Chapter 8 : Beranikan Diri

13 1 0
                                    

Terik matahari yang sangat panas hingga rasa gerah memenuhi sekujur tubuh, hampir seluruh siswa berkumpul di kantin hanya untuk menyegarkan dahaga, tapi tidak bagi kedua pria yang sedang bertanding basket, letak lapangan basket yang tidak jauh dari kantin belakang dan  7 gedung kelas XI Ips membuat mereka jadi pusat perhatian siswa-siswi BHS.

Kedua pria itu sudah siap untuk bertanding, salah seorangnya memakai baju seragam putih abu-abu dan yang satunya memakai baju khusus anak basket. Tatapan kedua pria ini penuh dengan kebencian satu sama lain.

"Kalau kalah jangan nangis ya", cibir pria berseragam anak basket.

"Ck, jangan harap deh loh ", balas pria berseragam SMA.

Plutt

Pluit berbunyi tanda pertandingan di mulai.

***

"Kakak Sandra", panggil gadis imut dengan rambut di biarkan terurai

"Ya, kenapa dek? ", tanya Sandra yang sepertinya mengenal gadis imut itu

"Itu kak Vicky lagi tanding basket lawannya anak kelas XI bahasa", kata gadis imut itu

"Ya udah biasa kok dia begitu", jawab Sandra

"Tapi ini itu pertandingan yang berbedah kak, mata kakak Vicky itu penuh kebencian", balas gadis imut yang bernama Shila

"Serius ila?", tanya Sandra tak percaya

"Serius kakak, tuh mereka lagi di lapangan basket.

Tanpa basa-basi Sandra pun berlari ke lapangan basket. Karena ia sangat khawatir jika Vicky berekspresi seperti itu, ia takut kejadian dua tahun lalu akan terjadi lagi. Apalagi Vicky yang tak bisa mengontrol emosi, tidak seperti saudaranya yang lain. Vicky adalah orang yang super cerewet, paling suka berdebat dan paling emosian.

Gadis imut bernama Shila adalah sepupu dari Vino, ayah mereka saudara kandung. Shila baru kelas X bahasa 5.

***

Pertandingan basket yang hampir selesai itu menambah ricuhnya lapang basket, banyak anak-anak kelas tiga dan kelas dua, hingga anak kelas satu juga menyaksikan pertandingan yang bisa dibilang bukan pertandingan biasa karena kedua orang yang bertanding menggunakan emosi yang sedikit lagi akan meledak.

Plutt

Pertandingan pun selesai dengan kemenangan di tangan Vicky. Pria yang menggunakan seragam khusus anak basket ialah Vicky.

"Masih mau bertanding? ", tanya Vicky dengan wajah songongnya

"Mending jangan deh, takut luh kalah dan buat luh malu. Kasihan banyak anak-anak yang lihat", tambah Vicky

"Heh, tunggu aja nanti gue gak akan relakan Nada untuk loh", balas pria berseragam basket itu.

Jadi asal mula pertandingan ini karena mereka merebut Nada anak XI bahasa 2, gadis pernakan Amerika itu telah membuat kedua pria ini hampir bertengkar karena memperebutkan nya.

"VICKY", teriak Sandra

Pria bermata coklat itu menoleh ke arah sumber suara, matanya tiba-tiba membulat karena pemilik dari suara itu adalah Sandra. Gadis itu maju ke tengah lapangan dan tanpa menunggu lama lagi ia langsung menjewer telinga Vicky dan menyeret pria itu menjauh dari keramaian.

"Auh, sakit Sandra". Teriak Vicky

"Syukurin", cibir Sandra

Sandra menarik telinga Vicky dan membuat si empunya mengikuti arah jalan Sandra, sepanjang kooridor dan lapangan banyak pasang mata yang melihat tingkah mereka berdua, ada yang ingin tertawa tapi ditahan karena takut akan terjadi suatu hal yang tidak mereka inginkan. Apalagi, jika mereka sampai membuat masalah dengan keluarga Auristela.

 Six Sence [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang