setelah itu, banyak makanan muncul di atas meja. Para siswa langsung menyerbu makanan di hadapan mereka.
Spanjang jamuan, Hermione tidak bisa berhenti mengoceh tentang hal-hal yang terdapat di Hogwarts yang ia baca di Hogwarts: The History. Yugata hanya mengiyakan dan mengangguk, memilih diam pura-pura tiddak tahu apa-apa tentang Hogwarts. Hermione juga menyinggung tentang percobaannya melakukan mantra sederhana sebelum datang ke Hogwarts. Karena kecerewetannya, Raka hanya tengkurap sambil berusaha menutup telinganya. Begitu juga dengan Yugata yang bersandar di hidung Raka.
Hantu-hantu yang tadi berseliweran selama di ruang tunggu, masuk ke aula besar. Mereka memperkenalkan diri ke siswa tahun pertama. Masing-masing asrama memiliki hantu. Hantu asrama Gryffindor adalah Sir Nicholas, atau yang Ron bilang Nearly headless Nick. Hantu itu berhasil membuat seluruh siswa tahun pertama Gryffindor terbelalak ketakutan saat menarik kepalanya hingga nyaris putus. Tentu Yugata sudah pernah lihat hal yang lebih parah dibanding kepala yang nyaris putus.
Setelah makan malam, Professor Dumbledore kembali berdiri memberi pengumuman. 'itu sedikit memberi ketenangan' celetuk Raka saat mendengar pengumuman Dumbledore tentang larangan pergi ke koridor di lantai tiga.
Mengikuti prefek Gryffindor, Yugata berhasil sampai di asramanya. Ia hanya memiliki seorang teman sekamar. Sejak pertama kali mereka masuk dalam kamar. Perempuan yang memilih tempat tidur tepat di sebelah kiri pintu itu terlihat sedih, dengan sedikit raut ketakutan.
"kau baik-baik saja?" Yugata perlahan menata bajunya ke dalam lemari. "oh, entahlah." Yugata memasang wajah bertanya. "seluruh keluargaku masuk asrama Slytherin, dan aku satu-satunya yang berada di Gryffindor. Aku tidak tahu bagaimana reaksi mereka nantinya." Ucapnya putus asa, mengusap wajahnya kasar.
Yugata menghela nafas panjang. "apa kau dekat dengan orang tua mu?" perempuan itu sekarang menatap Yugata heran. "ya—tentu, mereka selalu memberi yang terbaik untukku." Jawabnya berapi-api.
"kalau begitu apa masalahnya, mereka menyayangi mu dan jelas kau menyayangi mereka. Mau kau masuk Ravenclaw pun mereka pasti akan menerimanya." Jelas Yugata tak kalah berapi-api. "lagi pula kau di Gryffindor sekarang, aku juga keluargamu." Yugata tersenyum hangat melanjutkan aktivitasnya.
'wah wah, beradaptasi dengan sempurna kau ya. Menjadikan asrama sebagai pakuan keluarga' Raka menggeleng-gelengkan kepalanya. 'setidaknya aku harus punya teman' jawab Yugata melipat kedua tangannya di depan dada.
Perempuan itu mulai tersenyum, berjalan menuju Yugata. "thanks, I'm Nina Renaldi by the way. Nice to have you as a roommate." Ia menawarkan tangan untuk jabat tangan. "Hayashi, Yugata Hayashi." Jawab Yugata dengan nada my name is Bond, James Bond.
Harry Potter dan dunia seisinya hanyalah milik J. K. Rowling semata
Naruto dan segala isi dunianya hanyalah milik Masashi Kishimoto semata
Mohon VOMENT nya rekan-rekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Shinobi and The Half Blood Prince
FanfictionYugata Hayashi, anggota ANBU berusia 11 tahun terbangun di dunia yang tidak pernah dia ketahui keberadaannya. Menepati janji leluhurnya sebelum pergi meninggalkan dunia sihir. Menyatukan dua dunia yang saling bertolak belakang ketika harus berada da...