TWENTY ONE

101 18 7
                                    

Cerita ini hanya fiksi. Jika ada kesalahan atau typo, mohon dimaafkan.

*

Eunji membuka mulutnya lebar. Menguap kuat sampai dahinya berkerut. Kemudian dia menggeleng sambil memejamkan mata dan menghembuskan napasnya kasar. Berusaha untuk tidak terhanyut menuju alam tidur. Dia akui dirinya ingin tidur melebihi dari siapapun. Seharian ini lelah dan terlalu banyak pikiran di benaknya.

Rekan kerjanya terkekeh melihatnya. "Kau ingin kubuatkan kopi?" Kyungsoo menawarkan. Kebetulan dia sedang membuat secangkir untuknya sendiri.

"Tidak usah," tolak Eunji, "sehabis ini aku bakal pulang. Jadi tidak usah repot-repot."

"Baiklah." Kyungsoo mengiyakan dan segera duduk di sofa begitu selesai membuat kopi.

"Kalian sudah memikirkan hadiah?" sela Hayoung menduduki bangku di samping Eunji. Ponsel yang dipegangnya ditunjukkan ke Eunji, menunjukkan foto selimut bermotif garis hitam dan abu-abu. "Menurutmu bagaimana? Apa aku harus memberikannya ini?"

"Untuk siapa?" tanya Eunji.

Hayoung kecewa. "Chen akan menikah minggu depan. Kau lupa?"

Mendengarnya membuat Eunji mengusap wajahnya. "Aku bahkan tidak sempat memikirkannya dari kemarin-kemarin." Dia menghela napas.

"Itu tugas para wanita." kata Sehun di depannya. Tangannya berhenti mengetik saat mendengar Hayoung membahas soal hadiah. "Sebagai lelaki, tugasnya hanya dukungan dan doa saja." Dia tersenyum lebar setelah mengatakannya.

"Benar sekali." Kyungsoo sependapat dengan Sehun.

Hayoung berdecak kesal memandang Sehun.

"Mereka sudah menemukan kebahagian. Itu sudah lebih dari cukup untuk dinamakan hadiah dari tuhan. Jadi lebih baik mendoakan yang terbaik saja buat mereka ke depannya." jelas Sehun sambil melanjutkan pekerjaannya mengetik di laptopnya.

"Tapi tidak cukup. Rasanya seperti ada yang kurang. Paling tidak sebagai ucapan selamat, aku ingin memberikan sesuatu yang bisa mengeratkan hubungan mereka lebih lama. Benar, kan?" tanya Hayoung memandang Eunji.

"Iya ... Aku masih di Rumah Sakit ... tidak, aku sedang tidak sibuk." Eunji berucap dengan seseorang di ponselnya yang ditempelkan ke telinga. Tidak ada yang sadar bahwa dia menerima panggilan tadi.

Sangat miris karena Hayoung diabaikan oleh Eunji ketika mencoba cari teman yang bisa mengiyakan perkataannya. "Ya sudahlah. Kalau begitu aku pilih ini saja buat hadiahnya." Dia beralih lagi ke ponselnya dan mematikannya setelah merencakan apa yang dia ingin beli. Kemudian menghela napas. "Aku juga mau punya pasangan. Kapan aku juga bakal mengumumkan pernikahanku ke orang lain seperti mereka? Jodohnya saja masih belum tampak."

"Gorilla sepertimu memangnya ada yang mau?" Sehun keceplosan.

Hayoung kaget mendengarnya. Kyungsoo yang ada di sofa hampir kelepasan ingin tertawa. Dia berusaha menahannya agar tidak terkena imbasnya.

Namun Sehun terlihat tenang dan tidak merasa bersalah setelah mengatakannya. Matanya sibuk memeriksa sesuatu di laptopnya.

"Apa katamu?" tanya Hayoung, "Gorilla." Dia tertawa dan berdecak setelahnya.

"Aku pulang duluan." pamit Eunji singkat. Ponselnya masih lengket di telinga.

"Hati-hati di jalan." Hanya Kyungsoo yang membalasnya. Mengetahui dua rekannya sedang tidak acuh.

Eunji meninggalkan ruangan menyisakan bertiga di dalamnya. Hayoung masih menatap dendam Sehun yang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Sedangkan Kyungsoo menyejukkan dirinya menikmati secangkir kopi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Fallen Memories - SEASON 3 [CHANJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang