Chapter 15 : Incident

15 0 0
                                    

Tiga mobil Sport dengan warna berbeda menulusuri jalanan kota bandung yang terlihat sepi.

Bagaimana tidak sepi, jika jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi.

Entahlah, ide siapa yang menyuruh kedua belas remaja itu berpergian selarut ini.

Satu jam perjalanan mereka tempuh, dan akhirnya sampai di area yang terdapat dua gedung tinggi dengan tulisan besar di gerbang masuknya Apartemen Clove Garden.

Dua belas remaja itu keluar dari mobil. Pandangan mereka menuju gedung yang menjulang tinggi di hadapan mereka.

"Ini benarkan gedungnya?", tanya Vicky.

"Benar kok, kak Raisa udah cari informasinya. Dan inilah apartemennya", jelas Rangga.

"Ayo masuk, dia sudah menunggu", ajak Ranzel yang dari tadi diam saja.

Di perjalanan masuk pintu utama, sudah terlihat pria dengan tubuh kekar dan jas hitam yang kemudian membungkukkan badan ketika melihat mereka tiba.

"Selamat malam tuan dan nyoya", sapa pria itu.

"Gimana sudah ada belum?", tanya Kevin to the point.

"Sudah tuan, ini paspor kamarnya", jawab pria itu yang baru saja mengambil secarik kertas dari saku jasnya.

Kevin menerima kertas tersebut dan melihat paspor yang tertera di kertas itu.

"Yani Sartika025",

"Itu paspornya", kata Kevin kepada yanga lainnya.

Mereka hanya mengangguk paham.

"Dimana kamarnya?", tanya Ranzel.

"Di lantai 8 kamar nomor 2028, sebelah utara dari lift", jawab pria itu sopan.

Ucapan pria itu mengagetkan Sandra yang sedari tadi hanya diam.

Gadis itu mengingat akan suatu hal yang pernah ia alami semenjak tiba di Bandung.

Suara seseorang yang berkata 'kamar nomor 2028'.

Dan pada saat dia dan Tania yang di ganggu di taman menssion.

"Sayang",

Sandra tersadar dari lamunannya saat suara sang kekasih memanggilnya.

Gadis itu menoleh ke samping dan mendapati pria bertubuh tinggi menatapnya khawatir.

"Hm"

"Pulang aja yuk"

"Kalau kamu gak sanggup", ajak Vino yang mulai khwatir dan posesif terhadap gadisnya.

Perkataan Vino sontak membuat Sandra menggeleng dengan cepat lantas berkata, "gak ah, aku udah siap kok".

Vino menghela nafas pasrah, karena pada kenyataannya Sandra sangat keras kepala.

"Ya udah, tapi kalau gak sanggup langsung bilang ya", pasrah Vino sekaligus mengelus surai hitam milik sang kekasih.

Sandra yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya tersenyum dan mengangguk patuh.

"HM"

"Kalau mau bucin jangan di sini", singgung Vicky kepada sepasang kekasih itu.

Sepasang kekasih itu memilih melanjutkan jalan dari pada menghadapi manusia seperti Vicky.


***

Sementara di tempat lain, seorang gadis manis sedang di sidang, di ruangan monokrom.

"Kamu kenapa tidak melarang mereka?", tanya seorang Pria yang seumuran dengan lawan bicaranya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 Six Sence [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang