3. Kos

365 61 1
                                    

Momo sampai di kos yang akan menjadi tempat tinggalnya selama kuliah disini kemarin, tepatnya saat sore. Dan dirinya belum sempat berkenalan dengan tetangga-tetangganya. Meskipun kos campuran ternyata kamar cowok dan cewek tetap dikelompokkan, tidak satu kamar cowok dan sebelahnya kamar cewek. Dan luas kamarnya menurut Momo cukup luas untuk ukuran kos.

Tadi dia sempat mengantarkan Mama dan Papanya ke depan, mereka memenuhi ucapan Mama perihal menginap di hari pertama. Ketika mobil keduanya menjauh, Momo menarik napasnya panjang. Ia merasa kalau ia akan kesulitan disini, tapi semoga saja itu hanyalah perasaannya.

Jihoon dan Jun pun belum sampai kesini, katanya sih hari ini mereka akan datang. Tapi setelah Momo tanya lagi tadi pagi, dua-duanya tidak membalas sama sekali. Mungkin mereka dalam perjalanan.

Dia berencana untuk ke kamarnya lagi, banyak yang belum ia bereskan. Tapi langkahnya berhenti ketika ada seorang cewek yang menyapanya. Dia menyapa dari ambang pintu yang Momo yakini adalah pintu kamar orang tersebut.

"Hai, anak baru ya? Kenalin gue Hyunjung tapi lo bisa panggil gue Seola. Oh kayaknya gue lebih tua dari lo jadi pake embel-embel 'kak' ya!"

Momo tersenyum, "Halo, Kak. Gue Momo, salam kenal ya."

"Oh ya, lo anak KSS juga kan? Maba jurusan mana?" Tanyanya lagi.

"Seni tari."

Raut terkejut ditunjukan oleh Seola, kemudian berganti jadi memandangnya takjub.

"Oh pertama kalinya disini ada anak seni, gue saranin kalau mau latihan jangan malem. Disini suka ketenangan gitu, takutnya lo diprotesin."

Momo mengerjapkan matanya, meskipun dalam hatinya ada pertanyaan yang enggan ia suarakan. Jadi yang dilakukan cewek itu hanya mengangguk dan memberi raut yang menunjukkan dirinya paham.

"Lusa kemarin juga ada anak baru yang seangkatan sama lo, ajak kenalan aja. Kamarnya yang itu, namanya Haeyoon. Sebelahnya kamar Eunbi dan sebelah kamar lo itu kamar Nayoung."

Mata Momo mengikuti ke arah setiap kamar yang ditunjuk Seola. Cewek itu mengangguk setelahnya, "Okay, Kak."

"Kayaknya yang kos disini angkatan baru kalian berdua aja, eh ada deh yang cowok dua. Gue belum kenalan sih sama mereka," ucap Seola terdengar antuasias. Entah dirinya sadar atau tidak dengan Momo yang sudah ingin pergi dari dari sana.

"Oh nggak, Kak. Temen gue ada dua orang," balas Momo.

"Oh belum pada datang, cewek?"

Momo menggeleng, "Cowok."

Lagi, raut terkejut ditunjukan oleh Seola.

"Lo temenan sama dua cowok? Hebat, hebat."

Momo meringis, memangnya salah? Padahal temannya lebih banyak cowok dibanding cewek. Tapi pada akhirnya dia mengeluarkan tawa yang terkesan hambar.

"Iya, Kak. Gue pamit duluan ke kamar ya, banyak yang belum gue beresin," ucap Momo dalam hati merasa lega karena akhirnya berani mengucapkan kalimat ini.

"Oh iya, semoga betah ya. Kalau butuh bantuan ke kamar gue aja," balas Seola diakhiri dengan senyuman hangat yang membuat Momo balas tersenyum hangat.

"Okay, thanks Kak!"

Yang dilakukan Jihoon sedari tadi adalah membuntuti Jun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yang dilakukan Jihoon sedari tadi adalah membuntuti Jun. Padahal Jun sudah menyuruhnya untuk pergi lebih dulu ke Kos tapi Jihoon kukuh ingin bersamanya.

Jun sendiri berinisiatif untuk membeli beberapa makanan ringan yang nantinya akan dibagikan kepada tetangga-tetangganya. Itu juga sekaligus untuk salam perkenalan karena mereka punya kemungkinan tinggal bersama dalam waktu yang tak sebentar.

Jihoon benar-benar membuntutinya, dia berjalan di belakang Jun dan ketika mereka keluar dari Toko bukannya maju agar langkah mereka beriringan. Yang dilakukan Jihoon malah menarik tasnya seolah seorang anak yang tidak ingin tertinggal oleh ibunya.

"Hoon, lo jalan di sebelah gue aja," ucap Jun dan menarik tangan Jihoon agar berjalan di sebelahnya.

"Lo tuh gugup ya mau ketemu orang baru?" Sambungnya dan dengan ringan merangkul Jihoon, tapi Jihoon sendiri tidak protes dengan hal itu. Tidak untuk sekarang lebih tepatnya.

"Dikit," balas Jihoon pelan.

Jun tergelak, "Wajar, dah yok jalannya cepetin. Biar Momo ada temen."

Keduanya berjalan santai dan tak terkesan buru-buru. Bawaan keduanya sekarang hanya tas dan kantung berisi makanan yang Jun beli, barang-barang lainnya sudah lebih dulu diantar.

Setelah berkunjung ke rumah pemilik Kos untuk mengambil barang-barang keduanya dan kunci kamar, mereka langsung menuju Kos. Setelah beres-beres sedikit di kamarnya, Jun menuju kamar Jihoon. Berniat untuk mengajak cowok itu berkenalan dengan tetangga yang lain. Meskipun sempat menolak, ujungnya Jihoon membuntuti Jun lagi.

Beberapa kamar yang mereka kunjungi, kosong. Mungkin karena ini masih siang dan banyak yang beraktivitas diluar. Untungnya kamar terakhir yang mereka kunjungi ada penghuninya.

"Hai, ada apa nih?" Tanya pemilik kamar itu sembari membenarkan kacamatanya.

"Ini ada makanan, hitung-hitung salam perkenalan. Saya Jun dan ini Jihoon," balas Jun dan Jihoon tersenyum ketika namanya disebut.

Cowok itu mengangkat kedua alisnya, kemudian mengangguk paham. Dia menerima makanan yang diserahkan Jun dan memberi senyuman lebar.

"Salam kenal, panggil aja gue Ten ya! Kalian maba juga kan? Gak usah kaku-kaku sama gue," ucapnya.

"Oh sama-sama maba ternyata, salam kenal sekali lagi ya, Ten. Tadi gue ngunjungin kamar satu-satu sih tapi pada gak ada. Untungnya lo ada," balas Jun.

"Salam kenal juga, pada mulai sibuk sih kayaknya. Dikit kok tetangga kita, yang itu kamar Kak Seungwoo terus Kak Ong terus Doyoung, maba juga dia."

Jun dan Jihoon kompak mengangguk bersamaan dengan tangan Ten yang sebelumnya menunjuk satu persatu pada kamar orang-orang yang dia sebut turun.

"Omong-omong jurusan apa?"

"Gue ips," ucap Jun dan mengikuti Jihoon agar cowok itu ikut berbicara.

"Gue seni musik."

Ten melihat Jihoon lekat, "Kebetulan sama-sama seni! Duh semalem tuh gue kenalan sama tetangga yang lain katanya kita gak boleh berisik kalo malem, disini sukanya ketenangan. Padahal di peraturan yang ibu kos kasih gak ada kan, kita harus omongin ke ibu-nya."

Jihoon mengerjapkan matanya, sebenarnya kurang memahami karena Ten berbicara dengan cepat. Tapi setelah beberapa detik dia bisa memahaminya.

"Boleh, mau kapan?"






















Tbc—4-10-20

Seungwoo, Ong, Doyoung, Seola, Eunbi, Nayoung, Haeyoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seungwoo, Ong, Doyoung, Seola, Eunbi, Nayoung, Haeyoon.

Hai ;›

kosasra; seventwice 96LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang