22 | Panic

1.2K 97 5
                                    

#22•паника

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#22•паника

"Apakah kau mau mencintaiku Darcy?" Ucapan memohon Laura terasa ringan tanpa paksaan. Dia menyentuh dada Darcy dengan pandangan sedikit menunduk menghindari reaksi yang tidak dia inginkan dari pria itu seperti penolakan. Setiap manusia selalu memasang topeng palsu, berpura-pura menyanggupi permintaan orang lain padahal hatinya enggan berbuat demikian.

Ekspresi Darcy sulit terbaca, entah apa yang dia pikirkan namun kata-kata sepertinya bukan hal yang tepat untuk menjawab permintaan Laura. Segera Darcy menuntun Laura agar duduk di pangkuannya, lalu memberi sebuah pelukan erat.

"Darcy, sepertinya sebelum ibuku mati dia diperkosa oleh seseorang. Aku belum pernah menceritakan ini pada siapapun." Firasat yang selalu menghantui Laura selama ini terungkap. Kebencian kecil yang tertanam dalam benak membuat api dendam terbakar memaksa Laura terus melangkah mencari kebenaran.

"Aku akan menggantikannya untukmu. Biarkan tanganku yang berlumuran darah." Darcy melepaskan pelukan, menangkup wajah Laura lalu memberikan tatapan serius tidak tergoyahkan sedikitpun. Biarlah orang lain meragu, karena hanya keyakinan yang bisa mewujudkan hal mustahil sekalipun.

"Terima kasih Darcy. Aku akan membayarmu. Aku akan berjuang untuk memenuhi seluruh perasaan dan keinginanmu." Sahut Laura bersungguh-sungguh. Dulu Darcy selalu dia remehkan sebab sikapnya senang mempermainkan orang lain, namun sekarang menyadari pria itu mengerahkan apapun untuk membantunya dan mau mengikuti permintaan konyol orang yang paling dia tidak sukai-si mafia brengsek agar mendapatkan informasi. Laura harus menyingkirkan keraguannya.

"Memangnya kau bisa melakukan apa untuk memuaskanku?" Darcy terkekeh, hanya pada Laura dia suka iseng menggoda seperti ini. Biasanya dia lebih senang membungkam para wanita yang dia tiduri. Rancauan dan desahan nakal mereka membuat dia muak. Dia tidak suka berisik disaat memulai dan ketika melakukannya.

"Meski aku amatiran.. aku telah membaca banyak referensi tentang seks. Tapi yang membuatku bingung apa kau bisa dianggap seperti pria biasa. Maksudku,.." Laura mengerutkan kening mencari kalimat yang tepat.

Darcy semakin dibuat terbahak, "Kau sampai melakukan penelitian?" Sulit dipungkiri Laura mencoba melayani dia dengan baik tanpa memedulikan sifat payahnya.

"Memangnya aku salah? Berhentilah tertawa!" Tangan Laura memukul dada Darcy. Pria itu tak mengerti betapa banyak usaha yang dia lakukan untuk mempelajari seks secara fisik dan psikis antara wanita dan pria, sebab orang tua ataupun keluarganya enggan membagi pengalaman mereka. Laura tau itu cukup memalukan memberi tahu wanita muda sepertinya.

"Cukup, kalau kau tidak mau melakukannya sekarang. Aku akan pergi." Laura mencoba bangkit, namun tubuhnya di tahan, tengkuk lehernya di rengkuh lalu Darcy berbisik "Perasaan kita memang sangat membingungkan. Tapi kali ini kita nikmati saja percintaan ini." Itu pilihan bagus.

Walaupun perasaan Laura terasa hambar, dia bisa menerima ciuman bergairah dari Darcy. Pria itu berulang kali mengerang seolah apa yang dia tahan akhirnya bisa terwujudkan. Laura dibantu oleh Darcy melepaskan gaun tidur, kemudian senyuman Darcy terukir melihat lingerie berwarna krem dengan brokat lembut Laura kenakan dibalik gaun sebagai kejutan.

The Murder ♦︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang