you're joking, right?

4.4K 666 121
                                    

Mohon diingat semua yang ada disini murni karanganku, aku hanya meminjam tokoh ^^































🔆



"Jen! musuh di arah jam 9!"

"Copy that."

Langit malam dan suasana gelap gulita menambah ketegangan di medan perang. Tak satupun suara terdengar selain suara binatang malam juga langkah kaki yang sengaja dibuat senyap. Ia melipir diantara semak dan pohon sembari membawa senjata, bersiap membidik musuhㅡ

"Sudah puas main gamenya?"

Jeno menoleh dan menemukan sang housemate yang tengah bersedekap dada di ambang pintu. Ekspresinya sulit ditebak, tapi yang pasti hanya satu, pemuda Huang itu hendak memarahinya karena tidak kunjung berhenti bermain game sejak sehabis sarapan dan sekarang sudah pukul 1 siang.

Ia langsung menjeda permainan begitu Renjun masuk ke kamarnya.

"Wow, man! Suara siapa itu?"

"Kekasihmu? Ku yakin setelah ini kau tidak diizinkan bermain lagi hahaha.."

"Matilah kau,"

"Seobin benar. Ada kata-kata terakhir sebelum meninggalkan team?"

Tawa mengejek terdengar dari headphone nya, ia masih terhubung dengan beberapa temannya omong-omong. Dirinya melepas headphone itu, menghindari percakapan tidak jelas.

"Siapa yang tadi pagi bilang akan berhenti sebelum jam makan siang?" Tanya Renjun.

"..."

Jeno hanya diam menatapnya dengan pandangan tanpa dosa. Si mungil membuang nafasnya kasar, pemuda Lee ini sulit sekali dipisahkan dari game online, padahal tadi malam setelah listrik menyala, saat Renjun sulit tertidur -akibat cerita horror itu-  sempat mengintip kamar sang housemate dan menemukan Jeno yang masih bermain game di televisi kamarnya.

Dan pagi ini dirinya sudah memperingatkan Jeno untuk berhenti bermain game namun dilanggar oleh sang housemate.

Kesal? Ya! Khawatir? Tentu saja! Renjun pernah melihat berita seorang remaja ditemukan kejang setelah bermain game 27 jam nonstop.

"Turun. Makan siang mu ada di meja makan." Tegasnya sebelum meninggalkan Jeno di kamar.

Pemuda Lee yang melihat punggung Renjun menghilang dibalik pintu pun langsung memasang kembali headphone untuk berpamitan kepada teman-temannya dalam game.

"Aku pergi dulu, bung, sampai nanㅡ"

"Ayy... Lee Jeno takut pada kekasihnya?"

"Ahahah.. itu benar, Jeno ternyata lemah. Bahkan ia tidak menjawab saat kekasihnya berbicara."

"Aku setuju dengan kalian, ku yakin wajah Jeno pucat pasi tertangkap basah oleh sang kekasih~ ahaha..."

Ia menghela napas, teman-temannya salah paham. "Dia bukan kekasihku."

"Mengelak sama dengan merasa,"

Quarantine Mood Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang