P A R T 1 1

19 4 0
                                    

haiiiiii^^

Maseha sama Nayna balik lagi nih :)

yuk di baca, semoga sukaaa yaaa <3


Bel pulang sekolah telah berbunyi. Semua murid sudah mulai keluar kelas untuk pulang. Tapi tidak dengan kelas XI IPA 1. Guru yang mengajar di kelas belum berhenti menerangkan materinya.

Anak kelas XI IPA 1 sudah mengeluarkan umpatan - umpatan daritadi. Tidak ada yang berani menegur guru yang dianggap lumayan killer oleh siswa siswi SMA Garuda.

Nada sudah mengumpat berkali - kali. Dia sudah rindu dengan kasurnya. Sedangkan Nayna sedari tadi hanya diam. Dia kesal, tapi dia masih memilih diam.

"Itu si ketua kelas suruh ngomong dong, kalo udah bel pulang udah bunyi."

"Iya tuh. Diem aja masa."

Wahyu menggeleng berkali - kali. "Nggak. Gue nggak berani." Yang lainnya hanya bisa pasrah. Entah kapan mereka akan dipulangkan.

Nayna yang sedari tadi hanya diam kini sedang memasukkan buku - bukunya ke dalam tas. Dia lalu mengangkat tangannya, "Pak Margono!" seisi kelas langsung kaget melihat Nayna mengangkat tangan.

Guru yang bernama Margono tersebut langsung menoleh lalu mengernyitkan dahi melihat Nayna sudah menggendong tasnya. "Ada apa Nay ?"

"Saya mau ijin ke kamar mandi Pak."

Pak Margono mengangguk, "tapi kenapa gendong tas segala ?."

Nayna berjalan ke depan menghampiri Pak Margono, dia tersenyum lalu menjulurkan tangannya kepada Pak Margono. Pak Margono yang sedari tadi masih bingung hanya bisa menyambut tangan Nayna. Melihat itu Nayna langsung menempelkan dahinya ke punggung tangan Pak Margono.

"Iya, Pak. Maaf sebelumnya, saya mau ke kamar mandi terus pulang." Nayna menatap Pak Margono sebentar, "soalnya bel udah bunyi dari 15 menit yang lalu, Pak. Permisi ya, Pak. Saya duluan." Nayna langsung berjalan keluar kelas setelah pamit kepada pak Margono. Dia berjalan santai keluar kelas tanpa memperdulikan teman temannya yang lain. Padahal dalam hati dia ketar ketir ketakutan. Takut - takut kalau Pak Margono akan memarahinya.

Sampai di depan kelas, ternyata sudah ada Mahesa dan yang lainnya. Wajah mereka terlihat sangat masam. Nayna tersenyum geli menatap mereka lalu dia tertawa pelan mendengar kegaduhan dari dalam kelas.

"Lama banget sih Nay. Bel udah bunyi dari 15 menit yang lalu loh." Mahesa menarik tangan Nayna agar Nayna berdiri tepat di depannya.

Nayna terkekeh pelan, "iya maaf. Ini aja gue ijin duluan. Kalo ga gini masih nanti gue pulangnya."

"Emang gurunya siapa sih, Nay ?" tanya Kafin yang sedari tadi sudah cemberut.

"Pak Margono."

"Anjir emang." Umpat Farraz

"Lama banget bangke."

Nayna mengendikkan bahunya acuh, "ga ada yang berani ngomong. Gue udah capek pingin cepet - cepet sampe rumah, ya gue bilang gue ijin ke kamar mandi terus pulang."

"Ngga papa gitu ?." Tanya Mahesa

Nayna menggeleng, "ngga papa kali, bodo amat."

"Paling juga pertemuan selanjutnya lo dimarahin beb." Ujar Farraz yang langsung direspon geplakan yang cukup kencang dilengannya, "ya janganlah, gila apa ya." Jawab Nayna bergidik ngeri.

"Kalo beneran diomelin ngga papa juga sih, orang gue ngga salah" imbuh Nayna lalu menatap Mahesa yang juga sedang menatapnya, "yaudah gue duluan ya. Tungguin aja cewek - cewek kalian." Imbuh Nayna lalu berjalan meninggalkan yang lain diikuti oleh Mahesa. "Gue duluan" pamit Mahesa yang langsung diangguki lesu oleh ke empatnya.

NAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang