Chpater 7 : Sandra Birthday

10 0 0
                                    

Waktu menunjukan pukul 11.30 malam, dan Sandra belum juga terlelap dari tidurnya. Malam ini ia sangat gelisah karena Vino dan saudaranya yang lain belum juga pulang.

Ia takut akan terjadi suatu hal seperti beberapa bulan yang lalu, ia memang tidak sendiri di rumah karena ada banyak pelayan di rumah besar itu. Tetapi, ia merasa nyaman dan aman hanya ketika ada Vino atau yang lainnya.

Sandra pun terun dari ranjang nya, ia ingin ke ruang tamu menunggu mereka pulang. Sampainya, ia di ruangan tamu terlihat lampu tidak menyala, bahkan seluruh ruangan lampunya mati. Sandra takut akan hal itu.

"Vino... ", panggil Sandra

Tak ada jawaban

Ia berjalan meraba-raba dinding karena ia tak melihat apapun, kecuali kegelapan. Sandra tidak kepikiran untuk membawa handphone karena benda pipih miliknya sedang tak bernyawa.

"Vicky, Kevin... "

Masih tak ada jawaban

Sandra terus berjalan keluar, ia melihat ada cahaya lampu di taman, dia pun melangkahkan kaki lebih cepat agar sampai ke luar. Akan tetapi, Sandra menabrak tembok besar, membuat wanita itu meringis kesakitan.

Jam menunjukkan pukul 12.00, dan tiba-tiba saja lampu menyala.

"Dorrr....., Happy birthday to yo", teriak sekelompok orang yang muncul dari balik tembok, siapa lagi kalau bukan keluarga Auristela, sahabat-sahabat Sandra, dan para pelayanan.

Hal itu membuat Sandra terkejut dan hampir jatuh, tapi di tahan dengan dada bidang milik Alvaro Auristela. Ya, ialah sang kakak yang sangat di rindukan oleh Sandra.

Semua keluarga Auristela berkumpul dan sangat lengkap.

"Selamat ulang tahun kesayangannya kami semua", kata mereka serempak.

"I Love You Sandra", tambah mereka serempak.

Acara yang sangat meriah, terlihat banyak sekali kue ulang tahun dari mereka masing-masing, ada juga sang ibu yang paling pertama memberi kecupan di kening anak perempuannya itu. Setelah itu opa dan oma yang paling disayangi Sandra. Yaitu tuan Mahendra dan nyonya Angelina

"Oh, kau sudah tambah tua my sweet", kata Alvaro dan langsung memeluk adiknya itu.

"Abang, i really-really miss you". Ujar Sandra dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Mereka sudah lama tak bertemu, sekitar tiga tahun. Karena sang kakak yang harus menempuh pendidikan di Inggris.

Mereka semua pun memeluk Sandra bergantian, walaupun pelayan Sandra tak sungkan untuk memeluk mereka.

"Tuhan melindungimu selalu nyonya muda", ujar salah satu pelayan yang sudah berkepala empat. Sandra pun memeluknya.

"Nyonya ini untuk mu, mungkin tak terlalu bagus. Tapi saya ikhlas memberikannya untukmu nyonya", tambah pelayan paruh baya itu. Sandra menerimanya tanpa tak perduli isi dari kado kecil itu.

"Oh, my honey", teriak Vicky. "For you honey", tambah pria itu. Sandra menerima kado yang terbungkus dengan rapih dan memeluk Vicky

Sahabat-sahabat Sandra pun memberikan kue dan hadiah untuk gadis itu, mereka juga saling berpelukan. "Oh my friend, akhirnya kau tambah tua. Selamat untuk usia barumu 17 tahun", kata Caca memberikan hadiah kepada Sandra.

Mereka pun merayakan ulang tahun Sandra bersama-sama di ruang tamu yang lebih besar dari pada lapangan golf (sepertinya begitu).

Mereka pun berbincang-bincang menanyakan kabar dan sekedar basa-basih.

 Six Sence [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang