14. Nyaman

340 42 11
                                    

Ada beberapa hal yang tak pernah Wonwoo inginkan untuk ditebak. Dulu tentang jawaban Jennie setelah Wonwoo mengajaknya berpacaran di taman yang kemudian jadi tempat favorit mereka di kota asal. Kemudian, diterimanya dia atau tidak di KSS dan sekarang ia kembali merasakan hal itu.

Mengapa sekarang ketika melihat Seungyoun dan Jennie, ia tidak bisa melihat mereka sebagai sepasang sahabat lagi? Mereka masih sama, tapi ada pancaran berbeda yang keduanya keluarkan. Terasa hangat dan nyaman, untuk keduanya bukan untuk Wonwoo.

Wonwoo tidak ingin menebak alasan kenapa ia melihat keduanya seperti itu sekarang. Dia tidak cemburu, ia hanya merasa hampa.

Biasanya akan sangat menyenangkan ketika mendengar tawa Jennie atau mendapat balasan pesan kala keduanya dihadapkan dengan situasi sama-sama disibukkan oleh dunia. Tapi, sekarang tidak.

Rasanya Jennie tidak jauh berbeda dengan teman perempuannya yang lain.

"Wonwoo, hey?"

Wonwoo mengerjapkan matanya dan dengan cepat mengendalikan dirinya, menatap pada perempuan yang sedari tadi ada di pikirannya. Jennie memandangnya khawatir, mungkin karena ia tahu Wonwoo melamun.

"Mikirin apa?" tanyanya.

Wonwoo menggeleng. "Ah nggak, tiba-tiba keingetan aja jawaban pas ulangan tadi."

Jennie langsung memahaminya, perempuan itu terkekeh kecil dan meraih lengan Wonwoo untuk dipeluk. Pipinya menempel pada pundak laki-laki itu, posisi yang sering mereka lakukan jika berjalan berdua. Biasanya akan ada kenyamanan yang Wonwoo rasakan, tapi kali ini ia meragukannya. Wonwoo ingin melepasnya, tapi ia hanya diam dan mempercepat langkahnya.

"Cobain yang roti rainbow itu yuk, kita beli kejunya sekarang. Roti aku masih ada di asrama," ucap Jennie, begitu terdengar lepas. Seharusnya Wonwoo tidak merasa aneh, karena sekali lagi hal ini biasa terjadi pada keduanya. Sudah seperti rutinitas yang mereka lakukan bersama.

Wonwoo merutuk dalam hati, ia sebenarnya kenapa sih?

"Boleh," balasnya sambil mengukir senyum, tangannya bergerak untuk mengusap tangan Jennie yang ada di lengan yang satunya, "aku mau sandwich juga tapi."

Kepala Jennie menjauh dari pundaknya, ia memandang Wonwoo antusias. "Gimana kalau kita masak buat seasrama? Kamu biasanya traktir martabak terus, yang ketan lagi kan banyak yang gak suka."

Wonwoo tergelak. "Ya gimana, biasa sama kosasra belinya itu habis aja sampai tiga kotak. Lagian aku beli karena Jeongyeon nitip."

"Yaudah, yuk buatin mereka rotinya?"

Wonwoo memandang Jennie lembut sembari mengukir senyuman tipis. "Iya ayo."

"Sayang?" Laki-laki itu mengernyit mendengar balasan Jennie.

"Kamu hari ini beda, belum ngucapin sayang ...," ucap Jennie lirih dan membuat Wonwoo menahan napasnya seketika. Terdengar sepele memang, tapi jika suatu hal sudah menjadi kebiasaan dari seseorang dan orang itu tak melakukannya dalam satu waktu, ini patut dicurigai.

"Ah belum ya? Hahahaha, yuk kita beli bahannya, Sayang."

Jennie menghembuskan napasnya pelan dan mengangguk. "Iya, ayo."

Wonwoo membasahi bibir bawahnya, ia tidak boleh membiarkan rasa tidak nyaman ini terus menerus ada.

Wonwoo membasahi bibir bawahnya, ia tidak boleh membiarkan rasa tidak nyaman ini terus menerus ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kosasra; seventwice 96LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang