16. aneh

274 42 37
                                    

"Sorry ya, gue gak bisa bawa kendaraan."

Momo menggeleng. "Gak papa kok, ciyus. Gue malah makasih lo udah mau nemenin, Hoon."

Jihoon mengernyit. "Hoon?"

"Iya, gak suka ya gue panggil gitu?" tanya Momo sembari memberikan tatapan memohon, tanpa menyuarakan dia ingin Jihoon menyetujui panggilan barunya. Jihoon mengerjapkan matanya beberapa kali melihat itu, ini dia doang yang sedang model lebay atau memang Momo terlihat berbeda?

Bagaimana Jihoon mendeskripsikannya ya ... Momo seolah berusaha agar terlihat berbeda. Cowok itu menggelengkan kepalanya, melunturkan pemikirannya barusan.

"Ya boleh sih, keinget Nyong dulu manggil gue gitu waktu awal jadi duo," jawabnya sebagai bentuk pengalihan dari pikirannya sendiri.

Momo mengangkat kedua alisnya, "A-ah jadi bukan gue yang nyiptain?" Jihoon menaikkan sebelah alisnya, menatap heran pada cewek itu.

Momo aneh, pikirnya.

Momo membulatkan matanya, baru menyadari tingkahnya. Cewek itu sedikit menjauh dari Jihoon karena canggung, "Sorry, Ya Tuhan pasti gue aneh banget ya?"

Mendengar itu Jihoon tergelak. "Santai, kayak sama siapa aja lo. Ayo ke salon dulu, gue gak mau ya nunggu lama-lama."

Momo memutar bola mata malas, ini ke sekian kalinya Jihoon memperingatkan padanya untuk tidak lama-lama saat di salon. Sama seperti laki-laki lain yang Momo kenal, sensitif kalau mengantar pacarnya ke salon.

"Gue cuci sama potong rambut doang, asli!"

Jihoon tergelak lagi kemudian memasukkan tangannya ke dalam saku jaketnya. Ia mempercepat langkahnya. "Kalau gitu cepetan jalannya, studio yang gue datengin sama Nyong lumayan jauh dari salon."

Momo berdecak dan berlari kecil menyusul Jihoon, ia biasanya tidak suka jika didesak supaya cepat. Tapi hari ini mungkin suasana hatinya sedang baik makanya ia tidak banyak protes dengan apa yang Jihoon ucapkan dan minta.

Entah karena itu Jihoon.

***

"Gimana? Cocok gak?"  tanya Momo setelah keluar dari salon dan menemukan Jihoon duduk di tempat yang berjualan es kelapa muda. Cowok itu tidak mau menunggu di dalam salon, katanya lebih baik di luar sambil jajan es.

Jihoon mendongak, mulutnya masih mengunyah kelapa. Laki-laki itu mengangguk seraya mengacungkan ibu jarinya. Setelah menelan, baru ia bersuar. "Cocok kok, cakep."

Harusnya Momo tidak bereaksi lebih dengan ucapan Jihoon, karena sosok itu kadang terlalu apa adanya dalam berbicara. Lagipula bukan hal yang mengherankan, siapapun di kosasra yang meminta pendapat pada Jihoon tentang penampilannya, cowok itu selalu menjawab dengan kata 'cakep'.

Tetapi, Momo sekarang malah mematung di tempatnya. Degup jantung yang menjadi lebih cepat dan kepala yang menunduk.

Jihoon menghabiskan isi gelas itu kemudian berdiri dan menatap pada Momo, cowok itu mengernyit dan bertanya, "Lah kenapa?"

Momo sedikit tersentak, dengan cepat mengendalikan dirinya lagi. Dia terkekeh canggung. "Nggak, tadi sepatu gue kayak aneh aja."

Pengalihan yang bagus karena itu Jihoon, dia percaya-percaya saja.

"Oh sekarang udah gak aneh kan?" tanya Jihoon, ikut menatap pada sepatu Momo. Kali ini Momo yang menatap Jihoon heran, rasanya dia mau berteriak kalau yang aneh sekarang adalah Jihoon.

kosasra; seventwice 96LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang