Mentari pagi yang cerah menyinari kawasan Moniyan empire tepatnya di daerah Azure lake, serta angin sejuk yang menusuk kulit lembut dari seorang Gadis cantik keturunan bangsawan baroque yang kini masih terlalap di atas ranjang kasurnya. Dia sangat lelah akibat perjalanan di hari-hari sebelumnya.
Guinevere tidak akan meninggalkan tempatnya sebelum aktivitasnya berakhir. Walaupun salah seorang Swan maid telah mencoba membangunkannya dari luar ruangan, dia tetap saja mengacuhkannya, menganggap hal itu adalah goblin pengganggu. Lalu Guinevere membungkus seluruh tubuhnya menggunakan selimut tebal dan kembali tertidur.
Sadar akan hal itu, maid itu pun berinisiatif untuk masuk secara paksa kedalam kamar majikannya.
Setelah dia berhasil masuk, alangkah terkejutnya dia ketika melihat majikanya yang masih tidur nyenyak di atas sana. Swan maid tidak tega untuk membangunkannya. Namun bagaimana pun itu, dia harus tetap bangun karena ini adalah rutinitas yang harus dilakukan oleh seorang bangsawan muda. Maid itu kembali melakukan cara yang sama.
"Nona, bunga matthiola yang anda awetkan kemarin malam, prosesnya sudah selesai! Apakah anda tidak ingin melihatnya?!" ucapnya antusias.
Guinevere tidak menjawabnya, melainkan dia justru langsung melemparkan sebuah bantal yang berukuran cukup besar tepat kearah wajah cantik Swan maid tersebut yang membuatnya terjatuh.
"Aww! Jika anda tidak segera bangun dari sana. Maka saya akan..." Dia mulai melakukan sesuatu yang cukup mengejutkan. Ini adalah trik rahasianya yang paling ampuh saat membangunkan majikanya yang cukup keras kepala disaat-saat seperti ini.
"Hahaha! Cukup hentikan! Hahaha!" Mendadak Guinevere tertawa lepas ketika Swan maid itu menggelitikki seluruh tubuhnya.
Permainan berakhir, kini Gadis Baroque itu bangun. Namun bukanya berjalan menuju kamar mandi, dia justru berjalan menuju ruang makan lalu mengambil dan melahap beberapa makanan disana yang seharusnya itu adalah hidangan untuknya sarapan.
Maid itu menggelengkan kepalanya."Nona, seharusnya ini disantap setelah anda mandi. Tapi sekarang, ah... ya ampun, pasti tuan akan marah kepada saya." Dia mengomel dengan senyuman.
"Ahm, maaf ini sudah terlambat dan-" Seketika, Guinevere terkesima. Dia mengingat perkataan semalam dari seorang Pria yang dijuluki sebagai demon hunter yang tidak lain bernama Granger yang akan mengajaknya berkeliling kota pagi ini.
Guinevere segera berjalan ke kamar mandinya untuk bersiap-siap walaupun dia masih belum terlalu percaya dengan ucapan yang dikatakan oleh Granger semalam.
•••
"Saya ingin menyampaikan berita baik kepada anda bahwasanya misi telah berhasil diselesaikan," ucap Granger seraya berlutut kepada sang pemimpin moniyan empire yang tidak lain adalah Putri Silvana yang kini perbincangan tengah dilaksanakan di istana lighborn.
"Kerja bagus, Granger. Sekarang bangkitlah. Aku sangat mengapresiasikan keheroikan mu yang begitu cepat dan tanggap dalam menjalankan sebuah misi. Ingat, ini baru permulaan saja karena yang sebenarnya jalanmu masih panjang." balasnya dengan penuh wibawa.
"Apapun yang terjadi, aku akan tetap menjadi diriku sendiri." Granger berkata sambil berjalan berbalik arah menuju keluar ruangan.
Putri Silvana tersenyum simpul sambil berkata,"Granger, hanya sedikit orang yang tahu betapa lembutnya dirimu. Tapi aku yakin, kau pasti akan mengungkapkan rahasia terbesar mu dikemudian hari kepada orang-orang terdekatmu."
Setelah Granger keluar dari ruangan tersebut, dia pun segera bergegas pergi menuju sebuah daerah bernama Azure lake untuk menepati sebuah janji yang dibuatnya kemarin malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violin & Violet: The Beginning of Love [END]
FantasíaGuinevere Baroque, seorang Gadis aristokrat dari keluarga bangsawan baroque, menolak untuk dijadikan alat pernikahan politik oleh kedua orang tuanya. Paxley, yang juga keluarga bangsawan di daerah moniyan empire, telah mengusulkan pengajuan pernikah...