glad you are here

4.2K 626 105
                                    

Ah iya, aku lebih suka pake kata "aeu.." daripada "aish..". Jadi tolong maklumin ya kalo nemu kata itu terlalu banyak 😚































🔆






Hal yang pertama terlihat saat kedua mata sipitnya terbuka adalah pemandangan sang housemate dalam dekapannya. Huang mini itu terlihat sangat lelah setelah menangis hampir setengah malam, jangan lupakan amukan nya yang ikut terbawa saat Renjun menceritakan dari awal ia mengenal Yiren sampai berakhir seperti ini.

Karena merasa kasihan, Jeno menutup seluruh kamera pengawas di bagian dalam rumah menggunakan lakban hitam sesudah si Huang terlelap.

Kesimpulan yang bisa Jeno tarik dari kisah Renjun adalah, Yiren merupakan mantan kekasih dari teman SMA nya di China, lalu teman sialan itu malah menjodoh-jodohkan Renjun dengan Yiren. Karena merasa cocok Yiren terus menempel pada Renjun dan dengan mudah melupakan mantan kekasihnya, sampai akhirnya pemuda Huang itu pergi ke Korea untuk belajar di perguruan tinggi.

Sebenarnya kalau ditelisik lagi Renjun adalah anak yang terkenal di sekolahnya dulu. Ia banyak disukai orang-orang, entah itu lelaki maupun perempuan, jadi mungkin saja bukan Yiren pelakunya, tapi kemungkinan itu sangat kecil mengingat banyaknya bukti yang mengarah pada si perempuan.

"4 tahun?" Gumam Jeno. Ia menghitung berapa lama si Yiren Yiren itu mengejar housematenya. "Ck, ck, ck... gila sekali perempuan itu."

Sebenarnya ia juga menyukai Jaemin selama 2 tahun semenjak sekolah menengah tingkat akhir, tapi dirinya sadar untuk tidak terlalu mengejar pemuda berbulu mata lentik tersebut karena takut akan mengganggunya.


Sesuatu yang mungil menggerakan kepalanya, membuat surai yang di cat light ash itu sedikit bergoyang.

"Hm..."

"Jaemin, aku masih mengantuk." Gumamnya.

Tak tahan dengan kelucuan sang housemate, Jeno berniat menjahili nya. Renjun sering tidur bersama Jaemin di kamar, mungkin kebiasaan nya belum hilang karena pemuda bak malaikat itu baru saja pindah kurang lebih dua minggu yang lalu.

Jeno melepaskan pelukan pada si mungil, lalu dengan perlahan ia mengubah posisi kepalanya menjadi sejajar dengan leher Renjun. Sepasang tangan kekarnya kembali melingkar di perut bawah sang housemate, dengan aba-aba aksi jahilnya pun dilaksanakan.

"Satu.. dua.."

Dan tepat pada hitungan ke tiga, Jeno mengusak-usak kepalanya di leher si mungil seperti anak anjing. Berniat membangunkannya dengan barbar sebagaimana sang housemate membangunkan nya setiap pagi.


Srukk.. srukk...

"Lonjun-ah, bangun! Bangun~ Bangun~"

"Ugh.."

"Ayo bangun!"

Dengan alis menukik dan mata yang masih sembab akhirnya Renjun membuka matanya, nampak terganggu dengan apa yang Jeno lakukan.

Quarantine Mood Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang