EIGHTEEN

92 18 4
                                    

Cerita ini hanya fiksi. Jika ada kesalahan atau typo, mohon dimaafkan.

*

Chanyeol mendesah. "Yang benar saja. Aku diculik cuman buat jalan-jalan bersama kalian." kesalnya.

"Tenang saja. Kujamin bakal menyenangkan." Mackenyu tersenyum lebar melirik wajah Chanyeol yang malas di belakangnya lewat kaca yang ada di atas.

Bayangin saja, ketika sedang tidur dengan lelapnya. Bisa-bisanya Taeyong dan Mackenyu menyelundup diam-diam ke kamar Chanyeol. Mereka bekerja sama mengangkut Chanyeol ke mobil dengan menutup kepalanya menggunakan plastik hitam setelah mengikat tangan dan kakinya dengan tali.

Tentu saja Chanyeol terbangun karena kaget. Dia tidak bisa melihat dan memberontak. Dia cuman dapat teriak-teriak minta tolong seperti orang kesurupan. Namun, saat masuk ke dalam mobil dan dibuka plastiknya sama Nenek Deoli. Ternyata dia diculik oleh orang yang dikenalnya dan dengan penuh kejutan mereka yang di dalam malah menertawakannya.

"Kukira kalian benar-benar penjahat." sangka Chanyeol. "Aku terlihat bodoh sekali. Kenapa harus pakai cara penculikan segala?"

"Nenek Deoli yang merencanakannya." jawab Mackenyu terkekeh.

Nenek Deoli berdecak. "Kau tidak akan mau pastinya kalau Halmeoni ajak secara empat mata." tegasnya. "Begini lebih baik. Karena kamu tidak punya pilihan lain."

Chanyeol menghela napas setelah melihat Nenek Deoli di sampingnya. "Ini keterlaluan."

"Sudahlah tidak apa-apa." Mackenyu melihat Chanyeol lewat kaca di atas sebentar sebelum kembali memperhatikan jalan, karena dirinya yang menyetir.

"Bisa tolong lepaskan talinya?" Chanyeol merujuk menunjukkan tali yang masih mengikat tangan dan kakinya ke Nenek Deoli.

Nenek Deoli membantunya melepaskan tali. "Kenapa talinya diikat kuat banget?" keluhnya

"Maaf," sesal Mackenyu tertawa, "aku terbawa suasana dalam misi penculikannya."

"Sialan." umpat Chanyeol kesal.

Menunggu Nenek Deoli yang sedang berusaha melepaskan tali di tangannya, Chanyeol sadar orang yang duduk di depan sampingnya Mackenyu menyetir mobil, tidak mengeluarkan satu kata pun.

Setelah memandangi Eunji sebentar lewat pantulan pintu kaca mobil, dia melepaskan tali di kakinya dengan seorang diri ketika tangannya telah dibebaskan.

Kejadian semalam membuat Eunji tidak ingin berkata apa-apa. Bahkan ketika Mackenyu bertanya apakah dia baik. Eunji cuman mengangguk dan tersenyum. Dan Chanyeol melihatnya, dia juga tidak mau banyak terlibat lagi dengannya. Hari ini hari terakhir Eunji untuk tinggal di sini.

"Taeyong di mana?" tanya Chanyeol menggulung talinya. "Dia tidak ikut?"

"Ikut, kok. Dia menyusul kita dari belakang dengan motornya sendiri." balas Mackenyu. "Padahal tadi ingin kuajak Sooyoung juga."

Chanyeol meletakkan talinya di bawah pijakannya. "Terus?"

"Kondisinya sedang buruk. Dia habis mabuk berat semalam kayaknya. Makanya tidak bisa ikut." jelas Mackenyu. "Jadi ingat kamu dulu, Yeol. Ketika pertama kali bertemu. Tukang mabuk."

"Diamlah!" celetuk Chanyeol sebelum Mackenyu melanjutkan ceritanya.

Mackenyu terkekeh dibuatnya. "Baiklah."

***

Tidak seperti yang dikatakan Mackenyu, Chanyeol tampak tidak menikmati setiap perjalanannya. Sampai di pantai, yang sangat menyukai perjalanan itu adalah Taeyong, Mackenyu dan Eunji. Chanyeol cuman melihat mereka bersenang-senang sekaligus menemani Nenek Deoli yang bersantai-santai.

Our Fallen Memories - SEASON 3 [CHANJI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang