#8•давление
Darcy mengeluarkan pistol dari saku bagian dalam jaket, mengaktifkan pistol bersiap menembak siapapun yang mencoba menyerang ke arah mereka. Lantai kayu berderit ketika mereka mengendap dari kamar ke kamar untuk memeriksa.
"Tidak ada yang sebusuk ini kecuali mayat manusia." Darcy merendahkan suara, dia terus menatap selidik keadaan sekitar sambil salah satu tangannya ke belakang menjaga Laura agar tetap dalam jangkauan dirinya. Ia merasakan Laura semakin gemetaran, namun dia cukup patuh untuk mempertahankan sikap tenang tanpa menimbulkan suara keras.
Tibalah mereka di ujung koridor, sebuah ruangan dengan dua pintu putih setinggi dua meter dan di antaranya sedikit celah terbuka. Darcy melihat Laura sudah menahan hidungnya dengan punggung tangan terganggu oleh bau busuk yang semakin menyengat.
"Sebaiknya kau tidak melihatnya. Ada orang yang sengaja membuang mayat di rumah kosong ini. Kepalanya hancur." Jelas Darcy tenang. Mungkin suara jatuh tadi adalah para tikus loteng mengetahui kalau mayat ini ia perkirakan sudah lebih dari satu Minggu.
"Pria atau wanita?" Laura mencengkram punggung jaket Darcy. Dia hanya berani mengintip sedikit dari balik bahunya, di dalam ruangan cahaya matahari menembus sempurna, terang, tirai juga jendela terbuka menyeluruh.
"Dari bentuk punggung dan pakaiannya, sepertinya dia pria. Tubuhnya terbujur kaku terlungkup di atas lantai. Aku tak bisa melihat detailnya dari sini dia terlalu jauh di dekat meja kerja." Bisa di duga ruangan ini bekas milik Fernando Giovinco.
"Jangan tinggalkan aku. Siapa tau masih ada penyusup berkeliaran." Keahlian Laura hanya sebatas melakukan penyerangan kecil dan melarikan diri secepat mungkin. Tak pernah sekalipun dia diizinkan oleh keluarganya belajar menembak atau memilik kemampuan menggunakan pisau.
Darcy menarik ke dua pintu hingga tertutup rapat. Benar apa kata Laura, sebaiknya dia membawa wanita itu ke tempat aman karena rumah ini masuk ke dalam lingkup berbahaya. Pembunuhan atau pembuangan mayat dengan sengaja bukan lagi hal wajar.
Darcy menghubungi Boyd untuk menyusul ke lantai atas. Dia lalu datang bersama beberapa pengawal lainnya, menerobos ke dalam ruangan dan memeriksa keseluruhan secara detail. Sedangkan Laura dan Darcy kembali ke mobil sambil menunggu informasi dari Boyd.
Melihat Laura melamun sambil menyandarkan kepala di jendela mobil, Darcy berceletuk "Apa yang sedang kau pikirkan? Sudah bertahun-tahun menjadi bagian keluarga Giovinco bukankah menemukan mayat manusia adalah hal biasa."
"Kenapa harus rumah ini? Masih banyak rumah kosong di deretan perumahan tua ini." Gumam Laura sendirian. Apakah ada sebuah petunjuk untuknya? Ataukah si pelaku tau bahwa dia mulai menetap di kota ini, memperkirakan bahwa nanti akan ada kunjungan ke rumah lamanya. Jadi orang tersebut mempersiapkan semuanya.
Kehadiran mayat itu sudah dalam rencana.
Tak lama kemudian Boyd datang, dia berdiri di depan jendela Darcy menjelaskan apapun informasi yang dia dapatkan dari mayat asing tersebut. "Kami belum bisa mengidentifikasi mayat itu. Tidak ada tanda pengenal atau sejenisnya. Dia mendapatkan luka benturan keras di kepalanya hingga pecah serta ada ciri dia mencoba melakukan penyerangan balik. Diduga dia mati akibat pendarahan otak. Dari pakaiannya dia tampak seperti tunawisma. Namun anehnya dia menyimpan ini di kantung celananya." Boyd menyerahkan emas berbentuk koin yang dibalut sapu tangan putih.