#12•просветление
Laura mengambil sebuah foto keluarganya yang berukuran kecil dari paviliun untuk diletakkan di atas meja belajarnya. Ini guna mengingatkan Laura bahwa ia harus mengetahui siapa pembunuh ibunya.
Duduk di tepi ranjang Laura melihat wajah ibunya di foto tersebut sambil berbicara, "Kata Darcy aku tidak memiliki dendam apapun tentang kematianmu. Katanya aku hanya penasaran saja. Karena jika aku menginginkan pembalasan dendam, mana mungkin dia tak melihat kemarahan di mataku. Darcy sering sekali menemui para pendendam untuk membalaskan semua perbuatan keji orang yang telah memperlakukan buruk padanya. Seperti Tominus." Laura terjebak pada dilema. Iapun menjatuhkan tubuh di atas ranjangnya, memandang langit-langit putih serta berukiran indah.
Namun beberapa detik kemudian ia tersadar bahwa plafon kamarnya sedikit berubah. Awalnya di kamar loteng ini berdesain sederhana, hanya dipasang kertas dinding putih serta plafon kamar yang polos. Tetapi sekarang terdapat ukiran artistik putih gading mirip seperti rumahnya dulu. Sepertinya Darcy sengaja memesan desain ini kepada seseorang ahli dekorasi interior.
Sontak Laura bangkit mematikan lampu kamarnya dan benar akan ada gradiasi berbeda, nyalang berwarna keemasan saat gelap. Ia ingat ini ketika kecil.
Sungguh sikap Darcy membuat dia luar biasa terkejut. Ini bukanlah desain yang mudah di dapatkan. Kenapa dia melakukan sampai sejauh ini?
"Kau mencoba membuatku tersentuh Darcy?" Laura terkekeh sendirian. "Hanya sedikit. Ingat itu." Masih saja Laura menyembunyikan betapa dia senang pada hadiah yang Darcy berikan. Bahkan mencoba memasang wajah jutek sambil menahan senyuman.
Laura kembali beristirahat, memandangi hiasan keemasan di atasnya dengan nyaman lalu jatuh tertidur. Sepertinya ia harus mengumpulkan alasan kuat untuk mencari pembunuh ibunya. Alasan mengapa ia tak boleh berhenti disini. Serta ia mencari cara bernegosiasi tentang penawaran Darcy.
Semua pemikiran tersebut terbawa hingga Laura bangun dipagi harinya.
Jam masih menunjuk lima pagi. Dia melenguh merenggangkan tubuh lalu beringsut kembali di balik selimut. Meski masuk musim semi ia merasa sangat kedinginan. "Aku butuh pencerahan," seru Laura pemikirannya seperti tersumbat.
Terlintas dipikiran Laura bahwa Emma masih berkerja hingga pukul enam pagi di kedai makanan dua empat jam, sedangkan jam sore dia bekerja paruh waktu di toko perkakas.
Segera Laura bangun mencuci muka, menggosok gigi dan berganti pakaian. Ia memanggil Necker untuk mengantar dia pergi. Masih dalam wajah sembab mengantuk Necker akhirnya mengantar Laura ke kedai restoran tempat Emma bekerja.
"Apakah Boyd tau kita pergi di pagi buta seperti ini?" tukas Necker menahan kuap saat mengemudikan mobilnya.
"Sepertinya tidak." Balas Laura tak peduli pada kepala pengawal Darcy. "Necker, jangan katakan siapapun kalau aku memiliki teman." Laura harus menyembunyikan tentang Emma dari seluruh Giovinco.