32 | Deceptive Serenity

406 31 5
                                    

Bayangan tangan besar dan dingin mencekik leher Laura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bayangan tangan besar dan dingin mencekik leher Laura. Tanpa belas kasihan, mencengkam, selalu dikelilingi oleh kegelapan samar sekaligus menyesakkan. Kemudian dalam sekejap suara ledakan pistol memekakkan pendengaran. Dengungan nyata berseteru oleh deru nafas memburu.

Meski ini mimpi bercampur ingatan masa lalu. Kenangan Darcy dilumuri tatapan membunuh mampu membuat aliran darah Laura gemetar hebat. Tembakkan demi tembakkan diluncurkan begitu saja tanpa belas kasih hingga darah bercucuran di lantai.

Diam-diam hati Laura menyimpan ketakutan. Ia tak bisa meremehkan Darcy apapun bentuk ceritanya. Jika pria itu sudah mengambil satu keputusan. Siapapun yang ada di dekatnya mustahil selamat kecuali dirinya.

Mungkin Darcy akan berkata seperti ini, "Laura, kenapa kau selalu memikirkan hal remeh? Itu hanya pertemanan sementara dan tidak berguna untukmu. Lagipula aku bisa membawa seribu teman lainnya yang lebih layak menggantikan perempuan miskin itu. Berhentilah merengek kau seperti anak kecil menangisi mainan rusak."

Bila Laura memutuskan pertemanan. Itu bukan persoalan tentang diri Emma melainkan Laura seperti kehilangan dirinya sendiri. Namun tak ada yang mau mengerti.

Disisi kamar, Laura tersentak bangun dari tidur. Tubuhnya banjir peluh dan dia sesekali batuk. Sulit untuk tidur tenang.

Laura menoleh ke cahaya terik di jendela. waktu mendekati jam dua belas siang. Bibi Emely membiarkan dia istirahat cukup lama.

Tak butuh waktu banyak, seorang pelayan wanita mengetuk pintu kamar dan masuk. "Nyonya meminta saya untuk membantu anda membersihkan diri sekaligus merawat anda." Seru sang pelayan ramah. Laura baru menyadari ada handuk basah jatuh di ranjangnya. Diduga semalaman pelayan itu menjaga Laura dari demam.

Laura mengangguk lalu menerima pelayanan khusus. Pakaian Laura dilepas kemudian tubuhnya diseka oleh air bersih.

"Anda mengigau beberapa kali sampai saya harus menenangkan anda." ujar pelayan itu sesekali melirik ekspresi sendu Laura.

"Aku mengalami mimpi buruk yang berulang." Laura menekan-nekan pangkal hidungnya karena masih berbekas gambaran wajah Darcy diliputi kekejaman.

"Anda bisa merasa santai dan tenang di kediaman ini. Anda Juga bisa berjalan-jalan seorang diri di perbukitan. Disini terjamin aman. Tuan Alexander selalu mengontrol keamanan dengan baik demi istri dan anak-anaknya. Dan sangat sulit untuk orang lain masuk."

Kalau bukan berkat Darcy, tidak bisa dipungkiri Laura bisa saja tidur di mobil hingga matahari terbit menunggu konfirmasi Alexander sebab ada sistem pengaturan yang ketat.

"Jika anda ingin keluar. Saya akan memastikan Anda berpakaian hangat." Pelayan itu menampakkan seulas senyum.

"Apa kau pelayan pribadi bibi Emely?" Tebak Laura penasaran.

"Iya benar."

"Pantas. Jarang sekali ada pelayan yang begitu banyak bicara dan berkesan akrab."

"Saya telah melayani nyonya Emely sejak dia menikahi tuan Alexander. Setelah itu saya menjadi pelayan pribadinya ketika dia mulai hamil anak kembar. Sikap tuan Alexander cukup merepotkan bagi nyonya." Pelayan itu terkekeh pelan.

The Murder ♦︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang