"Uhmm... Apakah masih jauh tempatnya? Dan kenapa kau membawa ku ke tempat seperti ini? Disini tampak begitu sepi dan menyeramkan." Gadis baroque memulai.
Pria asing disampingnya menyeringai."Ya, kita sudah hampir sampai. Ngomong-ngomong, permainan seperti apa yang ingin anda mainkan Nona?" Dia bertanya dengan sedikit godaan diwajahnya.
"Maksudmu? Bukankah kau bilang, kau akan memberitahuku taman kota yang berada disekitar sini?" Guinevere kebingungan.
"Ohh sayang sekali, taman itu sudah tutup sekarang."
"Uhmm... Baiklah, sepertinya aku harus kembali sekarang. Terimakasih!" Gadis itu segera beranjak pergi, namun naasnya langsung digagalkan oleh Pria tersebut.
"Katakan terimakasih nanti saja Nona, setelah aku memuaskan mu."
Seketika itu juga, Guinevere langsung membelalakkan kedua matanya. Dia terkejut mendengar tanggapan dari Pria asing itu.
"Kau! Kau ingin mati ditangan ku ya?" Dia menggertak.
"Apa yang kau bicarakan Nona?" sindirnya, juga disertai seringaian menjijikan.
"Lepaskan aku! Jika tidak, aku akan membunuhmu sekarang juga!"
Bukanya menjawab, Pria asing yang diduga penjahat itu, justru menarik lengan Guinevere. Kemudian dia mendorongnya hingga Gadis itu terjatuh tidak berdaya.
*BRUK
"Aww, K-Kau orang jahat! Aku akan-"
Lantas Guinevere terkejut dan membeku di tempatnya akibat mengetahui jika Pria jahat dihadapannya itu tidak sendirian, melainkan ia juga memiliki kelompok tersendiri yang terdiri dari lima anggota yang telah bersiap melakukan sesuatu kepadanya.
"Bos, apakah kau yakin jika menculik Gadis bangsawan? Bukankah kita yang akan tertangkap basah oleh para pengawalnya?!" Salah satu anggota gangster itu bertanya.
"Aku bahkan tidak melihat satu pun pengawalnya. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Kita telah beruntung mendapatkan seorang Putri dari kerajaan Gorge dengan sangat mudah," ketus pemimpin dari geng tersebut yang berhasil membawa Guinevere hingga ke tempat ini.
Kelima Pria itu mulai mendekati tempat Guinevere dan beberapa diantaranya mulai merayunya.
"Kau harus patuh kepada kami, jika tidak, kami tidak segan-segan akan menyiksa mu secara hidup-hidup!" Mereka memberikan ancaman dengan tegas, lalu perlahan mendekat dan membelai daerah sekitar tubuh Gadis malang tersebut.
"Hentikan!
"Jangan berpura-pura lugu, Nona. Lihatlah, anda sudah sensitif sekarang. Hahaha!" kekeh para Pria yang ternyata hidung belang tersebut.
"Oh ya tuhan! Melawan mereka secara fisik pun tidak pasti aku bisa kabur. Aku harus memikirkan cara lain!" gerutu Guinevere yang tengah terdesak.
"Uhmm... Aku dapat memberikan beberapa uang ku kepada kalian. Tapi sebelum itu, biarkan aku pulang terlebih dahulu untuk mengambil uangnya. Aku berjanji tidak akan kabur dari sini," ucapnya, mencari alasan agar dirinya dapat kabur.
"Sayang sekali kami tidak tertarik dengan uang dan hartamu, Nona baroque. Dimana pengawal mu sayang? Apakah keluarga mu yang dikenal sebagai keluarga bangsawan paling kaya di kerajaan Gorge telah bangkrut? Hahaha!" Mereka kembali tertawa.
"Ayolah, ini tidak akan lama. Setelah kami bersenang-senang, kami akan membiarkanmu pergi."
"Ugh, sial!"
Namun tiba-tiba, suara gemuruh petir terdengar dengan keras serta kabut yang mulai mengisi setiap sisi ruangan. Sontak hal itu membuat para gangster itu terkejut dan siaga akan hal yang akan terjadi selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violin & Violet: The Beginning of Love [END]
FantasyGuinevere Baroque, seorang Gadis aristokrat dari keluarga bangsawan baroque, menolak untuk dijadikan alat pernikahan politik oleh kedua orang tuanya. Paxley, yang juga keluarga bangsawan di daerah moniyan empire, telah mengusulkan pengajuan pernikah...