FOURTEEN

94 18 10
                                    

Cerita ini hanya fiksi. Jika ada kesalahan atau typo, mohon dimaafkan.

*

"Halmeoni, minta sebotol soju lagi!" teriak pria berjenggot tipis dan kecil di dagunya. Itu sudah yang kelima kalinya, dia meminta sebotol soju, sejenis minuman keras yang mengandung alkohol.

Sebagian orang meliriknya di tempat kedai makanan yang menyediakan sup hangat, mie jajangmyeon, tteokbeokki dan lain-lain. Termasuk minumannya, soju. Ada yang merasa terganggu hingga cuman penasaran. Namun, sebagian orang juga ada yang mengabaikannya karena dia selalu memesan menu yang sama dari sejak awal dia masuk ke tempat itu.

"Halmeoni!" Sekali lagi dia teriak, merasa pesanannya belum diterima. Atau panggilannya yang tidak disahut oleh pemilk kedainya. Tidak peduli sekitar yang merasa terganggu dengan keributannya.

"Apa tidak apa-apa kita biarkan begini terus?" Taeyong bertanya pada Nenek Deoli, si pemilik kedainya. "Dia sudah mabuk parah. Lihat, tuh!"

Nenek Deoli melihatnya sebentar dari tempat kasir. Dia kembali menghitung uang yang baru saja diberikan untuknya dari pelanggan yang sudah selesai makan di kedai miliknya. "Tidak apa-apa! Kasih saja."

"Halmeoni yakin?" Taeyong tidak terima, "empat botol sudah dihabiskannya. Memangnya Halmeoni tidak kasihan dengannya?"

"Kasihan, tapi bagaimana cara menghentikannya?" Wanita berambut putih itu juga merasa khawatir. "Sekarang kita tidak bisa menghalangi keinginannya."

"Cepat sudah berikan saja soju-nya dan bantu aku melayani yang lain." Pria dengan dua nampan sekaligus di kedua tangannya yang isinya masing-masing dua piring mie jajangmyeon. Dia membalasnya sehabis keluar dari dapur. Suara Taeyong tidak sengaja tersampaikan ke telinganya saat menyiapkan makanan. Pria tersebut merupakan salah satu pekerja di kedai Nenek Deoli. Rekan kerjanya Taeyong.

"Kenapa kalian malah membiarkannya?" Taeyong masih tidak setuju.

Nenek Deoli yang mendengarnya sudah malas dan memilih tidak menghiraukannya. Matanya menyipit menghitung uang kembalian.

"Apa yang akan terjadi jika kau tidak menurutinya, kamu ingin menanggungnya?"

Taeyong menoleh ke pria yang baru saja memberikan pesanan pada pelanggan lain dan hendak kembali ke dapur untuk menyiapkan pesanan selanjutnya. Dengan paksaan, Taeyong membuang napasnya kasar sebelum akhirnya mengambil sebotol soju untuk diberikan kepada pria mabuk dan meresahkan di pojokan sana.

"Dasar Anak muda! Kenapa lama sekali mengantarkannya?"

Hasilnya Taeyong mendapat omelan dari pria mabuk yang dari tadi menagih pesanannya. "Maafkan saya," sesalnya setelah meletakkan sebotol soju di samping botol lainnya yang sudah kosong ke mejanya. Taeyong tidak marah, karena bagaimanapun pria di depannya adalah pelanggan. Dan dirinya disini sebagai pelayan.

Saat ingin melangkah pergi untuk kembali melaksanakan pekerjaannya yang lain. Terdengar suara banyak benda terjatuh, bersamaan dengan terkejutnya pelanggan lain karena melihat pria mabuk tadi terlentang di lantai dengan tangan yang habis meremas dadanya. Taeyong melihatnya ikut terkejut.

"Apa dia tertidur?"

"Tidak mungkin."

"Dia terlihat kesakitan."

Semua bergumam ini itu menyaksikannya. Taeyong berlutut untuk mencoba membangunkan pria mabuk tadi yang tidak sadarkan diri sekarang.

"Minggir!" Rekan kerjanya mendorong Taeyong dari pria mabuk itu.

Our Fallen Memories - SEASON 3 [CHANJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang