Perlakuan Gadis asing itu berhasil membuat Granger mematung dan terdiam tidak berdaya ditempatnya.
"Ayo, kemarilah," ajak Gadis itu menggoda.
Gadis itu segera menarik salah satu tangan Granger untuk pergi bersamanya menuju pub terdekat. Tanpa mereka sadari, ternyata Guinevere masih mengintai mereka berdua dari balik tembok. Ia pun perlahan juga mengikutinya dari belakang.
Pub adalah tempat yang biasanya hanya bisa diakses 21 tahun keatas dan menjual berbagai macam wine. Dari yang berkadar rendah, hingga yang tinggi, ada yang memiliki musik dan ada yang tidak memiliki musik. Orang-orang biasanya pergi ke sana untuk melakukan acara pertemuan.
Singkat waktu, mereka pun telah sampai. Gadis asing bersama Granger itupun segera memasuki tempat tersebut. Namun sangat disayangkan, Guinevere kehilangan jejak mereka. Mungkin ini adalah hari kesialan baginya.
"Chh! Kenapa mereka harus memasuki tempat seperti itu?!" Guinevere berdecak kesal sambil mengerutkan keningnya. Dia pun juga memasuki tempat itu.
Setelah ia masuk, salah seorang pekerja pub datang menghampiri nya dengan ekspresi wajahnya yang datar.
"Mohon maaf Nona, jika anda ingin minum, saya memiliki beberapa pertanyaan untuk anda. Berapa usia anda?" tanyanya.
"U-Uhmm, aku tidak ingin minum. Aku datang kesini hanya untuk menjemput temanku saja," jawabnya sedikit ketakutan.
"Gwen!" seru seseorang bernada seperti Pria. Lalu dia berjalan menghampirinya.
"G-Gusion?" Guinevere mendadak terkesima mengetahui sosok Pria yang baru saja memanggilnya itu. Ternyata Pria itu adalah Gusion yang telah sedari tadi berada di Pub tersebut.
"Ya ampun Gwen, apa yang kau lakukan di tempat seperti ini? Tidak seharusnya kau kesini," tuturnya disertai kerutan di keningnya, menandakan sebuah larangan untuk Guinevere.
"Aku hanya ingin mencari seseorang--"
"Maksudmu seorang Pria berpakaian hitam itu?" sergah Gusion terkejut. Dia seperti telah mengetahui keberadaan nya." Sebaiknya kita bicara di sana saja. Ayo, ikuti aku!" Gusion mengajak Guinevere pergi.
"Tuan, tapi dia--"
"Diam, jangan ikut campur urusan kami!" ketus Gusion kepada pekerja itu yang hendak melarang Guinevere masuk.
"Baiklah, Tuan. Selamat malam dan selamat menikmati." Pekerja itu mengangguk lalu segera pergi dari sana dan melanjutkan tugasnya.
Setelah keadaan menjadi normal kembali, Gusion segera mempersilahkan Guinevere untuk duduk disebuah bangku yang cukup jauh dari keramaian dan tidak lupa, Gusion juga menyuruhnya untuk menceritakan tentang hal yang sebenarnya terjadi.
"Minumlah, Gwen dan ceritakan kepadaku seseorang seperti apa yang sedang kau cari," ucap Gusion santai seraya memberikan segelas wine kepada Guinevere."Mungkin aku dapat mengetahui keberadaan dia," tambahnya.
"Aku tidak ingin minum!"
"Oh ayolah, sangat disayangkan sekali jika seseorang datang ke tempat ini tapi tidak mencicipi segelas wine khas dari Lumina," ucap Gusion."Baiklah, aku akan mencobanya. Lihatlah baik-baik."
Gusion mulai mengangkat gelas itu lalu meminumnya sebagai pembuktia bahwa tidak akan terjadi apa-apa setelah meminum wine tersebut. Pantas saja tidak terjadi apa-apa, karena ia sebelumnya baru meneguk setengah gelas saja.
Dengan tampang polosnya, Guinevere langsung mempercayainya begitu saja. Ia pun mengambil segelas wine itu lalu meminumnya sampai habis.
"Gusion!" seru seseorang dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violin & Violet: The Beginning of Love [END]
FantasyGuinevere Baroque, seorang Gadis aristokrat dari keluarga bangsawan baroque, menolak untuk dijadikan alat pernikahan politik oleh kedua orang tuanya. Paxley, yang juga keluarga bangsawan di daerah moniyan empire, telah mengusulkan pengajuan pernikah...