"K-Kau?!"
"Gwen?! Apa yang sedang kau lakukan disini?" Pria yang baru saja menabraknya itu bertanya.
"Harusnya aku yang bertanya kepadamu. Gusion, apa yang kau lakukan disini?" sanggah Guinevere ketus kepada Pria berambut cokelat yang ternyata dia bernama Gusion, selaku sahabat masa kecilnya dulu.
"Owh baiklah, aku hanya sedang ingin berlibur dan menghabiskan waktuku di hari yang indah ini. Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu Gwen?" Gusion kembali melontarkan pertanyaan.
"I-Iya, kurasa baik. Hehe," jawabnya tidak yakin."Tapi, siapa wanita yang berada disampingmu itu?" Guinevere mengarahkan jari telunjuknya kearah wanita berkepang panjang.
"Hey, apa maksudmu, Nona?" Wanita itu berketus.
"Aku kan hanya bertanya saja dan kau tidak perlu marah seperti itu..." ucapnya lirih sedikit mencibir.
"Dia Lesley, kekasihku. Dan, jika aku boleh tahu, siapa orang yang sedang bersama mu?" Gusion bertanya balik.
"Aku Granger. Aku seorang pemburu iblis. Salam kenal." Granger langsung menyergahnya, memperkenalkan dirinya sambil menawarkan sebuah jabatan tangan kepada Gusion.
Dengan senang hati, Gusion pun menerimanya."Owh ya. Perkenalkan, nama ku Gusion! Salam kenal kawan!" ucapnya, salah satu tangan lainya menepuk bahu Granger.
"Sepertinya aku dan Lesley harus pergi sekarang. Senang bertemu dengan kalian dan semoga hari kalian berjalan dengan baik!" pamitnya.
Suasana menjadi canggung diantara mereka berempat. Hanya dua leonin kecil itu saja yang saling berbisik satu sama lain membicarakan sesuatu yang baru saja terjadi.
"Gwen, apakah orang yang kau maksud adalah dia?" Granger memulai.
"Ehmm... Sebaiknya, kau lupakan saja sesuatu yang kuceritakan tadi malam!" Guinevere berpaling dari Granger."Lagi pula, itu tidak penting kan?"
Granger terdiam. Mereka pun segera melanjutkan perjalanannya hingga sampailah mereka di tempat tujuan utama yaitu Moniyan Park. Tempat bersenang-senang yang cocok untuk para keluarga, teman, atau bahkan sepasang kekasih yang romantis.
Di sana terlihat sebagian besar pengunjung sedang asyik bersenang-senang dan bermain berbagai macam wahana. Seperti orang yang tidak ada beban pikiran. Contohnya adalah rollercoster, komedi putar, kincir raksasa dan masih banyak lagi wahana seru lainnya.
Mata indah dari Gadis bernama Guinevere itu terbelalak ketika ia melihat salah satu wahana besar yang tampak sangat menyenangkan baginya. ia pun mulai berjalan mendekat kearah sana. Namun Granger menahannya.
"Jika kau ingin menaiki salah satu wahana disini, tunggu aku. Aku akan membeli tiket terlebih dahulu dan jangan pergi kemana-mana," tuturnya lembut."Harith, Nana, jaga dia dan jangan sampai kabur." Lalu Granger segera pergi membeli tiket.
"Terserah kau saja!" Guinevere mencibir kecewa."Oh hey Nana, Harith! Apa yang mereka sedang santap? Sepertinya itu lembut aku ingin mencobanya!" tunjuknya kepada seorang pengunjung yang sedang asyik menyantap sesuatu berupa permen kapas.
"Apakah Nona tidak tahu? Itu adalah permen kapas! Rasanya manis sekali," jawab Nana tersenyum sambil mendongakkan kepalanya keatas.
"Woahh benarkah? Kalau begitu, ayo kita beli!" seru Guinevere serta kedua matanya yang berbinar seperti anak kecil yang kegirangan.
"T-Tapi, tuan cringer menyuruhmu tetap berada disini," sanggah Nana.
"Aku tidak peduli! Apapun yang menghalangiku, aku harus tetap membelinya!" Guinevere bersikeras dan masih tetap dalam pendiriannya sendiri. dia pun segera beranjak pergi meninggalkan dua leonin itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violin & Violet: The Beginning of Love [END]
FantasiaGuinevere Baroque, seorang Gadis aristokrat dari keluarga bangsawan baroque, menolak untuk dijadikan alat pernikahan politik oleh kedua orang tuanya. Paxley, yang juga keluarga bangsawan di daerah moniyan empire, telah mengusulkan pengajuan pernikah...