Sorot padang memenuhi ruangan fotocopy yang terletak jauh dari ruang guru. Seorang wanita dewasa berwas-was sejak pertama kali menginjakkan kaki di ruang bercat putih dengan paduan warna hitam di langit-langit ruangan fotocopy.
Guru Seni budaya yang berada di ruangan itu sekitar 2 jam lalu. Seharus ia sudah mengajar di kelas XI Mipa teknologi 2, tapi ketegangan dan rasa takut membuat ia mengurungkan niatnya untuk kuar dari ruangan itu.
Sekitar 2 jam lebih 40 menit ia habiskan dengan bersembunyi di kolong meja. Entah, apa yang membuatnya seperti ini. Pundaknya yang terasah sakit dan berat mengakibatkan ia susah berjalan.
Sorot mata penuh kekhawatiran dan ketakutan sangat jelas terlihat di wajah pucatnya. Ia tak bisa apa-apa, semua do'a sudah ia panjatkan. Tapi hasilnya tetap sama. Suara-suara aneh yang memenuhi ruang bertema monokrom dengan lampu yang 'sengaja' di kedap-kedip oleh 'someone'.
"Hahaha... Hahah... Haha.."
Suara cekikan ketawa seorang 'pria' muncul lagi.
"Pergi kamu! Jangan ganggu saya!", kata guru Seni budaya itu dengan nada suara yang sedikit meninggi.
Sudah banyak tenaga yang ia keluarkan sedari tadi. Sekarang ia tak bisa berbuat banyak lagi sebab tenaganya sudah habis.
Dan, ia pingsan.
***
Keadaan kelas yang kacau dan bising terdenngar dari kelas XI Mipa teknologi 2. Akibat guru Seni budaya tak mengajar jadilah jam kosong di kelas ini.
"WOI, SIAPA YANG AMBIL PULPEN GUE! CEPAT BALIKIN KALAU GAK GUE HANCURIN KELAS INI", teriak Caca menggema di seluruh ruang kelas bahkan hingga kelas tetangga.
"CACA, GAK USAH TERIAK-TERIAK KALI! SAKIT NI KUPING GUE!", balas Yeirens tak kalah teriak.
Ketawa pun pecah, semua penghuni kelas XI Mipa teknologi 2 di buat lucu dengan tingkah kedua sahabat yang sedang bertengkar.
Kecuali Sandra, hanya terlihat gelisah.
Plakk
Suara pukulan meja menggema di seluruh ruangan. Semua penghuni kelas diam tak bersuara dan pengamati ketua kelas mereka yang berdiri dengan wajah datar dan sorot mata yang menandakan 'tak suka akan keributan'.
"Bisa diam gak sih!", kata Arka dengan suara dingin khas pria itu.
Sandra yang melihat itu hanya diam dan sedikit heran dengan pria yang berada di depan meja guru. Pasalnya baru kemarin ia melihat Arka tersenyum, tidak ada ekspresi datar seperti saat ini.
"Fira loh sekretaris kan?", tanya Arka memalingkan pandangan ke Fira
Yang ditanya hanya diam dan mengangguk.
"Ikut gue ke ruang guru cek ibu Yani", kata Arka berjalan meninggalkan kelas.
Fira berdiri dari bangkunya dan mengikuti langkah si ketua kelasnya itu.
Setiba di ruang guru Arka dan Fira bertanya kepada salah satu guru di sana.
"Permisi pak, ibu Yani tidak masuk ya?", tanya Arka
"Emm, perasaan tadi ada. Ibu Yani masuk kok anak", jawab guru paruh baya itu.
"Tapi kok ibu Yani tidak masuk di kelas kami, sekarang kelas kami jam Seni budaya pak", kata Arka
"Ah, iya bapak baru ingat ibu Yani tadi izin ke ruangan fotocopy", jelas guru itu.
"Maaf Pak kalau boleh tahu sudah berapa lama ya?", tanya Arka
![](https://img.wattpad.com/cover/225399478-288-k431183.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Six Sence [REVISI]
УжасыIni adalah cerita tentang gadis yang memilik banyak teman di dunia tempat ia tinggal dan di dunia lain. Jangan takut ini bukan apa-apa, ini hanya sebagian dari apa yang terjadi pada "gadis ini". Sudah banyak cara ia lakukan untuk menghindar dari dun...