넽플릭스 엔 칠

2.9K 376 37
                                    

Hai hehehe 👀

Warn! 🔞
























🔆


Hari ini rumah terasa sepi, kuliah baru kembali berjalan satu minggu secara online namun Jeno sudah punya proyek baru dengan teman-temannya.

Jika dibilang 'teman-temannya' itu memang benar, semenjak awal kembali masuk kuliah teman sejurusan Jeno mengunjunginya, bergantian memberikan belasungkawa atas kepergian Donghae. Bukan salah mereka jika mereka baru tahu, Jeno memang baru memberitahu Juyeon dan teman sekelasnya beberapa hari sebelum kembali belajar daring.

Entah Renjun harus bernapas lega atau merasa sesak karena akhirnya Jeno perlahan mau membaur ditengah orang-orang. Pasalnya kekasihnya yang Introvert itu saja sudah cukup sibuk di rumah, apalagi jika dia sudah memiliki banyak kenalan diluar sana? Bisa-bisa Jeno menjadi seorang ilustrator yang terkenal dengan judul 'berlian yang tersembunyi'.

"Huft... aku ini kenapa sih? Dasar manusia labil." Renjun meniup poni panjangnya kesal.

Ia menggelengkan kepala, berusaha mendapatkan kembali fokus yang hilang karena memikirkan kekasihnya. Kegiatan melukis menjadi pereda stress Renjun sekaligus pembunuh waktu. Jadi jika ia sedang sendiri di rumah seperti saat ini, maka cat dan kertas menjadi korban luapan emosinya.

Kekasihnya sedang pergi keluar untuk membahas proyek baru. Karena hal itu penting untuk dibicarakan maka Renjun memberi izin kepada si surai biru pergi keluarㅡ dengan rentetan kalimat peringatan untuk menjaga diri tentunya.

Drrrt...

From : Jen

Aku akan kembali sebelum makan malam

"You better be." Gumamnya tanpa membalas pesan teks dari sang kekasih, melempar ponsel begitu saja ke kasur.

"Oh sial aku mengacau."

Saking kesalnya Renjun sampai mencoret keluar sketsa, dengan terburu ia mencari lap yang biasa digunakannya untuk membersihkan cat air. Namun benda itu tidak ada di kamarnya lalu Renjun pergi mencari ke kamar Jeno.

Dirinya kesal karena akhir-akhir ini Jeno seperti mengabaikannya. Saat makan malam si surai biru masih memegang ponselnya, saat di kamar Jeno menggantungkan tanda 'jangan ganggu' di pintu, dan tak biasanya sang kekasih berbicara dengan orang lain lewat panggilan jika tidak terlalu penting, namun sepertinya akhir-akhir ini ia sering menghabiskan waktu untuk berbicara dengan beberapa orang berbeda dalam sehari di telepon.

Sibuk? Mungkin saja, Jeno itu jenius menggambar digital, siapa yang tidak mau berada dalam satu kelompok dengannya?

Bosan? Itu juga mungkin. Hubungan mereka sudah berjalan 8 bulan lamanya, dari awal musim semi sampai akhir musim gugur. Selama itu mereka tidak pernah pergi berkencan di luar, dan menjalani hari-hari biasa di dalam rumah. 

Juga, mereka hanya pernah bermain sekali.

"Ah, itukah sebabnya Jeno bosan?" Renjun menarik napasnya dramatis. Namun kemudian menggeleng, mencoba berfikir positif lalu kembali mencari lap kecil itu di meja belajar sang kekasih.

Tuk!

Si mungil mendesis, mengusap dahinya yang terantuk bagian meja saat menunduk mengambil lap. Niatnya pergi dari sana dan segera membereskan kekacauan di kertasnya, tapi benda pipih berlogo apel tidak utuh di atas meja menarik perhatiannya.

Tangannya mengambil i-pad Jeno, "huh? Tidak biasanya dia meninggalkan benda penting ini di rumah."

Karena penasaran Renjun membuka dengan mudah i-pad itu dengan password yang sudah ia hapal diluar kepala. Dirinya benar-benar penasaran siapakah gerangan orang-orang yang kerap dihubungi Jeno entah dalam bentuk video call maupun panggilan; hal yang membuatnya tersingkir dari prioritas sang kekasih.

Quarantine Mood Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang