P A R T 4

88 44 10
                                    

Saat ini jam baru menunjukkan pukul 7.30 PM dan disinilah Mahesa dan sahabatnya berada. Blue Caffe. Sesuai dengan yang telah mereka bicarakan tadi.

Mengenakan kaos polos berwarna putih dibalut dengan jaket jeans berwarna hitam. Celana jeans hitam dan sneakers yang berwarna senada dengan celananya Mahesa terlihat sangat menawan.

Banyak perempuan yang sedari tadi mencuri pandang kearahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak perempuan yang sedari tadi mencuri pandang kearahnya. Bahkan banyak yang secara terang terangan memperhatikannya. Mahesa tau itu. Tapi dia tidak perduli.

Farraz yang sedari tadi memperhatikan sekeliling pun membuka suara "beuh ceweknya cakep cakep bener"

"Itu mata biasa biasa aja gak? Kayak gapernah liat cewek cakep lo Margono"

Farraz mendelik tajam kepada Wayan. Tanpa menyahut ucapan Wayan dia tetap memperhatikan sekeliling dan sesekali juga mengedipkan mata.

"Alig aliggg banyak banget yang liatin gue sambil senyum senyum" pekik Farraz heboh

Sahabatnya yang sedari tadi bermain ponselpun langsung mengangkat pandangannya dan memperhatikan sekeliling kecuali Mahesa. Memang banyak yang melihat ke arah mereka. Atau lebih tepatnya melihat ke arah Mahesa

Kafin menoyor kepala Farraz dengan gemas, "mereka lihatnya ke Mahesa bukan lo" Mahesa yang mendengar namanya disebut langsung mematikan ponsel dan dimasukkan kedalam kantong celana

Nalendra juga tidak ingin kalah. Dia juga menoyor kepala Farraz dengan sedikit kencang. "PD banget lo knalpot motor" membuat Farraz semakin kesal

"Jangan kegantengan ya sahabat" ujar Wayan sambil mengelus pelan bahu Farraz yang duduk disampingnya
Farraz langsung menepis tangan Wayan dengan kasar "lah emang gue ganteng. Ga liat lo muka gue kayak mukanya Rey Mbayang gini" ujarnya dengan mantap

"Siapa ? Rey Mbayang ? halu apa lo ?"

"Tau nih pede banget. Kasian gue sama Rey Mbayang. Ya kali muka ganteng gitu disamain sama wajan kerak telor cem dia" ujar Kafin sembari menunjuk Farraz dengan jari telunjuknya. Farraz pun langsung sedikit memajukan tubuhnya lalu menggigit jari Kafin dengan kencang

Kafin langsung mendorong wajah Farraz dengan kencang lalu mengumpat pelan "sakit gilaaa"

Yang lain pun terbahak melihatnya apalagi melihat wajah watados Farraz seolah dia tidak telah melakukan apapun

---

Ditemani coklat hangat dan cemilan kesukaannya, Nayna tengah menonton tv di ruang keluarga bersama Abang tercinta. Saat ini dia tengah menonton drama anak remaja yang masih SMP sambil sesekali mengomentarinya

"Masih SMP juga udah pacaran aja"

"Kenapa lo ? pengen lo ?" tanya Bara sembari memasukkan wafer rasa keju ke dalam mulutnya

NAMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang