SIXTEEN

93 21 5
                                    

Cerita ini hanya fiksi. Jika ada kesalahan atau typo, mohon dimaafkan.

*

"Halmeoni membiarkannya menginap di sini?" Chanyeol bertanya pada Nenek Deoli. Tepat di depan orang yang dimaksud.

"Untuk sementara doang," jawab Nenek Deoli enteng.

Chanyeol berhenti mengambil separuh nasi di mangkuknya dengan sumpitnya dan menatap Nenek Deoli. "Biar kutebak. Karena uang?"

"Tidak akan lama, Yeol. Dia akan tinggal selama dua hari saja di sebelah kamarmu. Setelah itu, kamu bisa bebas lagi tanpanya." lanjut Nenek Deoli sambil mengunyah daging ikan yang dipotong kecil dengan sumpitnya.

"Memangnya kenapa sih? Kamu merasa terganggu dengannya?" Mackenyu ikut campur. Dia dengan santai mengunyah semua lauk yang ada di meja makan satu per satu.

Tatapan Chanyeol beralih ke Eunji, orang yang duduk di hadapannya yang balas menatapnya. Tidak memancarkan kebencian sama sekali tatapan Chanyeol pada Eunji, tapi dia cuman merasa tidak nyaman dengan keberadaan Eunji.

Mackenyu mengangguk setelah memperhatikan keduanya. "Dugaanku benar. Kamu memang merasa terganggu." Dia mengatakannya tidak terlalu jelas karena dalam mulutnya penuh.

Chanyeol langsung mengalihkan pandangannya. Dia menunduk dan mencoba menyibukkan dirinya mengambil nasi di mangkuknya dengan sumpit di tangannya.

"Makan yang benar atau nanti kusumbat mulutmu itu." Nenek Deoli mengomel ke Mackenyu.

Mackenyu pun menyesal. "Maafkan aku."

Eunji tersenyum kecil melihatnya sebelum melanjutkan makannya.

"Oh, iya. Terima kasih sudah mengundangku ke sini." Setelah menelan semua makanannya yang ada di dalam mulutnya, Mackenyu memberikan ucapan itu kepada Eunji.

Eunji menggeleng. "Tidak. Harusnya aku yang berterimakasih. Hanya ini yang bisa kulakukan untuk membalas kebaikan kalian yang sudah menolongku." Dia menunjuk semua makanan di meja, menandakan bahwa dia yang mempersiapkan semuanya termasuk memasaknya.

Hal itu dikarenakan Mackenyu yang memberikan petunjuk mengenai keberadaan Chanyeol. Sore kemarin, Chanyeol datang ke rumah sakit untuk mengantarkan pasiennya Mackenyu. Kebetulan sosoknya itu ditemukan oleh Eunji yang memikiki urusan di rumah sakit. Dia melihat Chanyeol sedang mengobrol bersama Mackenyu. Dia mengenalnya, walau wajahnya setengah tertutup karena rambut bagian depannya.

Tepat pembicaraannya selesai, Eunji awalnya berniat untuk mengejar Chanyeol yang keluar dari rumah sakit. Karena tidak berhasil menemukannya, akhirnya Eunji memutuskan bertanya tentang orang yang dicarinya itu pada Mackenyu.

"Rasanya seperti tidak asing," kata Mackenyu setelah mencicipi semua lauk yang ada di meja, "tapi ini enak."

"Syukurlah." Eunji tersenyum merasa lega mendengarnya.

"Ngomong-ngomong jam berapa acaranya?" Nenek Deoli menyela dan bertanya pada Eunji.

"Maksud Halmeoni, mengenai seminarnya?" tanya Eunji balik. Mencoba menyakinkan apakah itu yang dimaksud.

Sebelum keduanya melanjutkan pembahasannya, Chanyeol spontan berdiri dan keluar dari perkumpulan di meja makan. Kemudian dia melangkah menuju pintu keluar.

"Mau kemana kamu, Yeol?" tanya Nenek Deoli menyadari tingkah Chanyeol yang aneh.

Chanyeol sedang mengenakan sandalnya buat dirinya keluar. "Aku akan ke kamar."

"Kamu tidak berniat mengunci diri sendiri lagi di dalam kamar bukan?" Nenek Deoli mengingatkan Chanyeol kembali soal kemarin.

Chanyeol tidak bergeming setelah membuka pintunya. "Aku tidak akan melakukannya." jawabnya menoleh ke Nenek Deoli

Our Fallen Memories - SEASON 3 [CHANJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang