Nayna, Alin, Kana, Bora, dan Nada saat ini telah berada di Our Caffe. Caffe yang biasa mereka singgahi jika sedang bosan di rumah atau memang ingin berkumpul.
Our Caffe merupakan bangunan dua lantai yang sangat apik. Di lantai satu sendiri didesain dengan tema vintage. Lumayan banyak barang barang antik yang ditata sedemikian rupa sehingga menciptakan suasana era jaman dahulu yang begitu kental namun juga romantis.
Sedangkan di lantai dua pengunjung akan disuguhkan dengan suasaan modern yang memanjakan mata. Suasana romantis pun lebih terasa dibandingkan lantai satu. Disini banyak lampu lampu tumblr yang mampu menambah kesan romantis tersebut.
Nayna dan yang lain biasanya lebih memilih di lantai dua. Mereka akan memilih lantai satu jika memang ingin saja
“Sorry babe, aku telat” ujar seorang cowok yang merupakan pacar dari Alin. Kalian tentu tau bukan siapa dia ? ya dia adalah Kafin.
Kafin langsung duduk dikursi yang berada didepan Alin. Tentu mereka terpisah dengan meja panjang.
Mereka memilih meja yang panjang daripada meja kecil yang hanya cukup untuk 3 – 4 orang saja.
Alin mendengus kesal namun langsung tersenyum setelahnya “iya gapapa. Mana pernah kamu ga telat” sindir Alin
“Aku baru telat sekali loh” bantah Kafin sembari memegang lalu mengelus punggung tangan Alin “iyain biar fast” ketus Alin
Tak lama setelah itu terdengar suara keributan baru memasuki area lantai dua.
“Lo sih Len, gara gara lo gue jatoh terus ga jadi minta nomer cewek tadi kan” kesal Farraz. Biang keributan itu adalah Farraz, Wayan, Nalendra, dan Mahesa
Nalendra menoyor kepala Farraz dengan jari telunjuknya “lo kalo liat cewek bening ya jangan mupeng banget dong. Liatin cewe cantik pake berenti, berhentinya ditengah tangga pula ya gue dorong lo biar cepet jalan. Di belakang juga banyak yang mau naek.”
Tadi setelah ditinggal Kafin berlari lebih dulu ke dalam Caffe, mereka berjalan berempat memasuki Caffe lalu menaiki tangga menuju lantai dua.
Saat di pertengahan tangga Farraz yang berada dipaling depan tiba tiba berhenti. Nalendra yang ada di belakang Farraz pun terkejut karena kelakuan temannya yang satu ini.
“Lo ngapain berhenti ?” tanya nya dengan alis yang bertaut namun tak kunjung mendapatkan balasan dari Farraz. Lalu dia mengikuti arah pandang Farraz yang ternyata tengah memperhatikan seorang cewek cantik yang turun dari lantai 2.
“Len. Kenapa sih ? buruan napa. Banyak yang mau naik juga ini”
Nalendra yang kesal dengan Farraz karena tak menyahut ucapannya untuk berjalan menaiki tangga lagi, diapun mendorong Farraz hingga cowok itu terjatuh
“Wedhusss! Sakit bingcit” kesal Farraz kepada Nalendra.
Dia makin kesal lagi karena banyak yang melihatnya terjatuh lalu mentertawakannya. Apalagi cewek yang dia lihat sedari tadi juga tertawa. Niatnya mau kenalan lalu minta nomor telepon cewek itu malah berujung mempermalukan diri sendiri.
Wayan tertawa lagi sembari mendudukkan diri dihadapan Kana “ya lagian lo salah. Ngehalangin langkah banyak orang tau ga”
“Ya tapi ga usah dorong gue bisa kali” sinis Farraz sembari mengusap lengannya yang sakit
“Lo disuruh si Nalendra buat lanjut malah kagak nyahut. Yang dorong aja biar cepet” Mahesa tertawa terbahak bahak mengingat kejadian tadi. Sakitnya mungkin ga seberapa. Tapi malunya itu ngga kira kira.
“Hai Nay” sapa Mahesa pada Nayna yang ikut tertawa karena sedikit paham apa yang dialami Farraz. “Hai juga”
Ke empat teman Nayna yang sedari tadi tertawa langsung mengatupkan bibirnya. Lalu melihat ke arah keduanya. “Murid baru itu ya ?” tanya Bora
KAMU SEDANG MEMBACA
NAME
Teen FictionF R I E N D Z O N E Itulah kata yang tepat untuk mendeskripsikan hubungan antara Nayna Amita. Gadis cantik yang pintar, baik meskipun terkadang dia juga slengean dengan Cowok ganteng sifatnya sebelas dua belas dengan Nayna. Mahesa Ekadanta namanya. ...