“Tinggalkan aku sendiri.”
Yang diperintah hanya mengangguk paham.
Potongan yang ia kenakan sudah jelas menggambarkan betapa beradanya wanita paruh baya itu.
Semua terlihat luxury bahkan untuk menginjakkan kedua kakinya di kawasan ini, orang-orang akan berpikir mungkin ia sedang tersesat.
Karena tak mungkin ada salah satu warga dari kawasan rumah keluarga Chou yang terlihat sangat berkelas seperti penampilan Nyonya Tan.
Sejenak ia pandangi bangunan sederhana berloteng satu yang tampak balkon berhias lampu-lampu di atasnya. Sebenarnya ia tak peduli dengan kehidupan pribadi sang putra tiri, tapi ada satu hal yang membuatnya harus berlelah datang sejauh ini.
Katakanlah nyonya Tan ini terlampau cerdas. Memikirkan perkataan telak dan tak terbantah dari tuan Jeon tempo hari membuatnya terpaksa melakukan cara ini.
Pergerakannya terhenti tepat di samping ranjang Tuan Jeon lalu meletakkan semangkuk bubur hangat beserta air putih dalam gelas bening yang tertata rapi bersanding dengan potongan apel dalam mangkuk yang lebih kecil.
Seperti biasa ia akan melayani sang suami, sambil mengecek keadaan pria paruh baya itu yang berangsur pulih.
Dan Kali ini nyonya Tan berniat mengajukan permintaan khusus pada tuan Jeon.
“Ayah,” ucapnya sambil menyendok bubur putih yang masih mengeluarkan kepulan asap halus.
“Ada apa?”
“Dulu ayah pernah mengatakan bahwa akan memberikan salah satu pabrik kita kepada Taehyung, kau tahu bukan bahwa dia--"
Meskipun dengan suara yang sedikit lemah, tuan Jeon dapat memotong ucapan istrinya dengan cepat.“Ya, bahkan aku lebih dulu tahu.”
“Apa?!” nyonya Tan hanya menggeleng mencerna ucapan suaminya.
“Aku bahkan lebih dulu tahu sebelum Taehyung menyadari bahwa ia tengah ditipu.”
Sontak mata nyonya Tan membola sempurna “Kenapa ayah membiarkannya begitu saja? Bahkan ayah menyimpannya dengan rapi dan tak pernah menceritakan ini.” Nyonya Tan tak habis pikir, bagaimana mungkin sang suami menyembunyikan hal besar apalagi ini terkait putri mereka.
“Dan kau baru berbicara saat aku yang bertanya?!”
“Untuk apa menceritakan sesuatu pada orang yang selalu gegabah seperti kau,”
“Apa?! bagaimanapun aku ibu Sana, mana ada orang tua yang ingin melihat anaknya bersusah payah bahkan jatuh dan hancur,” Nyonya Tan berbicara dengan sedikit meninggi dan urung menyuapkan satu suapan bubur yang kini sudah dingin.
Tuan Jeon diam melihat reaksi serta luapan emosi nyonya Tan padanya. “Bisa aku habiskan dulu semangkuk bubur yang hampir dingin ini? Selagi itu kau bisa keluar dan mencari udara segar agar saat nanti aku menjelaskan semuanya kau dapat berpikir jernih.”
°°°
Suasana kantor sudah sepi, dan harusnya Tzuyu cepat berkemas untuk pulang. Namun tidak, ruangan dengan pintu kayu itu menggugah hati Tzuyu untuk membuka dan masuk ke dalam.
Kini kedua kaki jenjang gadis Chou sudah sepenuhnya berada di dalam bekas ruangan Jungkook yang bahkan belum genap tiga hari ditinggalkan pemuda itu.
Hati Tzuyu tiba-tiba terasa perih, semerbak aroma khas dari pria Jeon menguasai indera penciumannya ketika berhasil masuk ke dalam ruangan.
Kedua manik cantik Tzuyu yang sudah basah kini perlahan mengedar, mengabsen tiap sudut ruangan yang seharusnya saat ini dapat ia lihat lelaki itu tengah berkutat dengan tumpukan berkas tiada akhir dan sesekali memijat keningnya yang pening.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Deserve Better [JJK & CTY]
FanfictionApakah karena memiliki perasaan yang sama lantas dua orang dapat dengan mudah bersama? Banyak hal yang yang mendasari. Salah satunya sudut pandang dan pola pikir dari keduanya. Bila hanya salah satu yang menginginkan apa masih bisa bersama? Jungkook...