Angin mulai meniupkan angin dingin di Hogwarts, perlahan daun-daun berwarna hijau perlahan memudarkan warnanya menjadi kuning dan oranye. Yugata menikmati angin musim gugur dengan bersembunyi di atas dahan sebuah pohon dengan sebuah buku mengenai kehidupan muggle, menghindari gerombolan Slytherin dan beberapa anak dari keluarga pureblood yang penasaran dengan cerita keluarganya yang "hilang" dari perang dunia penyihir melawan Grindelwald.
Yugata tersenyum menghirup udara dingin setelah seharian mengikuti kelas, ia tidak menyangka jutsu dasar yang ia pelajari saat berumur 4 tahun bisa mengelabui ratusan siswa yang sejak tadi lalu lalang di bawah dahan ia duduk. Matanya fokus membaca tiap kalimat dalam buku "Kenali Tia Si Muggle (Kehidupan Sehari-hari Muggle)" berusaha memahami kehidupan manusia yang menurutnya lebih normal dibanding hidup para penyihir yang serba cepat di sini.
Pikirannya tidak henti memikirkan apa yang akan terjadi dengan para muggle ini jika pembatas yang menutup dunia shinobi terbuka. Populasi shinobi yang hanya sedikit akan semakin kesulitan jika harus mengejar buronan berkeliling dunia.
'Turunkan dulu bukumu!' Raka menyentak dalam pikiran Yugata, dunia muggle yang ia bangun dari tiap kata dalam buku yang ia baca buyar tergantikan dengan indra pendengarannya yang menangkap bisikan beberapa siswa di halaman.
"Anak itu kenapa selalu sulit dicari sih?" Suara anak perempuan yang berjalan mendekat terdengar. "Tapi kau tidak bisa bilang kalau melihat Filch tergopoh mengelilingi kastil mencari dia kan?" Suara anak perempuan yang berjalan di sebelahnya terdengar lebih jelas. Dua anak berjubah biru itu berjalan melewati pohon tempat Yugata duduk tidak menghiraukan kehadiran nya walau salah satu dari mereka melihat ke arah dahan berkat Kakuremino no Jutsu.
Bola mata Yugata bergerak cepat dengan alis yang berkerut. 'Untuk apa dia mencariku?' Gusarnya pada Raka yang lagi-lagi berteriak. 'Ya mana ku tahu! sana cepat masuk.' Dengan satu helaan nafas pasrah Yugata mengapit bukunya di ketiak dan melakukan shunshin ke pintu masuk kastil, memastikan tidak ada yang melihatnya sebelum mendarat dengan jubah yang mengembang mengikuti gerakannya.
Baru beberapa langkah ia memasuki kastil seseorang sudah meneriakinya. "Dari mana saja kau, Nona Hayashi?" Profesor McGonagall berteriak gusar dengan beberapa siswa lain yang berada di lorong menatapnya dengan menggelengkan kepala mereka.
Belum sempat Yugata menjawab omelan lain sudah dilemparkan dengan Profesor McGonagall segera menarik tangan Yugata untuk ikut dengannya. "Semua orang di kastil mencarimu selama hampir dua jam?" Yugata hanya meringis mendengar omelan Profesor McGonagall sambil berjalan mengimbangi langkahnya.
Ocehan itu akhirnya berhenti saat mereka berhenti di depan patung Gargoyle dengan Profesor McGonagall menyebutkan kata sandi yang berbeda dengan yang ia dengar saat pertama kali berkunjung. Di dalam ruangan Profesor Dumbledore yang sedang menuruni tangga memutar di belakang mejanya menyambut mereka.
"Jelaskan alasanmu, Yugata." Profesor McGonagall akhirnya melepaskan cengkraman jari-jarinya yang kurus itu dari lengan Yugata. Dengan tangan kanan menggaruk belakang kepala yang tidak gatal Yugata tersenyum malu ke arah Profesor Dumbledore yang di balik kacamata setengah lingkarannya itu menatap Yugata hangat.
"Maafkan aku, Profesor. Aku tertidur saat membaca buku tadi." Ucap Yugata. "Aku benar-benar minta maaf, Profesor." Lanjutnya dengan kekehan kecil
"Tidak apa-apa, Yugata. Semester pertama sekolah memang selalu melelahkan" Profesor Dumbledore akhirnya berbicara. Ia melambaikan tangannya, meminta kami mendekati meja kerja kayu besar setelah berterima kasih pada Profesor McGonagall dan memintanya keluar. "Kau suka membaca buku?" Sang Profesor bersandar pada rak buku besar di ruangannya.
Yugata mengangguk berusaha menemukan arah percakapan mereka. "Ya, Profesor. Semua pelajaran membuatku harus membaca buku." Jawabnya perlahan. Mata biru cerah di balik kacamata yang ia kenakan berbinar di bawah pencahayaan ruang kepala sekolah. "Buku memang bentuk sihir paling berbahaya, membuka imajinasi kita yang tidak pernah bisa dikendalikan."
"Kau baca buku di malam hari, Yugata?" Tanyanya lagi kali ini dengan senyum. 'Dia tahu perjalanan kecil kita di hutan tiap malam?' Raka menaikkan kepalanya tertarik.
"Sebelum tidur, Profesor. Sedikit bacaan mengenai sejarah sihir Eropa." Yugata menjawab lancar. Kepala sekolah sihir itu mengangguk, ujung topi kerucutnya ikut bergoyang. "Aku hanya ingin tahu apa kau bisa beradaptasi dengan baik dengan kehidupan sebagai siswa."
Yugata tersenyum untuk meyakinkan Dumbledore ia baik-baik saja. "Kau tahu kastil ini dekat dengan hutan terlarang, tentu larangan itu bukan tanpa alasan banyak hewan dan makhluk yang hidup dalam gelap hutan itu, Yugata."
"Aku mengerti, Profesor. Laranganmu di aula sangat jelas." Jawab Yugata. "Tentu kau mengerti, Yugata. Aku sarankan kau teruskan kebiasaan membacamu itu, aku perhatikan Nona Granger juga sangat suka membaca apalagi di masa yang cukup menegangkan ini." Yugata mengangguk paham.
Dumbledore lalu mengakhiri percakapan, mengarahkan Yugata kembali ke asrama dengan senyum. "Hampir jam malam, maaf aku mengganggu waktumu untuk mengerjakan tugas. Selamat malam, Yugata."
...
Lorong menuju menara Gryffindor sepi dari siswa dan para hantu. Yugata dengan sigap membentuk bunshinnya yang lalu bertransformasi menjadi dirinya dengan seragam anbu. Ia lalu kembali berjalan menuju asrama dengan bunshin yang berpatroli mengelilingi tanah Hogwarts di gelapnya malam.
Dengan cepat Yugata berada di puncak tertinggi menara Hogwarts, Menara astronomi. Topeng berbentuk rubah berwarna hitam menyamarkan keberadaan Yugata. Dari atas ia melihat tiga cahaya di area hutan terlarang, dengan cepat ia menghampiri salah satu sumber cahaya kakinya mendarat di salah satu dahan pohon dengan lembut menyembunyikan keberadaannya.
Draco dan Harry terus berjalan dengan Hagrid, Hermione, dan Ron berjalan ke arah lainnya. memutuskan bahwa Hagrid bisa diandalkan, Yugata terus mengawasi Harry.
Yugata hampir berteriak ke arah mereka berdua yang terus berdebat dan berteriak di tengah hutan, tidak menyadari bahaya hutan yang dalam satu bulan terakhir rutin ia kunjungi dalam patroli malam yang ia lakukan. Ia akhirnya melompati beberapa dahan mendahului mereka, memastikan tidak ada hewan asing yang mengancam.
Sosok berjubah yang dalam beberapa malam pernah ia lihat kembali muncul, dari balik daun Yugata memperhatikan bagaimana makhluk itu berjalan perlahan mendekati seekor unicorn.
Suara Harry dan Draco semakin mendekati sosok yang sekarang menghisap darah unicorn malang itu. Yugata memutuskan untuk menarik perhatian sekelompok centaur ke arah Harry dan Draco dengan melemparkan beberapa shuriken ke arah mereka lalu merubah dirinya menjadi seekor elang besar yang menggiring kelompok centaur ke arah Harry dan Draco.
Usahanya berhasil, sosok itu terbang menjauhi Harry dan Draco. Yugata masih dengan bentuk elangnya terus mengawasi hingga anak-anak itu kembali ke kastil.
Harry potter dan seluruh karakter serta dunianya milik J. K. Rowling
Naruto dan dunianya milik Masashi Kishimoto
dua tahun brooo mohon maaf lahir lahir ya man teman
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Shinobi and The Half Blood Prince
FanficYugata Hayashi, anggota ANBU berusia 11 tahun terbangun di dunia yang tidak pernah dia ketahui keberadaannya. Menepati janji leluhurnya sebelum pergi meninggalkan dunia sihir. Menyatukan dua dunia yang saling bertolak belakang ketika harus berada da...